3. Kembali Excited

Setelah menyadari bahwa ini adalah Amerika bukan Eropa dan rencana saya mengunjungi kota demi kota sudah tidak ada harapan lagi maka exciting traveling saya sempat hilang. Rasanya traveling ini jadi hampa.

Saya tidak punya pilihan lain selain memperpanjang stay di New York dan selanjutnya terbang langsung ke Las Vegas. Tidak bisa lagi menginap dan mengeksplore kota2 lain seperti Chicago, St. Louis, Oklahoma dan Phoenix atau Kansas City, Denver dan Albuquerque.

Walau begitu saya tetap ingin ke Grand Canyon dan Hualapai Indian Reservation. Mudah2an dapat dicapai dari Las Vegas. Mudah2an ada travel biro lokal Las Vegas yang punya program ke sana.

Hari kemarin digunakan sepenuhnya untuk istirahat setelah 10 hari dihajar itinerary sangat ketat oleh travel biro. Hari ini adalah hari pertama kebebasan merdeka penuh. Tidak ada lagi perintah harus turun ke lobi dengan semua koper jam 7 pagi. Tidak ada lagi sampai di hotel jam 21 atau 22. Tidak ada lagi harus packing setiap malam karena setiap hari harus pindah kota.

Hari ini nikmat sekali. Tidak ada yang mengejar2 harus segera berangkat. Aktivitas mandi dan sarapan dilakukan dengan santai. Melangkah keluar apartemen juga dilakukan dengan santai. Kami akan kembali ke Manhattan. Kami akan ke Central Park untuk menikmati taman seluas 341 ha di tengah2 hutan beton pencakar langit.

Dari apartemen kami berjalan kaki menuju stasiun subway terdekat yakni Junction Boulevard. Sambil jalan masih sempat mampir di toko grocery membeli nasi putih saja. Untuk lauk ada teri goreng campur kacang. Jadi nanti tidak perlu cari2 makan siang lagi namun cukup buka bekal saja. Nanti kami akan makan di pinggiran danau di Central Park  seperti orang piknik di taman.

Langkah pertama saat sampai di stasiun adalah membeli tiket di vending machine. Ada tiga pilihan yakni tiket sekali jalan USD 2,75, tiket one week unlimited USD 33 dan tiket isi ulang dg nominal tertentu. Saya memilih yang terakhir ini dan membeli tiket dengan saldo USD 39. Kami cukup membeli satu tiket saja karena bisa digunakan untuk berdua. Prinsipnya saldo akan berkurang setiap kali kartu digesek.

Selanjutnya adalah mempelajari jalur subway New York dengan melihat tujuan kita ada di jalur nomor berapa. Sekalian melihat titik awal dan akhir jalur.

Saat membeli tiket dan mempelajari jalur tersebut maka tiba2 saya merasa exciting lagi. Saya merasakan lagi sensasi melakukan traveling backpacker. Sensasi yang tidak akan didapatkan saat ikut travel biro karena kita hanya duduk manis saja di bus. Tidak tahu dibawa ke mana, tidak tahu lewat mana, tahu2 sudah sampai saja di tujuan.

Beda sekali dengan backpacker. Kita harus tahu tujuan kita, pakai jalur nomor berapa dan melewati stasiun apa saja. Harus tahu juga apakah naik kereta yang arah ke kanan atau ke kiri. Karena jika salah naik maka kita akan terbawa ke arah yang berlawanan.

Saya memilih turun di Time Square 42 st dan nanti akan jalan kaki ke Central Park. Sebenarnya kami bisa langsung turun di Central Park jika pindah jalur dari jalur no 7 ke jalur no 3 di Time Square dan turun di Central Park North 110 st. Tapi saya sengaja memilih turun di Time Square saja karena ingin melihat Time Square lagi di siang hari.

Saat sampai di Time Square saya melihat map lagi untuk mencari masjid untuk sholat Zuhur. Siapa tahu ada masjid dekat2 sana. Ternyata benar, ada masjid Ar Rahman di West 29th st yang tidak begitu jauh dari Time Square. Lokasinya malah melalui Broadway dan dekat Empire State Building. Jadi sambil ke masjid maka kami bisa sekaligus melihat Empire State Building dan Broadway. Dua2nya adalah nama yang familiar dan dikenal banyak orang sehingga worth it untuk dilihat.

Jadi kami ke Central Park setelah dari masjid. Dari Central Park kami jalan menyusuri Fifth Avenue yang terkenal itu karena di sini banyak sekali outlet brand2 ternama. Di jalan ini juga terletak Trump Tower dan Rockefeller Center. Kami menyusuri Fifth Avenue ini menuju Grand Central Terminal. Dari sini kami menuju subway jalur no 7 untuk kembali ke Junction Boulevard dan terus ke apartemen di Corona, Queens, NY.

Seperti judul posting ini maka exciting saya dalam traveling muncul lagi. Hilang sudah kegundahan saya atas sistem transportasi Amerika yang tidak mengakomodir transportasi publik sama sekali itu. Exciting saya muncul lagi karena hanya dengan jalan sendiri satu hari tanpa travel biro maka saya sudah memahami seluk beluk New York.

Sekarang saya bisa mengatakan bahwa saya tahu New York. Hal yang tidak bisa saya katakan untuk Philadelphia, Washington DC, Toronto, Montreal, Quebec dan Boston. Padahal saya sudah mengunjungi semuanya dengan travel biro namun saya tidak tahu apa2 tentang kota tersebut. Kami saat itu hanya mengunjungi satu atau dua titik destinasi saja. Hanya duduk manis di bus dan tahu2 sudah sampai di tujuan.

 

Membeli Tiket di Vending Machine

Artikel Terkait