Traveling Thailand, no 16 sd 19 (tamat)

16. Kami lalu turun dari boat di dermaga siam. Naik tangga ke atas, muncul2 sudah di jalan besar, jalan phaya thai. Setelah melewati siam center, kami terus ke atas ke stasiun mrt depan siam paragon.
Mrt terdekat ke asiatique adalah mrt saphan taksin. Daripada repot2 lihat jalur lagi jika beli tiket di ticket machine, saya langsung ke counter tiket saja utk beli manual. Tapi kata petugasnya harus beli via mesin. Di counter hanya melayani penukaran uang kertas menjadi koin uang logam utk dimasukkan ke mesin tiket. Oh, begitu ya. Lalu sayapun menukarkan uang kertas 100 baht. Petugas lalu memberikan 10 koin senilai 10 baht. Uniknya dia tidak menghitung koin sejumlah 10, tapi memasukkan koin 10 baht ke sebuah cetakan. Masukkan tanpa perlu dihitung krn panjang cetakan sdh dibuat sesuai dg panjang tumpukan 10 buah koin 10 baht. Wah kreatif juga. Tdk perlu capek2 lagi menghitung.
Mrt terdekat ke asiatique adalah mrt saphan taksin. Sayapun menuju mesin tiket dan mencari mrt saphan taksin. Mesin tiket mrt thailand beda dengan mrt singapura. Di mrt singapura akan muncul peta jalur, nama2 mrt dan harga utk setiap stasiun tujuan. Kita tinggal pencet stasiun yg dituju dan masukkan koin sesuai nominal yg tertulis. Boleh juga lebih karena mesin akan mengeluarkan uang kembalian.
Tapi di mrt thailand yg kita pencet bukan stasiun tujuan, melainkan harga tiket. Contoh ke ratchamdari 10 baht, ke chong nonsi 15 baht, ke saphan taksin 21 baht, maka di samping peta ada tombol2 angka 10, 15 dan 21. Nah, yg kita pencet adalah angka 21, bukan mrt saphan taksin yg di peta. Masukkan koin dan tiketpun keluar. Sama seperti di singapura, tiket tdk boleh hilang karena akan ditap lagi di stasiun tujuan. Kalau gak maka tidak bisa keluar. Beda dg di eropa, umumnya kita tdk perlu tap tiket lagi begitu sampai di stasiun tujuan.
Waktu tinggal thailang sisa satu malam ini saja. Anak2 ingin ke asiatique sedangkan saya ingin melihat pertunjukan siam niramit yang katanya sangat spektakuler dg tata suara, tata cahaya, tata busana, tata panggung dan tata2 lainnya diberi sentuhan teknologi. Jadi kami hanya mengantar anak2 sampai asiatique, sekalian mengobati kepenasaran istri sekedar tahu asiatique. Setelah itu anak2 ditinggal, silahkan mereka mengatur diri sendiri sampai balik juga sendiri ke hostel. Saya berani melepas mereka karena sdh pada dewasa. Dua orang sdh kuliah dan dua orang sdh sma. Alalagi kakaknya pernah sendirian ke singapura. Jadi insya allah amanlah melepas anak2 di bangkok ini.
Dari mrt saphan taksin ada shuttle boat yang mengantar pengunjung ke asiatique, free tanpa bayar. Demikian shafa menginfokan setelah dia searching di google. Tapi herannya begitu sampai di dermaga, ada orang yg menawarkan dengan pegang kertas bertuliskan boat to asiatique 30baht. Lha, katanya gratis. Tapi anak saya jalan terus dan memang ada shuttle boat gratis. Heran saja jadinya. Ada boat gratis, kok masih berani2nya menawarkan boat berbayar.
Naik boat lagi menyusuri sungai chao praya memang mengasikkan. Sensasi yg sama dengan kemarin saat di wat arun.
Begitu sampai di asiatique, anak2 turun. Saya dan istri turun juga, tapi kemudian naik lagi utk kembali ke mrt sapham taksin. Saat itu sdh jam 18. Kami harus buru2 karena mau ke siam maranit. Jaraknya cukup jauh dan bangkok macet di pulang jam kerja begini. Karena itu pilihan bijaksana adalah naik mrt daripada grab. Saya lihat di peta, rutenya adalah mrt s6 saphan taksin-siam, lalu pindah jalur siam-e4 asok. Dari asok pindak stasiun ke mrt suk sukhumvit-cul thailand cultural centre. Terus disambung tuk tuk atau ojek ke siam niramit.
Di mrt sukhumvit untuk pertama kalinya saya menemukan tiket teraneh di dunia. Seperti biasa kita belinya di mesin tiket. Cek stasiun tujuan, cek harga tiket dan pencet tombol harga. Tiketpun keluar. Tapi kali ini yang keluar bukan kartu magnetik seperti biasa, tapi koin plastik warna hitam seperti koin permainan karambol. Benar2 tiket ajaib. Sama seperti tiket kartu magnetik, koin ini juga ditap di pintu masuk dan palang pintupun membuka.
Jam sore adalah jam pulang kerja. Untuk beli tiket di mesin saja harus antri panjang. Kemudian antri panjang lagi saat mau masuk ke kereta. Tapi syukurlah, jam 19.30 kami sampai juga di siam niramit sedangkan jadual pertunjukan adalah jam 20.
Dari siam niramit ada shuttle bus free yg mengantar penonton balik ke mrt cul thailand cultural center. Dari sini kami meneruskan ke mrt per petchaburi. Lalu pindah ke stasiun makkasan dan berlanjut  ke mrt  ratchaprarop. Hostel kami hanya 50 meter dari stasiun ini.

Siam ke s6 saphan taksin, siam, e4 asok, 42 baht cul thailand cultural center, siam niramit.
Tiket teraneh di dunia. 21 bahtBahan plastik, berbentuk koin bulat persis spt koin main karambol tp bewarna hitam. Antrian panjang beli tiket dan masuk train. Sukhumvit thailand cultural center
Cultiral Ke petchabri 29b mrt,  pindah stasiun sky train makkasan ratchaparop 15b.

17. Saya perlu berterima kasih ke teman fb alfiah indasah yg sudah menyebut siam niramit di komennya pada status saya. Selama ini saya searching di google dan menemukan hasil pencarian berupa lokasi2 yg wajib dikunjungi di bangkok. Ada yg berbagai variasi judul seperti 10 lokasi yg wajib dikunjungi. Ada juga hasil pencarian yang 15 dan 20 lokasi. Semuanya tidak ada yg menyebut siam niramit. Dua kali kunjungan saya ke bangkok sebelum ini juga tdk pernah ada info tentang siam niramit.
Info siam niramit dari alfiah saya terima dua hari sebelum jadual kepulangan. Begitu dapat info tersebut, saya langsung searching siam niramit. Begitu menemukan berbagai link dan komentar tentang siam niramit saya langsung tertarik dan memutuskan harus menontonnya. Berbagai hasil searching menyebutkan bahwa ini adalah pertunjukan spektakuler tentang sejarah thailand yang glory dg tata panggung, tata suara, tata cahaya dan tata busana yang spektakuler juga karena memadukan dengan teknologi tinggi. Panggung menggunakan teknologi dengan percikan air yg benar ril. Jumalah performernya saja sampai ratusan orang. Lalu performer bisa muncul tiba2 di samping kita dan di tengah2 penonton. Wow, saya harus menonton kalau begini.
Tiket pertunjukan cukup mahal, 1.500 baht per orang atau 600rb rupiah. Apa karena dianggap mahal lalu tidak muncul di berbagai posting tetang thailand? Apa karena yg posting adalah para backpaker yg uangnya tidak cukup untuk menonton sehingga mereka tdk merekomendasikan tempat ini? Entahlah. Namun bagi saya yg juga backpacker, kalau ada sesuatu yg spectakuler dan sesuai minat maka saya rela mengeluarkan banyak dana untuk itu.
Saya menonton berdua saja dengan istri pada malam terakhir sebelum kepulangam. Adapun anak2 lebih memilih ke asiatique pada malam terakhir itu.
Pertunjukan dimulai jam 20. Peraturannya tidak boleh ada  yang merekam sehingga kamera dan video tidak boleh dibawa masuk. Tapi hape tdk dilarang. Nanti saya akan tahu, walau hape boleh dibawa masuk, tapi ada teknik tertentu yg dipakai sehingga penonton tetap tdk bisa merekam dengan hape.
Tepat jam 20 pertunjukan dimulai. Dibuka dengan atraksi pemukulan bedug dg irama yg enak di dengar dan atraksi memutar2 stik pemukul. Kemudian pentas jadi terang dan muncullah gambaran kegiatan perdagangan masyarakat thai. Lalu muncul kapal, benar2 replika kapal 3 dimensi, dan para pedagang china turun dari kapal membawa kain dan produk2 lain. Lalu mereka melakukan barter dengan penduduk asli. Semua digambarkan dg gerakan teatrikal dengan tata kostum yg indah, tata suara yg lebih dari double stereo dan tata cahaya yg begitu memanjakan mata.
Ada juga penggambaran kehidupan di dalam laut dg ikan warna warni yg berenang ke sana ke mari. Ada ubur2 yg naik turun sambil mengembangsurutkan untaiannya. Ada karang yg cantik warna warni juga.
Kemudian babak pengaruh peradaban khmer. Panggung gelap beberapa saat dan turun layar bertuliskan narasi tentang babak selanjutnya. Begitu layar diangkat, pentas sdh berubah total. Jadi kehidupan pedesaan lengkap dengan hutan dan rumah beneran. Diceritakan bahwa desa itu di pinggir sungai. Dan amazingnya, wow, sungainya benar2 nyata di atas pentas. Pemainnya melompat ke dalam sungai dan airnya memercik. Penonton bagian depan mungkin kena percikannya. Sungguh saya tidak pernah membayangkan, sungai dg air sungguhan yang mengalir airnya bisa di bawa ke atas panggung. Keajaiban tidak berhenti sampai di sini. Setelah itu muncul perahu dari sebelah kanan. Benar2 perahu sungguhan. Penumpangnya benar2 mendayung dengan dayung sungguhan dan perahu itu benar2 melaju di atas air. Benar2 amazing. Kemudian ada suara petir dan petir menggelagar, persis aslinya. Seolah2 kita ada di luar ruangan karena kilat yang menyambar terlihat begitu nyata. Lalu hujan turun dengan derasnya. Betul2 hujan dg air beneran yg tercurah dari atas dan jatuh ke  sungai di panggung. Wow.
Untuk menggambarkan suasana desa thailand, di panggung juga ditampilkan gajah, kambing dan ayam. Percaya atau tidak, tapi gajah, kambing dan ayamnya benar2 sungguhan. Bayangkan, kambing saja ikut pentas.
18. Babak kedua adalah mitologi thai tentang karma. Perbuatan buruk akan mendapatkan hukuman di neraka dan perbuatan baik akan membawa ke surga. Dalam mitologi thai, antara neraka dan surg ada alam lain yakni alam mistis yang dihuni oleh mythic creature juga.
 Utk neraka ada narasi bahwa tiap orang dihukum sesuai kadar kesalahannya. Pembohong dihukum dengan mencabut lidahnya. Pencuri dihukum dengan direbus dalam air mendidih. Ada wajan besar dg visualiasasi air mendidih lengkap dg uapnya dan terhukum dicemplungkan di sana. Lalu mereka diberi makan dg bara api merah membara yg dimasukkan ke mulutnya. Lalu perut mereka membuncit dan kelihatan merah dari dalam perut. Kira2 seperti kita melihat lampion kertas, cahaya merah dari api di dalam lampion dapat kita lihat dari luar. Nah, perut para terhukum bagai lampion tadi. Merahnya bara api sampai terlihat keluar. Dan ingat, semua visualisasi itu diiringi dg tata panggung, tata kostum, tata suara dan tata cahaya yang perfect.
Di alam mistis digambarkan berbagai makhluk mistis juga. Ada yg berbentuk setengah manusia dan setengah ayam. Ada yang seperti burung. Ada juga makhluk berkaki empat yang bukan kuda dan bukan gajah. Ada yg bisa terbang dan merekapun melayang2 di atas panggung.
Setelah itu penggambaran surga. Ada bidadari yg main musik, awan berarak, singgasana yg glory dan lain2. Pokoknya surga itu indah sekali.
Babak lainnya, entah kenapa malah menampilkan budaya indonesia yakni permainan adu bambu dan pemainnya melompat2 di antara celah bambu yg dibuka dan ditutup tanpa terjepit kakinya.
Ada juga pertunjukan angklung. Yang ini dikemas agak lucu. Pertama dirigennya disorot lampu sorot yg terang di tengah panggung yg gelap. Saat dia akan memulai, lampu sorot pindah shg dia tdk kelihatan. Lalu diapun berpindah ke arah sorotan lampu. Pas memulai, sorot lampu pindah lagi. Dan ini cukup mengundang kelucuan.
Selanjutnya dirigen memanggil anggotanya satu persatu. Setiap anggota membawa dua angklung dan mereka membunyikan angklung masing2. Tapi ceritanya ternyata ada anggota yg tdk hadir. Dipanggil2 tdk muncul2 juga, padahal  angklungnya ada namun orangnya tidak ada. Sang dirigen tidak kurang akal. Dia datangi seorang penonton secara acak dan dibawa ke panggung. Saya lihat dia seorang turis bule. Si turis disuruh membunyikan angklung. Bisa berbunyi sih, tapi gesture si turis sungguh mengundang tawa.
Semua anggota lalu berbaris di panggung dan si dirigen memimpin sambil menunjuk siapa yg harus memainkan angklungnya. Kemudian terdengarlah musik angklung yg indah. Tapi si turis tetap diam saja krn dirigen tdk pernah menunjuk dia. Hanya saja tiap sebentar si dirigen ngasih isyarat ke turis seolah mengataka sabar ya, nanti akan dapat giliran. Dan benar saja, salah seorang anggotanya membuat marah si dirigen sehingga diusir keluar dan si turis diminta menggantikan. Pas mau dimulai, si anggota tdk terima dan diam2 berdiri di samping si turis. Si dirigen marah lagi dan diusir lagi. Setelah itu barulah si turis dapat kesempatan ditunjuk membunyikan angklungnya.
Menurut saya ini kreativitas luar biasa, menjadikan panggung interaktif, bahkan sampai mengajak penonton ke atas panggung. Di bagian akhir, beberapa penonton dijemput oleh para performer dari tempat duduknya utk ikut menghanyutkan lilin menyala yg ditempatkan di wadahnya sehingga bisa hanyut mengikuti aliran air sungai di panggung.
 Adegan interaktif lainnya adalah saat performer muncul di tengah2 penonton. Mereka perform dengan menari dan bernyanyi. Lalu terus menuju ke panggung.
19. Babak terakhir adalah tentang kehidupan orang thai yg gemah ripah loh jinawi. Mereka bermain dengan gembira, hidup dengan rukun dalam kehidupan yang makmur. Lalu panggung ditutup dengan seluruh pemain muncul di panggung dan melambai ke arah penonton. Dengan demikian berakhirlah pertunjukan tanpa cela dan tanpa putus selama 1,5 jam full. Saya sebut tanpa cela dan tanpa putus karena peralihan dari sebuah tata panggung ke tata panggung yg lain berlansung begitu smooth. Kita tdk menunggu mereka membereskan panggung dulu sebelum berlanjut ke tata panggung yang lain.
Karena tdk boleh merekam maupun mengambil gambar, tentu saja saya tidak bisa share foto2 di sini. O ya, kamera dan video harus dititipkan sebelum masuk, tapi hape boleh dibawa. Terus bagaimana caranya mengawasinya? Ternyata ada caranya. Saya sempat melihat dua kali kejadian. Ada penonton yg buka hape, gak tahu apakah krn ingin merekam atau hanya mau buka wa dan fb saja. Tapi di tengah2 penonton yg gelap, begitu hape dibuka maka langsung ketahuan dari cahayanya. Lalu saya lihat ada sinar seperti laser bewarna biru dari arah ruang tata cahaya yang menyorot hape tersebut. Si pemilik hape kaget dan cepat2 menutup hapenya. Setelah itu ada orang lain yg mencoba juga. Kebetulan dia duduk agak ke depan sehingga mungkin tdk tahu ada penonton yang disorot laser biru saat buka hape. Dan tentu saja dia kaget disorot laser biru dan cepat2 juga menutup hapenya.
Saya sependapat bahwa show ini sungguh  spektakuler. Namun demikian ada harapan saya yg tdk muncul di panggung yakni tarian seribu tangan. Tarian thai yg khas itu menurut saya sangat indah. Cuplikan tarian itu juga pernah muncul di video klipnya black and white michael jacson. Saya lupa pernah menonton di mana. Mungkin di show kabaret alcazar di pattaya? Atau di tempat lain? Ah, saya lupa.

Artikel Terkait