Backpacker italy, swiss dan balkan
8. Pada backpacker eropa 4 tahun yg lalu saya diingatkan oleh beberapa teman utk hati2 dg copet di paris. Ternyata peringatan itu bukan hanya dari teman2 saja, tapi bahkan tertempel di berbagai sudut di lokasi menara eiffel. Peringatan tersebut bertuliskan agar hati2 dengan pencopet.
Kali ini di italy beberapa teman juga mengingatkan agar waspada terhadap copet. Bahkan katanya copet di roma lebih bahaya lagi daripada copet di paris. Oleh karena itu saya benar2 sangat waspada terus. Tiap sebentar cek apakah dompet masih ada di saku celana. Bahkan kemudian dompet saya pindahkan ke dalam saku jaket bagian dalam agar lebih aman lagi. Istri saya juga selalu mengingatkan agar tas sandang diletakkan di depan badan krn kadang2 saya meletakkannya di belakang punggung.
Alhamdulillah dua hari di roma tidak ada kejadian apa2. Justru kejadiannya adalah setelah saya meninggalkan roma yakni di kota florence di hari pertama saya sampai di sini. Saya nyaris jadi korban pencopetan yg untunglah alhamdulillah gagal. Jantung saya sedikit berdegup juga saat tadi menyadari kalau saya hampir saja jadi korban.
Ceritanya kami akan kembali ke penginapan di via ungheria setelah sorenya putar2 di piazza del duomo, piazza della signoria dan jembatan ponte vecchio. Tadi siang kami naik bus no 32 dari penginapan menuju san marco. Jadi saat pulang kami kembali lagi ke san marco untuk naik bus no 32.
Kami sampai di san marco pas saat bus no 32 juga baru sampai di sana. Saya mau naik tapi ada orang bilang tidak bisa. Saya lihat pintu bus jg tertutup dan bus jalan terus. Saya tanya ke orang itu kenapa saya tdk bisa naik. Dia balik bertanya saya mau ke mana. Sayapun menunjukkan alamat via ungharia melalui hape ke dia. Ternyata halte ini hanya utk turun saja sedangkan utk naik ada halte lain lagi. Lokasinya kira2 sejarak 25m di seberang depannya krn jalan bus melingkar mengitari piazza san marco. Saya mengucapkan terima kasih dan kamipun menuju seberang depannya.
Saya dan istri berdiri di halte menunggu bus saat istri saya bilang hati2 krn orang tadi ternyata mengikuti saya di belakang. Saya lalu bergeser ke arah lebih ke depan lagi sambil melihat ke belakang. Dan benar saja, ada dia dengan dua atau tiga orang temannya. Saya jadi hati2. Dompet di saku celana saya pindah ke dalam kantong jaket bagian dalam setelah mengeluarkan dulu 5 euro utk pembayaran tiket bus.
Bus no 32 datang dan saya lihat orang itu juga akan naik. Saya naik duluan melalui pintu depan dan saat akan membayar tiket ke supir ada orang yg melewati saya sambil bicara pocket, pocket, pocket. Sambil bicara dia terus melewati saya dan turun lagi dari bus melalui pintu keluar tengah. Saya yg tadinya mau bayar tiket ke sopir jadi menunda dulu dan saya terus masuk lebih ke dalam lagi. Saya melihat ke belakang dan saya lihat orang yg mengikuti saya tadi tidak jadi masuk ke bus. Padahal saya melihat sendiri dia ikut sedikit berdesakan di pintu masuk.
Dg jantung sedikit berdegup saya meraba lagi saku jaket utk memastikan dompet masih ada. Akhirnya bus jalan dan saya memastikan bahwa orang yg mengikuti saya tadi dan orang yg bilang pocket, pocket, pocket itu tdk ada di dalam bus. Barulah setelah saya agak tenang dan bus sudah jalan beberapa jauh maka saya menuju ke tempat sopir utk membayar tiket bus.
Yg jadi pertanyaan saya adalah orang yg melewati saya sambil bilang pocket, pocket, pocket itu. Apakah dia penumpang biasa yg baik hati yg mengingatkan saya atau dia bagian dari komplotan pencopet? Tapi kalau dia penumpang biasa kenapa dia turun lagi.
Kemungkinan kedua dia adalah bagian dari komplotan pencopet. Soalnya rasanya saya melihat dia tadi bercakap2 dg orang yg mengikuti saya itu saat saya menoleh ke belakang saat diingatkan istri bahwa orang itu mengikuti saya. Apalagi dia yg sudah naik bus kok malah turun lagi. Tapi jika dia bagian dari komplotan, lalu kenapa dia bilang pocket, pocket, pocket ke saya.
Akhirnya entahlah. Saya tdk tahu mana yg benar. Tapi pengalaman ini menimbulkan persepsi negatif saya terhadap italy sebagai negara yg agak menakutkan. Apalagi ini adalah pengalaman ketiga di hari ini saja. Pengalaman pertama adalah kasus modus orang minta uang dg cara membantu menunjukkan jadual tiket kereta di stasiun roma termini. Pengalaman kedua adalah pengemis yg memaksa minta uang di piazza della signoria. Dia tdk mau pergi sebelum dikasih uang.
Seperti yg sudah saya singgung di atas, sebenarnya persepsi publik menyatakan bahwa di paris dan roma memang banyak copet. Kelihatannya persepsi ini disadari juga oleh pemerintah mereka. Buktinya saya melihat banyak polisi di paris. Bahkan di italy ini bukan hanya polisi yg banyak, tapi juga tentara yg berjaga2 dg memegang senjatan. Dan itu banyak dan mudah saya temukan di roma dan florence.