Backpacker italy, swiss dan balkan
5. Pemilik apartemen memberikan sebuah map roma yg mencantumkan berbagai landmark menarik yg bisa dikunjungi. Dari sekian banyak landmark itu lalu dia melingkari dg pensil castel sant angelo, basilica san pietro, piazza navona, pantheon, campo de florr, piazza del popola, trinita dei monti, fontana di trevi, monumento a vittorio emanuele II dan terakhir colosseo.
Informasi2 ini sangat berharga karena saya tdk sempat searching di internet mengenai spot2 yg menarik yg biasanya saya lakukan setiap mengunjungi sebuah kota. Entah kenapa saya malas melakukan searching. Apa karena kota yang akan dikunjungi bisa mencapai 20 kota dari 12 negara ya. Capek kalau disearching sau2. Jadi saya pakai prinsip kumaha engke wae saat sudah sampai di kota tujuan. Karena itu map yg dia berikan ini sangat membantu sekali.
Kalau melihat semua landmark yg ada di map, yg dia lingkari itu mungkin tdk sampai setengahnya dari seluruh landmark yg ada. Tapi info ini sudah cukup bagus karena selama ini asosiasi saya dengan roma hanya ada dua saja yakni basilika santo petrus dan coloseum roma. Jadi dapat dua landmark asosiasi saya ditambah empat atau lima lagi sesuai waktu yang ada sudah cukup bagi saya.
Awalnya saya membuat intinerary 1 malam di roma saat kedatangan dan 2 malam lagi saat kepulangan sekembalinya dari bucharest rumania. Tapi itinerary ini saya ubah menjadi dua dan satu krn akan capek sekali baru sampai di roma dan besoknya sudah berangkat lagi ke florence.
Hari pertama sampai di roma kami makan siang dan sholat jamak qoshor takdim zuhur dan ashar dulu di apartemen sebelum jalan keluar. Kemarin kami dapat 5 destinasi yakni palazzo di giustizia, castel sant angelo, basilica san pietro, piazza navona dan pantheon. Sayang di akhir musim gugur ini dan apalagi nanti masuk winter, siang hari akan semakin pendek. Matahari baru terbit jam 7 lewat sementara jam 17 kurang sudah gelap. Jadi target ke campo de florr tidak terkejar karena hari sudah gelap duluan.
Semua tempat2 di atas kami kunjungi dg jalan kaki sehingga agak makan waktu dan melelahkan juga. Tapi memang jarak antar landmark sangat tanggung sehingga tidak feasible juga jika menggunakan metro atau kereta bawah tanah. Saya lihat turis2 lain juga pada jalan kaki semua.
Suhu udara di roma belum dingin, masih kategori sejuk. Kemarin saja saya tidak pakai jaket saat menyeret koper dari via crescenzio 2 ke apartemen krn justru gerah pakai jaket. Tapi siang ini saya pakai jaket untuk antisipasi suhu yang semakin dingin pada sore dan malam hari.
Cuaca mendung terus. Matahari hanya kadang2 kelihatan. Yg agak repot hujan rintik2 sering turun, lalu berhenti, lalu turun lagi. Untunglah hanya sekedar rintik2 saja sehingga jaket dan payung kecil yg kami bawa sudah cukup melindungi. Tapi yg repot memang saat ambil foto. Satu tangan pegan payung, satu lagi ambil foto. Belum lagi tas tangan yg terselempang di pundak. Agak repot memang.
Saya kenalnya selama ini namanya adalah lapangan santo petrus tempat paus biasanya pidato di hadapan umatnya. Tapi di sini disebutnya basilica san pietro dan di google map malah piazza san pietro. Di sini ada museum yg disebutnya musei vaticani. Saya lihat ada antrian yg panjang sekali utk masuk ke sana. Semua antri pakai payung di bawah hujan rintik2 yg kadang turun dan kadang berhenti. Atriannya panjang namun tetap belum sepanjang antrian yg pernah saya lihat dan alami yakni antrian masuk istana versailles di versailles perancis. Sepanjang hidup saya ini adalah antrian terpanjang yg saya lihat dan saya alami yg saya ada di dalamnya.
Selain waktu yg tidak mencukupi, saya juga tdk terlalu berminat masuk ke meseum ini. Apalagi ini hujan rintik2, jadi lengkaplah alasan saya utk tidak ikut masuk. Sudah cukup bagi saya dengan merasakan sensasi berada di lapangn santo petrus dan melihat keindahan arsitekturalnya.
Adapun tentang pantheon, rasanya nama ini familiar di memori kanak2 saya. Namun seingat saya nama pantheon berasosiasi dg yunani. Sama dg kuda troya yg juga diasosiasikan dg yunani. Tapi ternyata pantheon ada di roma ini. Entah saya yg salah ingat atau saya yg salah asosiasi tentang pantheon ini.
Saya tdk tahu pasti apakah pantheon ini gereja atau bukan. Gereja yg saya ketahui hanya punya satu altar dan jemaatnya duduk menghadap ke altar tersebut. Tapi pantheon ini berbentuk gedung bundar dengan ada 4 lokasi berbentuk altar di dalamnya. Walau begitu hanya ada 1 altar yang dilengkapi dg bangku2 duduk jemaat yakni altar yg persis berhadapan dg pintu masuk.
Yang menarik dari pantheon ini adalah kubahnya. Karena gedungnya bundar maka atapnya jadi berbentuk kubah. Sebenarnya gereja berbentuk kubah ini bukanlah hal yg aneh. Bukankah gereja aya sophia di istanbul yg sempat jadi masjid dan sekarang jadi museum juga berbentuk kubah atapnya. Cuma yg di pantheon ini sangat unik krn kubahnya bolong di tengah2nya. Kita bisa melihat langit langsung dari dalam bangunan. Dan sudah tentu air hujan juga masuk saat hujan turun. Makanya lantai pantheon basah kerena hari ini hujan gerimis terus.