1. Menyusun Rute

Backpacker italy, swiss dan balkan
1. Peta di bawah ini saya print satu tahun yang lalu dari google map. Saya menarik garis seraya mereka-reka backpacker balkan dan eropa timur plus dua eropa barat yakni italia dan swiss. Rutenya meliputi swiss, italia, slovenia, kroasia, bosnia herzegovina, serbia, montenegro, albania, kosovo, macedonia, bulgaria dan rumania. Total ada 12 negara.
Tadinya alternatif pertama yg menurut saya paling ideal adalah menyusuri eropa mulai dari timur sampai ke barat. Kami start dari eropa yg paling timur yakni turki dan sampai ke belanda yg paling barat untuk tinggal di sana beberapa hari. Soalnya istri saya sangat terkesan dg suasana pedesaan belanda dan ingin menginap di sana barang beberapa malam. Apalagi setelah kami mengalami sendiri sensasi menginap di rumah petani di pedesaan jepang tahun ini. Rasanya akan seru sekali kalau kami juga merasakan tinggal beberapa hari di pedesaan belanda. Soalnya pada backpacker eropa empat tahun yg lalu kami hanya menginap di kota2 besar saja.
Jalur ini sangat ideal karena kami akan menikmati eropa secara lumayan komprehensif. Rute tersebut akan mencakup negara2 eropa timur, balkan, eropa tengah dan barat. Dimulai dari turki dan diakhiri di belanda. Tapi saya ragu sendiri saat memikirkan pengurusan visanya. Kita bukanlah singapore dan jepang yg warganya bebas visa ke 180 negara di dunia. Sebaliknya masalah visa malah selalu jadi momok bagi kita pemegang paspor indonesia. Saya ragu ke mana kita akan minta visa schengen jika kita masuk eropa dari turki terus ke bulgaria. Normalnya orang membuat visa schengen di kedubes negara di mana kita akan masuk pertama kalinya. Dalam hal ini tentu bulgaria. Tapi masalahnya meski bulgaria menerima visa schengen namun dia bukanlah anggota schengen sehingga tidak bisa menerbitkan visa schengen.
Alternatif lain adalah apply visa schengen di kedubes belanda. Tapi seperti yg saya sebut di atas ini tdk lazim krn belanda bukanlah gerbang saya utk masuk ke eropa. Saya takut jadi masalah dan ujung2nya visa malah ditolak. Jadi akhirnya opsi yg sangat ideal ini saya batalkan sendiri. Lebih baik rutenya dibalik saja, start dari belanda dan finish di turki. Ini lebih aman utk mendapatkan visa walau sebenarnya saya kurang sreg karena yang nyaman itu adalah mengakhiri traveling di belanda dg menginap dulu beberapa malam di pedesaan belanda sebelum balik ke indonesia.
Sayapun memulai mematangkan rencana ini dengan mulai mencoba menyusun itinerary ke kota mana saja dan berapa lama saat tiba2 seorang teman datang dg ide luar biasa yg membangkitkan adrenalin. Dia mengajak saya dan tiga empat orang lagi sehingga total ada lima enam orang utk backpacker eropa dgn cara menyewa dan menyetir mobil sendiri. Kami akan mendatangi remote dan rural area. Kami akan tidur di rumah petani atau bahkan tidur di mobil saja jika tdk mendapatkan tempat menginap. Yang jelas kami tdk akan tidur di hotel. Kami juga akan membawa perlengkapan masak dan memasak sendiri.
Ini benar2 sebuah ide yg sangat menantang. Ini akan benar2 jadi sebuah perjalanan backpacker paling brutal. Pokoknya saya sangat exciting. Saya bahkan bilang bahwa saya akan bawa sleeping bag dan tidur di udara terbuka jika di mobil terasa terlalu sempit. Jadi saya bilang ke istri bahwa saya akan berangkat duluan gabung dg teman menjelajahi remote dan rural area eropa dg mobil selama sekitar 7 hari. Setelah itu dia agar menyusul saya ke belanda dan saya jemput di schippol. Saat teman2 ke schippol utk pulang maka saya justru menjemput istri utk melanjutkan traveling kami. Suatu keadaan yg sama dg backpacker jepang 2 saat saya mengantarkan teman2 ke haneda utk pulang ke jakarta sambil saya menjemput istri yg baru landing di haneda di mana saat itu kami lanjut ke sapporo.

Dari enam orang calon backpaker sewa mobil ini ternyata yg satu langsung mundur krn tdk dapat izin cuti. Tdk lama kemudian satu orang menyusul mundur juga krn masalah yg sama yakni tidak dapat izin cuti. Skrg tinggallah 4 orang termasuk saya. Tapi ternyata tdk mudah juga memaksa semua utk segera mengurus visa. Sejak juli sampai masuk september di mana seharusnya dead line terakhir adalah agustus ternyata pengurusan visa ini tdk ada juga kejelasannya. Kelihatannya rencana

hebat

ini akan gugur juga jika step pertama pengurusan visa saja tdk jelas progresnya. Saya tentu saja tdk bisa menunggu terus menerus karena akan mengacaukan rencana saya dan istri. Setelah sekian lama masih tidak jelas juga maka akhirnya saya putuskan utk menjalankan saja rencana awal saya, menjelajah balkan, eropa timur plus italy dan swiss di bulan november ini.

Bersambung

 

Artikel Terkait