Persoalan kedua, mata uang baht thailand tidak seperti dolar amerika atau dolar singapura yg pasti selalu tersedia di semua money changer. Jadi ada harapan bahwa nanti perlu hunting money changer lagi yg menyediakan baht.
Tapi kali ini saya cukup beruntung. Ada money changer di bekasi yg sdh buka tgl 29 juni. Beruntung juga dia punya baht. Namun kursnya agak mahal sedikit. Di google saya cek kurs antara 390-395, di sini dihargai 400. Kurs beli dia tetapkan 390. Jadi selisihnya 10. Kalau dipersentasekan, maka 10 per 400 sama dengan 2,5%. Jadi money changer ambil untung 2,5%, seperti persentase zakat saja.
Saya sempat searching cari info, apakah ada penukaran rupiah di bangkok. Katanya sih ada, tapi kursnya jelek sekali. Selain itu susah juga cari money changer yg menerima rupiah di sana. Demikian infonya. Jadi masih mending di singapura dan malaysia, banyak money changer yg menerima rupiah. Bahkan di makkah madinah yg lebih jauh, semua money changer menerima rupiah. Mungkin karena banyak sekali orang indonesia yg berkeliaran di tiga kota terakhir ini.
Untuk persiapan hal2 tidak terduga dan kejadian emergency, saya bawa dua buah kartu kredit. Hanya akan digunakan saat mendesak saja.
Sesampai di bandara don mueang bangkok, saya agak nervous juga begitu melihat kurs di money changer bandara. Masa 1 baht dihargai 720 rp. Bakal tekor nih bandar jika mau tukar rupiah ke baht.
Tapi malamnya saya lihat di money changer di pratunam. Ternyata kursnya tdk semengerikan di bandara. 1 baht masih dihargai 416 rp. Jadi lebih manusiawi atau tepatnya lebih indonesiawilah dibanding dg bandara don mueang.
Ada banyak sekali info2 tentang bangkok. Ada yg mengemas dengan judul 10 tempat yang wajib dikunjungi, ada juga 15 tempat, 20 tempat sampai 32 tempat. Semua dengan judul wajib, jadi berpahala bila dikunjungi dan berdosa jika tdk dikunjungi. Nah lho.
Dari sekian banyak judul itu, saya kompilasi lagi sehingga menjadi 11 tempat seperti di bawah ini.
1. Khao san road, katanya pasar malam yang murah meriah, sangat cocok dan menjadi tempat favorit kaum backpacker.
2. Royal grand palace. Istana raja yang indah sekali. Di dalamnya ada wat phra, kuil budha yg juga bisa dikunjungi. Katanya harga tiket 500 baht atau 200.000 rupiah.
3. Sleeping budha di wat pho, 10mnt dari grand palace
4. Chatuchak weekend market. Ini khusus pasar di hari sabtu dan minggu saja. Pasarnya luas sekali dan boleh dikata menyediakan semua jenis barang.
5. Madame tussaud. Sama seperti madame tussaud di manapun di seluruh dunia, kita akan bertemu dg patung lilin berbagai tokoh2 dunia. Menurut info, harga tiketnya 800 baht atau 320.000 rupiah
6. China town di yaowarat road. Seperti di kota manapun di dunia, china town ini selalu ada.
7. Wat arun, kuil fajar. Sebuah kuil yang indah, bewarna keemasan saat ditimpa cahaya matahari
8. Chao praya river, menyusuri sungai di siang atau malam hari, baik dengan paket makan ataupun tidak
9. Night market di ratchamdari road
10. Night market silom road dan patpong
11. Vimanmek teak mansion
Itulah 11 tempat yg saya rekap sementara. Nanti kita lihat saja, apakah semua akan dikunjungi, dimasuki atau hanya lihat dari luar saja. Bukan apa2, faktor tiket masuk adalah variabel yg sangat mengganggu untuk travelling yang budgetnya sudah disahkan sebelum keberangkatan. Beda dengan apbn yang walaupun sudah disahkan di awal tahun anggaran, tapi masih ada peluang apbn perubahan. Bagi saya hampir tidak ada peluang melakukan budget perubahan.
Hari ini saya mengalaminya. Waktu yg tidak efisien dan terbuang2 sayang.
Ceritanya pasukan saya bawa ke pattaya utk sekedar tahu apa itu pattaya. Saya cek di peta bangkok, terminal bus utk ke pattaya ada dua, di mochit dan ekkamai. Dua2nya sama2 jauh dari lokasi penginapan, yang satu di utara dan satu lagi arah tenggara. Akhirnya saya pilih ekkamai krn terminal busnya sangat dekat dengan stasiun sky train, lrtnya bangkok. Adapun utk mencapai terminal mochit, orang harus jalan kaki lagi dari stasiun lrt mochit. Apalagi lokasi mochit dekat chatuchak, destinasi yg sdh dikunjungi kemarin. Jadi tentu saja lebih baik ke ekkamai, kita bisa eksplore daerah baru.
Pagi2 kami sudah start dari hostel menuju stasiun lrt n2 phaya thai. Jaraknya sekitar 10-15menit jalan kaki. Dari sana beli tiket seharga 45 baht ke stasiun n7 ekkamai. Selanjutknya keluar stasiun dan di sebelahnya langsung ketemu terminal bus ekkamai. Ternyata ini adalah terminal internasional krn ada juga bus tujuan vientianne laos dari sini.
Ada dua pilihan moda ke pattaya, pakai bus besar dengan ongkos 108 baht atau bus travel semacam mobil elf dengan ongkos 130 baht. Apa bedanya? Bus besar hanya sampai north pattaya dan kita perlu sambung lagi dg kendaraan lain utk ke central pattaya. Adapun kendaraan travel mobil elf sampai ke pantai, pattaya beach. Jadi saya pilih elf saja krn penginapan yg saya book sejak di jakarta sekitar 15 menit dari pantai.
Singkat cerita kami sampai di pattaya. Setelah turun dari elf kami makan siang dulu di sebuah rumah makan halal. Saya pilih menu tomyam sedangkan anak2 pilih menu lain sesuai kesukaan masing2. Makan tomyam langsung di negeri kelahirannya tentu saja memberikan sensasi tersendiri. Menurut saya benar2 sangat enak. Bahkan saya ungkapkan ke pelayannya, it’ really a good taste sambil mengacungkan jempol.
Kami naik angkotnya pattaya utk mencapai lokasi penginapan. Ongkos angkot 10 baht per orang. Jaraknya tidak terlalu jauh, tapi karena macet jadi habis juga sekitar 10-15 menit dan kamipun sampai di penginapan, sebuah yout hostel di third road pattaya. Nah, saat cek in terjadilah hal yg bisa disebut di luar dugaan namun bisa juga disebut di dalam dugaan. Disebut di luar dugaan krn tdk diharapkan terjadi namun bisa juga disebut dalam dugaa karena probabiliti untuk terjadi memang ada.
Ceritanya saya pesan satu kamar 6 bed. Asumsi saya kamar itu memang hanya mengandung 6 bed saja. Tapi pihak hostel ternyata punya pandangan sendiri. Saya pesan 1 kamar, ok. Saya pesan 6 bed, ok. Saat cek in saya baru tahu bahwa kamarnya mengandung 20 bed, jadi campur dengan orang lain. Tentu saja sangat tidak comfortable. Terus siapa yg salah? Ya tidak ada yg salah. Saya sdh pesan dengan benar dan hostel juga sdh menjawab dengan benar.
Nah, dari titik ini mulailah analisa abrar riza berlaku. Saya bilang ke resepsionis akan mempertimbangkan dulu krn sekamar dg orang lain sungguh tdk nyaman. Lalu saya coba searching penginapan lain. Tentu saja ini takes so much time. Setelah pesan, lalu pesan grab utk menuju ke sana. Sopir pertama menolak krn kami 6 orang. Sdh kami tawarkan utk 3 orang saja dan 3 orang lagi use another grab, tp tdk direspons. Lalu anak saya coba order lagi dan skrg sopirnya mau. Katanya otw, akan sampai 5 menit lagi. Sekitar 15 menit kemudian grab itu melintas di hadapan kami dg kencang. Kami tahu krn ada plat nomornya. Anak saya kirim pesan, kamu sdh melewati kami, balik saja lagi. Dia jawab ok, akan berbalik. Tapi sampai 10 menit masih jg blm balik. Lalu anak saya telepon dia menjelaskan posisi kami. Dia bilang ok, akan ke tempat kami. Tapi masa sdh setengah jam gak nyampe2 juga hanya utk berbalik arah. Ini sopir benar2 konyol. Seharusnya sopir akan menjalankan mobilnya pelan2 begitu sampai dekat lokasi penumpang sambil celingak celinguk.
Akhirnya saya memanggil taksi konvensional saja. Ada argonya, tapi tetap saja pakai borongan dengan harga 200 baht. Padahal dg grab cukuo 80 baht saja.
Waktu yg terbuang utk semua proses di luar (dalam) dugaan ini plus waktu terbuang akibat sopir grab konyol adalah sekitar 3 jam. Nah, inilah yang harus dikonversi ke biaya, menurut pendapat abrar riza.
Tapi sejak tdk jadi karyawan lagi, saya jadi turun derajat saat backpackeran. Sekarang nginapnya di hostel atau kamar sewaan apartemen. Hikmahnya adalah saya sudah merasakan bagaimana nyamannya hotel bintang 5 sampai hostel bintang minus 5.
Dari sekalian pengalaman itu, ada dua pengalaman menginap paling ekstrim. Pertama di amsterdam, dapat kamar hanya ukuran lebar 1m lebih dikit dan panjang 2m lebih dikit juga. Hanya muat dua dipan utk saya dan istri. Itu adalah hostel termurah yg saya temukan di amsterdam. Bayangkan, apa yang bisa kita lakukan, di kamar ukuran 2x1m? Ironisnya dg harga yang sama, saya sudah mendapatkan kamar apartemen super duper nyaman di budapest. Jika di amsterdam hanya muat dua dipan, maka di budapest dapat apartemen sangat luas. Ada kamar tamunya plus sofa dan meja makan. Ada kamar tidur terpisah dg ranjang, sofa dan lemari pakaian. Ada dapur dan kamar mandi di ruangan terpisah lagi. Tidak hanya itu, bahkan tersedia kompor listrik, mesin cuci, mesin pengering, kulkas dan microwave. Bagi yang penasaran, silahkan baca buku saya, saya tidak jadi ke bratislava, catatan perjalanan backpacker ke 10 negara di eropa. Sudah tersedia di toko buku gramedia. Harga 35.000 (ini promosi ya :)).
Pengalaman ekstrim kedua adalah saat ini, penginapan hostel di pattaya. Kamarnya diisi 8 bed dalam kotak dua tingkat. Sekilas mirip kuburan toraja di dinding cadas. Acnya dingin sekali dan uniknya (cilakanya) gak bisa dimatikan. Remotenya diumpetin ama yg punya hostel. Saya coba matikan manual, tetap gak bisa karena tdk ada tombol power on offnya. Saya coba tutup pakai handuk, gak bisa juga. Satu2nya jalan utk mematikan ac adalah dg mencabut gantungan kunci dari tempatnya seperti saat kita meninggalkan kamar di mana otomatis listrik mati semuanya. Jadi saat dingin tdk tertahankan, maka gantungan kunci dicabut, lampu mati dan acpun mati. Tapi hape dan powerbank perlu dicharger sedangkan listrik kamar mati. Nah, jadi bingungkan. Jadi serba salah hanya gara2 ac. Heran juga saya. Apa motivasi pemilik hostel ngumpetin remote ac ya?!
Kondisi sebaliknya terjadi di kamar mandi. Kamar mandinya adalah deretan kamar mandi di lokasi tersendiri di luar kamar. Jika di kamar dingin sekali krn ac tdk bisa dimatikan, maka shower di kamar mandi panas sekali krn heaternya tdk bisa diatur. Saya kamar mandi sebelah, masih panas. Sebelahnya lagi, tetap saja airnya sangat panas. Waduh, gimana ini. Masa saya mandi terus kulit melepuh? Tapi akhirnya saya beruntung juga. Saya menemukan kamar mandi yang heaternya rusak. Syukurlah ada heater rusak. Akhirnya saya bisa mandi dg air dingin yang segar.
10. Apakah yg menarik yg bisa diceritakan tentang pattaya? Kalau bicara mainstream, orang akan selalu cerita tentang pertunjukan cabaret alcazar yg dibawakan oleh ladyboy thailand yg tersohor karena kecantikannya itu. Atau tentang menonton thai boxing secara live di cafe2. Atau tentang pantainya. Atau kehidupan pattaya in the night. Saya tentu saja tdk berminat untuk cerita hal2 mainstream di atas. Selain sudah terlalu banyak diceritakan oleh orang lain, saya juga tidak mengunjungi lokasi2 di atas selain pantainya saja pada sore hari. Jadi saya juga tidak akan dapat bercerita. Oleh karena itu lebih baik saya cerita yg lain saja, hal2 ringan tapi menarik yg saya temukan.
Tadi saya sudah cerita tentang penginapan hostelnya yang unik. Kali ini cerita lain saat kami cek out untuk balik ke bangkok. Di depan hostel saya stop angkot pattaya dan tanya ongkos jika dicarter ke terminal bus. Katanya 200 baht. Saya tawar 100 gak dikasih, akhirnya deal di angka 150 baht. Singkat cerita kami sampai di terminal dan justru di terminal inilah saya menemukan hal2 unik.
Pertama saat jalan ke sekitar terminal mencari rumah makan halal, saya melihat ada bangunan serupa persis dengan kontrakan seribu pintu di cikarang. Walah, ternyata ada kontrakan per pintu juga toh di thailand ini.
Kedua saya bertemu fasilitas utk charger hape. Seharusnya ini hal yg biasa saja karena di bandara juga banyak. Yang membuatnya tidak biasa adalah karena ini berbayar. Ada mesinnya utk memasukkan koin. Tarifnya 10 baht untuk charge 15 menit. Tadinya saya sdh keliling2 cari colokan charger, eh ketemunya mesin ini. Jadi saya masukkan 10 baht dan charge 15 menit. Batere hape naik dari 49 menjadi 62. Saya tambahkan lagi 10 baht utk 15 menit kedua dan dapatlah tingkat batere pada angka 75.
Kenapa batere hape saya tdk full saja dari awal? Itu gara2 saya tidak bisa charge hape full di hostel gara2 ac kamar terlalu dingin yg tdk bisa dimatikan itu. Satu2nya cara mematikan ac hanyalah dengan mematikan listrik kamar sehingga semua colokan juga tdk berfungsi.
(Sebenarnya bukan satu2nya cara juga sih. Masih ada cara kedua yakni sumpal semua lobangnya pakai handuk hostel yg dicabik2. Tapi ini kan merusak properti orang dan ada pasal pidananya. Makanya tidak saya lakukan).
Hal unik ketiga adalah masih ada telepon umum koin di thailand. Karena penasaran, saya angkat telepon dan dekatkan ke telinga. Ternyata telepon umum itu masih berfungsi karena terdengar nada telepon yg biasa kita dengar.
Yang keempat, saya melihat sebuah box mirip telepon umum karena ada juga lobangnya utk memasukkan koin. Saya penasaran, ini kotak apa. Tapi semua petunjuk dalam bahasa thailand sehingga saya tdk tahu itu untuk apa.
Keunikan kelima yg saya temukan adalah saat masuk toilet. Di dalam ada mesin penjualan otomatis. Masukkan uang dan barang keluar. Tahu apa yg dijual oleh mesin otomatis itu? Ya itu. Yang dulu ada iklannya di tv oleh diah rieke si oneng pitaloka yg cuma ngomong ya ya ya itu ……….
Dan yang terakhir bukan keunikan, tapi sebel saja. Apa pasal? Dari pagi kami belum makan. Istri saya sengaja beli makanan take away di rumah makan halal dg niat mau makan di bus. Saat anak saya menentengnya ke atas bus, kondektur melarangnya. No food, no eat on the bus, demikian katanya. Jadi makanan harus masuk bagasi bus bersamaan dg koper2 penumpang lain. Walah, cuman makan saja dilarang2. Jadi ingat kejadian yang sama saat saya mau naik bus dari wiena ke praha. Saya naik sambil menenteng kebab di tangan. No food kata petugasnya. Bus is not restaurant, demikian dia lanjutkan. Halah, gaya aja kamu. Train and plane ara also not a restaurant but passangers can eat. Tapi tentu saja ucapan saya hanya dalam hati saja.
Penasaran? Semua keunikan tersebut dapat dilihat fotonya di bawah ini.