Backpacker italy, swiss dan balkan
22. Kami jalan malam dari zagreb kroasia menuju beograd serbia. Bus berangkat dari zagreb jam 23.55 dan akan sampai di beograd jam 06 pagi keesokan harinya. Kali ini jalan malamnya bukanlah dalam rangka penghematan krn penginapan zagreb sudah dibayar utk dua malam tetapi dalam rangka efisiensi waktu saja. Rasanya sudah cukup utk melihat zagreb sehingga lebih baik berangkat malam saja dan sampai di beograd lebih pagi.
Sekitar jam 1 dini hari kami mencapai perbatasan serbia dan ada pemeriksaan paspor dan cap imigrasi oleh petugas serbia. Saya membayangkan bagaimana perasaan orang kroasia atau serbia sendiri yg sekarang harus melewati pemeriksaan setiap melintasi perbatasan. Padahal dulu mereka adalah warga negara dari sebuah negara yg satu yakni yugoslavia. Sekarang mereka pecah menjadi tujuh negara2 baru yakni slovenia, kroasia, serbia, bosnia herzegovina, montenegro, macedonia dan kosovo.
Bayangan saya tentang orang serbia adalah seperti orang soviet di zaman masih ada uni soviet dulu yakni keras, kaku, dingin dan tidak ramah. Dan benar saja, baru saja menginjakkan kaki turun dari bus di terminal beograd, saya langsung merasakan aura keras dan dingin tsb. Ada toilet di dekat kami turun dari bus. Toilet itu dijaga oleh seorang perempuan gemuk setengah baya yg duduk di dalam loket menjual koin utk masuk toilet.
Saya belum punya mata uang dinar serbia. Hanya ada uang koin euro dan uang kertas kuna kroasia. Saya mendatangi loket dan mengatakan saya tdk punya koin dinar serbia. Saya menanyakan apakah boleh bayar pakai koin euro saja? No jawabnya pendek, ketus dan wajah tdk bersahabat. Tidak bisa apa2 lagi saya langsung mundur. Tapi kata istri saya coba pakai mata uang kuna kroasia, mungkin dia mau. Lalu saya datang lagi dg menunjukkan mata uang kuna. Sama seperti tadi dia menjawab no. Jawaban no yg tetap pendek, ketus dan disertai wajah tdk bersahabat. Jadi utk kedua kalinya saya mundur lagi.
Tidak bisa ke toilet akhirnya kami ambil air wudhu dari botol minum saja. Waktu subuh di sini adalah jam 05.12 dan matahari terbit jam 06.54. Jadi kami sholat subuh masih dalam waktunya. Udara dingin sekali. Saat di bus saya melihat catatan suhu di luar adalah 5 derajat celcius. Kami sholat subuh di pojok di emparan terminal sambil menggigil kedinginan. Sebenarnya saya ingin masuk ke ruang tunggu atau paling tidak halte seperti di zurich yg ada partisi akriliknya. Walau tdk hangat namun akan sedikit membantu daripada berdiri di udara terbuka. Apalagi saat angin bertiup, dinginnya tambah menusuk tulang lagi. Tapi saya cari2 namun ruang tunggu atau halte itu tidak ada.
Sekarang adalah waktunya mencari taksi menuju penginapan. Saya berjalan kaki ke arah keluar dan bertemu satu taksi menunggu penumpang. Drivernya berdiri di luar sambil bersandar di mobilnya. Saya harus tanya dulu apakah dia mau dibayar pakai mata uang euro. Ternyata mau. Dia jawab 10 euro saat saya tunjukkan lokasi tujuan. Saya setuju walau tidak pakai argo krn pembayaran dg euro ini.
Lagi2 tipikal sopir taksinya adalah seperti orang serbia yg saya bayangkan, keras, kaku, dingin dan tidak ramah. Cara bawa mobilnya juga kasar. Saya belum sempat pasang sabuk pengaman dia sudah langsung tancap gas. Cara mengerem juga mendadak saat di lampu merah. Begitu lampu hijau langsung menggeber gas lagi. Saat akan berbelok dia tidak mengurangi kecepatan. Dalam hati saya bergumam, kayaknya traveling di beograd ini akan agak sedikit mencekam juga. Baru saja sampai sudah langsung disuguhi hal2 yg belum pernah saya alami di tempat lain.
Namun demikian saya tetap exciting dg pengalaman baru di beograd ini. Perempuan pemilik apartemen yg kami tempati tdk sedingin perempuan penjaga toilet namun tetap saja jauh dari keramahan pemilik apartemen di florence italy yg juga perempuan. Tapi apartemen yg akan kami tempati ini mengobati semuanya. Interior apartemennya masih baru dan bersih walau gedungnya sendiri adalah gedung tua. Ada ruang tidur, living room, dapur dan balkon. Fasilitasnya jg lengkap dari kompor induksi yg sekaligus oven elektrik di bawahnya, kulkas, mesin cuci, tv sampai setrikaan berikut mejanya. Mana harganya murah sekali dibanding apartemen di roma, florence, venesia dan apalagi milan yg mahal sekali.
Apartemen pertama di milan sangat menyedihkan namun mahalnya minta ampun dg harga 64 euro sehingga kami pindah ke apartemen lain pada hari kedua. Sementara apartemen beograd ini hanya sepertiga milan, hanya 22 euro saja.
Seperti yg sudah saya sampaikan di bagian sebelumnya, maka traveling kami di balkan ini bukanlah planned traveling, tapi serba spontan. Karena itu dg mudah kami memutuskan utk extent di sini tanpa ada kekuatiran dg jadual di kota lain krn penginapan belum dipesan sama sekali. Perlu diketahui bahwa perjalanan ke beograd ini sendiri sudah berubah dari itinerary awal. Tadinya dari zagreb kami akan ke sarajevo, setelah itu barulah ke beograd. Tapi karena flixbus adanya adalah zagreb-beograd maka saya memutuskan utk ke beograd dulu baru setelah itu ke sarajevo.
Seperti yg sdh saya bahas juga, konsekuensi dari spontaneous traveling adalah kita repot utk membuat perencanaan berikutnya yakni di mana akan menginap dan pakai apa ke sana. Hampir setengah hari waktu habis hanya utk searching penginapan di sarajevo, kapan ke sana dan bagaimana cara mencapainya. Praktis hari ini kami tidak ke mana2, hanya di apartemen saja.
Saya sengaja hari ini dibuat santai dulu. Sudah dua minggu di sini sejak roma, florence, venesia, milan dan ehrendingen, kami sama sekali tidak ada waktu utk me time. Sepanjang dua minggu padat sekali. Keluar penginapan pagi2 utk mengunjungi berbagai destinasi dan baru pulang malam hari. Belum lagi kesibukan pindah2 kota.
Sekarang di beograd ini saatnya menikmati me time saya dan istri. Kami keluar belanja ke supermarket. Istri belanja sayur, telur dan bahan2 masakan lainnya. Dia akan memasak sederhana di apartemen. Dia buat nasi goreng lengkap dg telur dadarnya. Dia racik juga sayur buncis, sawi dan wortel. Sebenarnya ini adalah perpaduan yg aneh, makan nasi goreng dg sayur dan kuahnya. Tapi kok rasanya malah sungguh nikmat sekali. Makan sayur segar setelah dua minggu hanya makan rendang, indomi dan paling2 juga kebab, maka rasa sayur saat ini benar2 sesuatu sekali.