Sedikit pertanyaan tentang jalan pikiran seorang dokter.
Saya pernah membawa anak berobat ke dokter. Pas menebus resep, nilainya 1.000.000 lebih. Saya tanya ke petugas apotik, apanya yg mahal. Kata petugas apotik, antibiotiknya ya mahal.
Malam ini saya membawa anak lagi ke dokter (dokter yg berbeda dg yg di atas). Setelah dokter menulis resep, saya tanya obat apa saja. Katanya antibiotik, penurun panas dan vitamin. Lalu saya bilang, kalau ada generik tolong yg generik saja krn saya tahu bahwa komposisi obat paten dg generik sama saja. Obat paten mahal krn biaya promosinya tinggi.
Dokter menjawab bahwa ini antibiotik yg biasa saja. Tapi sambil menjawab begitu, resep yg dia tulis dicoret dan diganti yg lain. Pas menebus resep di klinik tsb, ternyata antibiotik yg diganti tsb tdk ada. Lalu saya cari di apotik lain. Dua apotik yg saya datangi, tdk ada yg menjual. Saya berpikir bahwa mungkin jarang apotik yg menjualnya shg buang waktu saja jika lanjut ke apotik lain. Jadi sayapun balik ke klinik pertama dan bilang ke bagian obat bahwa saya ambil antibiotik yg tadi dicoret dokter itu saja.
Waktu bayar, saya kaget sekali. Ternyata harganya cuma 16.000 utk 15 tablet. Dan ternyata itu antibiotik generik.
Pertanyaan saya, kalau resep pertama memang sdh generik, kenapa dokternya mengganti?
Saya berasumsi dokternya marah dg permintaan saya dg obat generik krn sebenarnya dia sudah meresepkan generik. Tapi saya kan tidak tahu apa yg dia tulis di resep itu. Lagi pula wajarkan kalau pasien minta generik? Bahkan dulu ada kampanye besar2an di tv edukasi obat generik dan mendorong masyarakat meminta kepada dokter agar diberi obat generik.
Jadi sebenarnya bagaimana jalan pikiran seorang dokter itu ya?