6. Backpacker tidak selalu lebih murah

Konsekuensi dari sulitnya transportasi publik adalah mahalnya biaya transportasi bagi turis seperti kami. Pilihan yang ada hanya sewa mobil, pesan Uber atau naik taksi. Dan itu adalah pilihan mahal semuanya.

Dengan kondisi demikian apakah traveling backpacker memang lebih murah daripada ikut travel biro? Awalnya saya mengira demikian. Tapi kelihatannya tidak juga. Bisa saja traveling dengan travel biro malah lebih murah.

Pertama travel biro sudah bekerja sama dengan maskapai sehingga mereka dapat harga tiket pesawat lebih murah. Kedua mereka sudah bekerja sama dengan perusahaan jasa transportasi sehingga bisa sewa kendaraan lebih murah. Ketiga mereka sudah bekerja sama dengan hotel sehingga dapat harga kamar lebih murah. Keempat mereka sudah bekerja sama dengan lokasi wisata sehingga dapat tiket masuk lebih murah. Terakhir mereka juga bekerja sama dengan pemilik toko sehingga dapat marketing fee.

Sementara kita yang traveling backpacker sulit mendapatkan kemudahan2 di atas. Kita harus arrange sendiri semuanya dari pemesanan tiket pesawat, tiket transportasi lokal di lokasi tujuan, penginapan, makan dan tempat wisata.

Sebenarnya memang ada tips juga untuk mendapatkan harga murah. Pertama cari tiket promo dari maskapai atau ikuti travel fair. Pada momen travel fair banyak sekali penawaran tiket murah. Cara kedua adalah book semuanya jauh2 hari jangan pada last minute. Harga last minute dengan harga jauh2 hari bisa terpaut 2-3 lipat.

Tapi itulah masalah besarnya. Kita melakukan traveling backpacker karena ingin mencari kebebasan. Bebas berapa lama di suatu kota terserah kita. Jika tidak menarik maka ditinggalkan. Jika menarik maka diperpanjang.

Semua itu tidak kita dapatkan jika semua dibook jauh2 hari. Book penginapan jauh2 hari artinya kita jadi terikat dengan jadual booking. Book transportasi antar kota jauh2 hari artinya kita terikat dengan jadual tersebut. Lalu apa artinya traveling backpacker jika kita sendiri tetap saja terikat jadual.

Jadi bisa dipahami sekarang bahwa traveling backpacker tidak selalu bisa lebih murah. Pada banyak kasus justru lebih mahal karena semua deal pada last minute. Apalagi jika travelingnya tidak sepenuhnya backpacker karena masih bawa koper dan bawaan lain.

Kalau demikian backpacker tidak murah juga dong. Iya benar. Tapi sebenarnya masih bisa murah juga bahkan jauh lebih murah daripada ikut travel biro yakni jika melakukan traveling backpacker brutal. Brutal artinya benar2 hanya bawa ransel di punggung berisikan baju 3 lembar dan celana 2 lembar. Tidak bisa ada bawaan lain apalagi belanja oleh2.

Menginap di hostel yang satu kamar bisa diisi 8 sampai 12 orang bahkan 18 orang bercampur baur. Ada kamar yang khusus laki2 saja, khusus perempuan saja dan ada juga yang mix bercampur baur laki dan perempuan. Sewa kamar yang semacam ini murah sekali, mungkin bisa di bawah 100rb. Atau yang lebih brutal lagi adalah tidur di stasiun kereta yang buka 24 jam. Jadi tidak perlu keluar biaya menginap.

Cara lain melakukan penghematan adalah dengan berjalan malam. Jadinya kita tidur di bus atau kereta dan tidak perlu sewa kamar. Ini bisa kita lakukan untuk perjalanan antar kota yang jaraknya jauh sekitar 8 jam atau lebih. Ini pernah saya lakukan dari Zurich Swiss ke Zagreb Kroasia dan di Turki dari Istanbul ke Cappadocia. Semuanya adalah perjalanan lebih dari 8 jam.

Saya pernah bertemu pasangan Indonesia di Zurich. Mereka cerita selalu jalan malam untuk menghemat biaya menginap. Tapi jalan malam ini ada juga kerugiannya yakni kita jadi tidak bisa menikmati pemandangan sepanjang jalan. Di luar hanya kegelapan yang kelihatan.

Traveling brutal yang lain adalah makan seadanya dengan makanan kaki lima. Lalu ke mana2 jalan kaki. Atau numpang tebengan orang jika antar kota. Karena transportasi adalah komponen terbesar biaya traveling setelah penginapan.

Di New York ini saya juga merasakan dilema biaya transportasi. Harga tiket sekali naik subway adalah USD 2,75 tidak peduli tujuan dekat atau jauh. Ada tersedia tiket terusan seharga USD 33 yang berlaku unlimited selama satu pekan. Artinya jika kita akan bepergian selama lebih dari 12 kali maka lebih worth it jika kita beli tiket terusan. Tapi jika di bawah 12 kali maka lebih murah jika kita beli ketengan saja.

Saya sempat dilema juga antara beli tiket mingguan atau ketengan saja. Masalahnya kami berdua dan tidak akan stay di New York selama sepekan. Beli dua tiket berarti USD 66 dan rasanya besar sekali hanya untuk naik subway saja karena itu setara dengan 1.000.000 lebih hanya untuk transportasi lokal.

Setelah dilema beberapa saat akhirnya saya putuskan beli ketengan saja. Saya beli kartu USD 40 namun saldonya hanya USD 39 karena USD 1 adalah biaya admin. Kami akan pakai kartu ini berdua karena memang dibolehkan dipakai oleh banyak orang. Nanti saldo akan berkurang sendiri setiap kita gesek saat masuk ke platform subway.

Kembali ke topik mahal murah maka dapat saya katakan bahwa traveling backpacker tidak pasti selalu lebih murah dibanding paket tour. Bisa saja malah lebih mahal. Kecuali jika mau melakukan traveling backpacker brutal seperti yang saya ceritakan di atas. Tapi saya hanya cerita saja ya. Saya sendiri tidak pernah menjalaninya.

Platform Subway

Artikel Terkait