5. Toilet Unik

 

Traveling Sabah Brunei

5. Ada beberapa stimulus yang menjadi faktor pencetus setiap tulisan traveling saya. Sesuatu itu bisa jadi stimulus karena berupa kejadian yg menyenangkan, pengalaman pahit, pengalaman baru ataupun krn unik dan tdk biasanya.

Beberapa kali hal yg unik dan tidak biasanya ini justru terjadi pada hal yg tidak pernah terbayangkan sebelumnya yakni tentang toilet. Cerita pertama saya tentang toilet adalah toilet di wina, budapest, praha, helsinki dan tokyo. Kecuali tokyo, semua cerita toilet tsb dapat dibaca di buku saya, ‘saya tidak jadi ke bratislava’ yang sdh tersedia di tb gramedia.

Toilet di wina unik krn interiornya bernuansa musik. Bahkan ada pianonya di toilet tsb. Toilet budapest krn ada gambar artis2 holywood di dalamnya termasuk gambar marilyn monroe yg besar sekali. Toilet di praha tentang penjaganya orang tua dan aturan main yg aneh. Pembayaran harus pakai uang logam atau koin yg nilainya sdh ditentukan. Tdk boleh pakai koin lain, apalagi uang kertas. Saya saja yg sdh kebelet dan mau membayar dgn uang koin di luar ketentuan ditolak oleh penjaganya. Padahal secara nilai koin yg saya berikan sdh sesuai dg tarif toilet. Terpaksalah saya pontang panting mencari koin lain yg sesuai. 

Toilet helsinki unik karena pintu masuknya yg pakai tiket dan palang seperti kita mau masuk stasiun mrt. Adapun toilet tokyo saya ulas karen kecanggihannya. Ada pilihan air panas dan dingin. Alas duduk juga bisa diatur suhunya. Semprotan bisa disetting baik volume airnya maupun tingkat kekencangan atau pressurenya. Semprotan juga ada dua, depan dan belakang. Dan yg lebih gila lagi, ada tombol bergambar not balok seperti tombol utk musik. Ternyata itu adalah sistem audionya. Begitu saya pencet terdengarlah gemuruh suara air.

Dengan berbagai keanehan dan keunikan di atas, bagaimana mungkin saya tdk menulis tentang toilet. Dan parahnya saya kembali harus menulis tentang toilet di kota kinabalu ini. Kali ini khusus tentang urinoirnya.

Kita tentu sudah biasa dan familiar dg berbagai jenis urinoir. Ada yg menggantung dan ada yang panjang sampai ke lantai. Nah, di kota kinabalu ini saya bertemu toilet yg tdk dua2nya, tidak menggantung dan tidak juga sampai ke lantai. Yg ada adalah dinding kaca dan pembatas antar urinoir. Sementara urinoirnya sendiri tdk ada.

Awalnya saya mengira masih under construction atau urinoirnya rusak dan dibongkar. Tapi setelah saya lihat lebih seksama lagi, ternyata dinding kaca transparan itu adalah urinoirnya. Orang lansung mengarahkan ke sana dan menunaikan hajatnya. Lalu tekan tombol atau bisa juga tekan tombol lebih awal, maka turunlah air di sepanjang dinding kaca itu, mengalir dari atas ke bawah di seluruh bidang kaca. Ya ampun, bagaimana rasanya pipis di depan kaca transparan itu. Saya sendiri tdk mencobanya krn jangankan kaca, urinoir biasa saja hanya saya pakai jika terpaksa sekali. Saya lebih nyaman pipis di closet krn lebih mudah bersucinya daripada di urinoir. Juga lebih terlindung dari percikan najis dibanding urinoir.

Urinoir kaca ini saya temukan di suria kota kinabalu. Kelihatannya ini satu induk dengan suria klcc di menara kembar kuala lumpur. Bicara tentang suria kinabalu ini, saya sangat menyayangkan musholanya yg tidak layak. Sama tidak layaknya dg kebanyakan mushola di mal2 di jakarta. Padahal suria klcc menara kembar kuala lumpur sudah menyediakan mushola yang sangat nyaman dan representatif kalau tidak dikatakan sdh cukup mewah.

 
 

 

Artikel Terkait