6. Vending Machine yang Menyusahkan

Backpacker italy, swiss dan balkan
6. Hari kedua di roma saya jadualkan utk ke colosseum. Lokasinya agak jauh dari penginapan sehingga kami akan naik metro saja atau kereta bawah tanah. Saya cek di map, stasiun terdekat adalah lepanto, sekitar 250m dari appartamento mellini tempat kami menginap. Dari sini naik line A ke arah anagnina dan turun di stasiun termini dg melewati stasiun flaminio, spagna, barberini dan repubblica. Dari termini pindah ke line B ke arah laurentina dan turun di colosseo setelah melewati cavour.
Saya beli tiket di vending machine. Ada pilihan berbagai jenis tiket dg berbagai harga pula. Ada 24 hour tiket seharga 7 euoro, 48 hour = 12,50 euro, 72 hour = 18 euro dan weekly = 24 euro. Karena besok saya sdh akan meninggalkan roma menuju florence maka saya niat membeli tiket ketengan saja.
Adapun tiket ketengan tdk ditentukan berdasarkan jarak maupun tujuan, tapi berdasarkan waktu yakni berlaku selama 100 menit. Harganya 1,50 euro. Walau berlaku 100 menit, tapi faktanya hanya bisa dipakai sekali krn setelah keliling2 di tempat tujuan maka tentu saja waktu 100 menit itu sdh terlewat.
Ada sedikit cerita konyol juga tenang vending machine di roma ini. Di vending machine singapore dan jepang akan keluar display tujuan, lalu kita sentuh titik tujuan dan muncul angka yg harus dibayar. Kita tinggal menyelipkan uang kertas atau insert koin berupa lobang seperti telepon umum koin. Lalu tiketpun keluar.
Vending machine roma prinsipnya juga sama, tapi pilihannya bukan destinasi melainkan 24 hour, 48 hour, 72 hour dst. Saya memilih yg 100 menit dan muncul perintah insert koin 1,50 euro. Tapi tdk ada lubang seperti koin telepon umum utk memasukkan koin. Ada memang lubang bundar, tapi lubang itu tertutup. Saya tekan2, tetap saja tertutup. Lalu saya coba ketuk2, saya pikir mungkin ini seperti pintu, kalau diketuk akan terbuka. Tapi tetap saja tidak terbuka. Walah, ini bagaimana, disuruh memasukkan koin, tapi lubangnya tertutup.
Kata istri saya coba tempelkan koin di bundaran itu, siapa tahu terbuka. Tapi tetap saja masih tertutup walau sudah saya tempel, angkat dan tempel lagi. Saat hampir hilang akal sementara tdk ada orang di sekitar yang bisa ditanyai, saat itulah saya melihat semacam tuas di bawah lobang bundar yg tertutup itu. Olala, ternyata tuas itu utk mendorong koin ke atas. Jadi koin ditempelkan dulu di lobang bundar tertutup barulah setelah itu didorong pakai tuas ke atas. Dan benar saja, akhirnya koinpun nyemplung ke dalam mesin. Ada2 saja memang orang italy ini. Masa utk memasukkan koin saja perlu prinsip mekanika teknik tuas pengungkit. Padahal kalau dibuat seperti telepon umumkan tinggal dicemplungkan saja.
Kami turun di stasiun subway colosseo dan berjalan ke arah pintu keluar. Baru saja menginjak pintu keluar saat tiba2 colloseum roma yg terkenal itu langsung terpampang di depan mata. Pintu keluar stasiun benar2 menghadap ke colosseum.
Ada sedikit antrian untuk membeli tiket masuk seharga 16 euro. Setelah antri sekitar 15 menit, kamipun dapat tiket dan langsung masuk colosseum. Di sini saya tdk akan cerita apa itu colosseum roma. Capek ngetik saja krn infonya gampang didapat dg searching di google. Beda dengan cerita lobang koin vending machine yg tertutup. Tidak bakal ada di google. Makanya saya rela menuliskannya walau sebenarnya capek juga ngetiknya

 

Artikel Terkait