4. Memastikan lagi asa yang hilang

Saya sudah tahu dan ikhlas bahwa tidak mungkin lagi ke Chicago sebelum ke Las Vegas. Tiket pesawat terlalu mahal yakni 2,2jt belum termasuk bagasi. Padahal kami masih harus naik pesawat lagi ke Las Vegas dengan harga tiket 3,5jt. Karena kami berdua maka tinggal dikali dua saja. Belum lagi jebakan batman tiket pesawat domestik. Saya dapat cerita bahwa kebanyakan penumpang domestik di Amerika tidak pernah membawa bagasi. Mereka hanya membawa tas tenteng saja yg bisa masuk ke kabin. Jadi kita akan kena getok saat membawa bawaan bagasi.

Walau sudah ikhlas namun yang namanya mencoba lagi tentu saja boleh2 saja. Saya sudah cek bahwa kereta ke Chicago ada namun lama sekali yakni hampir 20 jam. Tapi di web Amtrak tidak ada infon harga tiketnya. Karena itu saya mau make sure berapa harga tiket dengan menanyakan langsung ke stasiun. Setelah main di area Manhattan maka kami akan mampir ke stasiun untuk menanyakan.

Sore itu setelah dari Central Park kami mampir dulu ke main station yakni Grand Central Terminal. Di map namanya terminal padahal itu stasiun kereta api. Saya mengira ini adalah semacam stasiun pusat seperti Centraal Station di Amsterdam. Jadi sayapun menanyakan kereta ke Chicago di sini. Tapi ternyata ini stasiun MTA yang mengelola  subway bukan stasiun kereta antar kota. Padahal yang saya cari adalah Amtrak. Sayapun melakukan googling dan ketahuanlah bahwa Amtrak ada di 34 st Pennsylvania Station.

Karena sudah malam maka saya merencanakan akan ke Amtrak besok pagi saja. Jadi besok ada tiga agenda yakni Amtrak, gedung PBB dan World Trade Center peristiwa 11 September.

Pennsylvania Station sangat megah. Saya langsung mencari bagian ticketing untuk menanyakan harga tiket ke Chicago. Tapi saya malah diarahkan untuk cek sendiri di display yg disediakan.

Sebenarnya saya tidak sreg mencek ke mesin karena ini sama saja dengan mencek di web. Saya lebih suka bertanya langsung pada petugas. Tapi karena dia mengarahkan begitu maka mau tidak saya terpaksa melakukan juga. Nanti saya akan tanya dia lagi jika ada kesulitan dengan mesin ini.

Ternyata mengoperasikan display ini sangat mudah. Hanya masukkan kota asal, kota tujuan dan tanggal keberangkatan maka info harga muncul. Harganya sangat bervariasi tergantung tanggal dari termurah USD 112 sampai USD 232. Saya heran juga kenapa range harganya begitu jauh. Yang juga mengesankan adalah banyaknya peminat naik kereta ke Chicago ini. Hampir semua jadual utk 2-3 hari ke depan sudah terisi 70% sampai 90% full.

Kelihatannya kami bisa juga ke Chicago. Asa yang sudah terkubur bisa dibangkitkan lagi. Saya berunding sebentar dengan istri apakah kita akan ke Chicago atau langsung ke Las Vegas dari New York. Tidak butuh waktu banyak maka kami putuskan go Chicago go. Kami balik ke mesin display, utak atik lagi, pastikan jadual, masukkan kartu kredit dan printed tiketpun keluar dari mesin. Sebuah proses pembelian tiket yang sepenuhnya dilakukan oleh mesin tanpa sedikitpun melibatkan manusia.

Perjalanan akan ditempuh dalam waktu hampir 20 jam yakni berangkat jam 15.40 dan sampai keesokan harinya jam 10.12. Karena ini perjalanan yang sangat lama maka saya ingin tahu itinerarynya yakni lewat kota mana saja dan berapa lama berhenti di kota2 terseb

ut. Tapi petugasnya mengatakan tidak tahu sehingga tidak bisa memberikannya.

Ini beda sekali dengan Jepang. Para petugas keretanya sangat membantu para penumpang. Saat saya menanyakan itinerary kereta dari Sapporo ke Nagoya di stasiun Sapporo maka mereka memprintkan itinerary sangat lengkap sampai ke menit2nya. Berhenti di kota mana saja dan berapa lama sampai akhirnya sampai di Nagoya.

Sayang saya tidak mendapatkannya di Amerika sini. Petugasnya juga tidak seramah petugas Jepang dalam membantu penumpang. Jawaban2 mereka cenderung agak ketus dengan gesture agar saya cepat2 pergi. Suasananya tidak nyaman untuk bertanya2 lagi. Beda sekali dengan petugas Jepang. Mereka membiarkan saya bertanya terus sampai saya puas sendiri.

Kembali kepada asa yang hilang maka dengan tiket ke Chicago ini saya kembali mendapatkan  20% asa tersebut. Dari 4-5 kota yang direncanakan maka satu kota sudah terselamatkan. Ternyata asa yang sudah terkubur masih bisa bangkit lagi 20 persennya. So, Chicago here we come.

 

Moynihan Train Hall Pennsylvania Station

 

 

Artikel Terkait