11. Ponte di Rialto

Backpacker italy, swiss dan balkan
11. Seperti yg sudah diceritakan sebelumnya, maka begitu membuka pintu apartemen dan melangkah keluar kami langsung menghadapi kanal di depan pintu apartemen. Sekitar 20 meter sebelah kanan ada jembatan sekaligus perempatan kanal. Sebagai pemanasan memulai acara jalan2, saya langsung ke jembatan tsb dan ambil bbrp spot foto ke semua 4 jurusan perempatan.
Nantinya setelah jalan2 keliling venesia saya menyadari bahwa kanal ini tidak ubahnya benar2 seperti jalan raya di kita bagi orang sini. Seperti jalan raya maka ada juga perempatan, ada pertigaan dan ada belokan juga. Bedanya hanya tidak ada traffic light di setiap perempatan. Bedanya lagi tidak ada marka kanal berupa garis putih putus2 ataupun garis putih menyambung tanda tidak boleh dilewati. Tidak ada juga rambu2 dilarang berhenti dan dilarang parkir. Jadi kelihatannya tidak ada tilang di sini.
Saya melihat banyak sekali perahu, boat dan kapal, tapi belum sampai pada tingkat macet. Saya tidak melihat boat2 yg terpaksa berhenti di kanal karena macet. Atau pedagang kaki lima yg meluber sampai ke kanal sehingga macet. Jadi kebijakan pelat ganjil dan genap tidak perlu diberlakukan. Apalagi boat2 itu malah tidak ada platnya. Ternyata masih ada bedanya lagi. Di sini tidak ada kanal tol dan kanal arteri. Boleh dikatakan bahwa semua adalah kanal arter.
Tapi kalau halte pemberhentian boat ada ya. Penumpang menunggu di halte utk naik boat. Uniknya adalah boat akan jalan zigzag dari halte sisi kiri lalu ke sisi kanan lalu ke sisi kiri lagi utk mengambil penumpang di halte. Jadi penumpang yg mau ke arah kiri atau kanan bisa terbawa semua. Kalau di halte kita, jika kita mau mengarah ke kanan, maka kita perlu menyeberang ke halte di seberang jalan. Tapi di sini tentu saja kita tdk bisa menyeberang ke halte di seberang kanal krn tdk ada jembatan penyeberangannya. Kecuali berenang. Makanya biarlah boat yg mengalah menyamperin penumpang dan bukan sebaliknya.
Masih lanjut soal kanal ini, maka saya sekali lagi mengingatkan bahwa ini benar2 seperti jalan raya bagi kita. Jika di kita ada gang2 sempit atau disebut juga gang senggol karena sempitnya, maka di sini juga ada gang2 kenal sempit pula. Hanya pas utk dilewati dua perahu kecil berpapasan. Boat tidak bisa masuk.
Melihat banyak juga kanal2 kecil sekelas gang tsb, maka saya menduga di sini juga ada kanal tikus. Maksudnya seperti jalan tikus di tempat kita yg selalu dicari pengendara utk menghindari macet di jalan raya utama. Tapi istilahnya mungkin bukan kanal tikus kali ya karena tidak digunakan utk menghindari kemacetan.
Teman2 saya di itb yg dulu ngontrak rumah di sekeloa, haur mekar, cisitu baru, cisitu lama, lebak siliwangi, taman sari dan taman hewan tentu familiar dg gang2 kecil yg kita lewati setiap pulang dari kampus. Nah, kira2 seperti itu jugalah kanal2 kecil yg ada di sini. Berliku2 dan banyak perempatan dan pertigaan gang. Di kiri dan kanannya langsung pintu rumah orang. Sama persis dg kontrakan kita zaman kuliah dulu.
Rute yg saya tempuh menjelajahi venesia ini dimulai dari apartemen fondamenta minotto dan terus berjalan kaki ke arah ponte di rialto (kata di di sini adalah bagian dari nama bukan kata depan) dan san marco. Seperti yg sdh saya sebut, di sepanjang perjalanan kami selalu ketemu kanal dan kanal. Di sepanjang kiri dan kanan adalah apartemen, hotel, toko2 souvenir, restoran dan bar.
Ponte di rialto dan san marco adalah spot utama landmark yg banyak dikunjungi turis. Ponte di rialto adalah jembatan melengkung yg melintasi canal grande. Pemandangan dari atas jembatan itu sungguh eksotik. Kita bisa melihat boat, gondola dan perahu yg lalu lalang di bawah kita. Kita bisa melihat dermaga, halte boat dan dermaga pribadi bangunan2 di pinggir kanal. Jejeran bangunan2 yg pintu masuknya langsung dari kanal sungguh suatu pemandangan yg memanjakan mata2. Saya tdk bosan2nya melihat dan mengambil gambar2.
Dari ponte di rialto ke san marco ada dua opsi pilihan, naik boat atau jalan kaki. Kami memilih utk jalan kaki dan baru pulangnya naik boat. Kondisi yg sama saya temui sepanjang perjalanan ke san marco yakni kanal dan kanal lagi
Piazza san marco adalah semacam lapangan luas yg dikelilingi bangunan abad pertengahan. Bangunan utamanya adalah katedral san marco dan sebuah menara merah segiempat yg besar dan tinggi. Kami makan siang dan sholat jamak zuhur dan ashar di sini. Kebetulan ada space yg agak tertutup dan tdk banyak dilewati orang sehingga kami bisa menggelar sajadah di sini. Wudhunya di toilet umum yg harganya mencekik leher. Masa utk pipis saja bayar 1,50 euro alias 24.000 rupiah.
Seperti rencana di awal, maka dari san marco kami akan naik boat kembali ke ponte di rialto. Harga tiket 7,50 euro. Saya beli dua tiket dan kamipun menunggu boat di halte.
Perjalanan dg boat menyusuri canal grande sungguh perjalanan yg sangat indah. Saya jadi ingat dengan pengalaman menyusuri sungai seine di paris, sungai danube di budapest dan sungai chao praya di bangkok. Tapi canal grande beda. Di sini pintu masuk rumah dan bangunan benar2 langsung di air di pinggir kanal. Kalau di paris, budapest dan bangkok tentu saja bangunannya masih dipisah oleh jalan raya.
Canal grande ini ibaratnya adalah jalan raya utama. Nah, ibaratnya jalan utama, maka di kiri kanan jalan ada lagi jalan masuk yg lebih kecil. Jadi saya melihat banyak mulut gang kanal yg tersambung ke kanal utama di sepanjang perjalanan menuju ponte di rialto.

 

Artikel Terkait