Las Vegas, Los Angeles dan San Fransisco adalah tiga kota besar dan utama di area west coast Amerika. Rasanya tidak ada orang yang datang ke area west coast dan tidak mengunjungi salah satu dari tiga kota ini.
Semua orang tahu bahwa Las Vegas adalah kota judi. Kota ini dibangun di tengah2 gurun pasir kering kerontang namun kemudian menjelma menjadi kota besar penuh gemerlap lampu di malam hari dengan aktivitas yang hidup 24 jam.
Saya memasukkan Las Vegas dalam itinerary karena dua alasan. Pertama karena dia adalah salah satu kota utama di west coast dan kedua karena ingin mengunjungi Grand Canyon.
Sebenarnya Las Vegas dan Grand Canyon adalah dua lokasi yang berbeda jauh dan bahkan berbeda negara bagian. Las Vegas ada di state Nevada sedangkan Grand Canyon ada di state Arizona. Namun Grand Canyon lebih mudah didatangi dari Las Vegas karena banyak travel biro yang menawarkan perjalanan ke Grand Canyon.
Awalnya saya menyusun itinerary hanya berdasarkan posisi geografis saja. Saya lihat kota terdekat ke Grand Canyon adalah Flagstaff. Adapun kota terbesarnya adalah Phoenix. Oleh karena itu sayapun memasukkan Phoenix dan Flagstaff ke dalam itinerary. Saya berpikir akan ke Phoenix dulu dari east coast lalu lanjut ke Flagstaff untuk selanjutnya menuju Grand Canyon.
Cara ini sangat membuang waktu karena saya merancang tiga malam di Phoenix dan dua malam di Flagstaff sehingga total habis lima malam hanya karena ingin mencapai Grand Canyon. Untunglah kemudian saya dapat ide untuk pakai travel biro saja mengunjungi Grand Canyon dari Las Vegas.
Cara ini lebih efisien karena saya cukup menginap tiga malam di Las Vegas namun sekaligus mendapatkan Grand Canyon. Jadi saya tidak perlu lagi ke Phoenix dan Flagstaff.
Sejak rencana jalan darat dari east coast ke west coast tidak bisa diwujudkan maka saya sudah memutuskan untuk naik pesawat dari Chicago ke Las Vegas. Saya mencari tiket termurah yang akhirnya tidak murah lagi karena harus membayar bagasi. Konsekuensi budget airlines atau maskapai hemat maka kami dapat jadual penerbangan yang sangat tidak bersahabat yakni berangkat hampir tengah malam dan sampai dini hari.
Keberangkatan jam 23 lewat dari Chicago Midway International Airport dan sampai jam 01 lewat di Harry Reid International Airport Las Vegas. Waktu penerbangan adalah 4 jam bukan dua jam karena ada beda zona waktu 2 jam antara Chicago dan Las Vegas. Jadi kami menunggu pagi dulu di bandara sebelum kemudian titip koper di penginapan karena belum waktunya untuk cek in.
Pertama keluar bandara menuju pusat kota maka kesan pertama yang muncul adalah seakan2 kami sedang di tanah Arab. Pemandangan jalan rayanya, tanaman palem2an, semak dan tanaman perdu yang tumbuh benar2 mirip dengan tanah Arab. Tentu saja ini tidak mengherankan karena lokasi Las Vegas dan kota2 di Arab adalah sama2 kota yang berada di tengah gurun pasir. Makanya tidak heran jika vegetasi tumbuhan kedua kota ini juga mirip.
Landscape alam Las Vegas terlihat jelas saat dalam perjalanan dari Las Vegas ke Grand Canyon dan Las Vegas ke Los Angeles. Sepanjang perjalanan mulai meninggalkan kota maka pemandangannya persis seperti di padang pasir. Ada padang pasir, ada bukit2 batu, ada tanaman perdu, ada semak2 khas padang pasir yg tumbuh bergerombol dan ada pohon palem2an.
Tapi setelah meninggalkan state Nevada dan masuk lebih dalam lagi ke Arizona maka landscape berganti menjadi padang prairi datar yang membentang jauh sampai ke kaki langit. Sebagian lagi latar belakangnya adalah perbukitan di kejauhan.
Prairi adalah padang rumput yang luas yang diselangselingi oleh semak2 yg bergerombol dan pohon2 yang tidak terlalu tinggi. Pemandangannya persis seperti yang digambarkan Dr. Karl May dalam buku2nya serial petualangan Winnetou dan Old Shatterhand.
Saya melamun memandang prairi seraya membayangkan mereka berdua naik kuda berdampingan tanpa bicara. Karena Scharlih – panggilan Winnetou kepada Old Shatterhand – dan Winnetou sudah dapat saling memahami hanya dengan saling memandang saja tanpa perlu bersuara. Mereka bisa berkuda berhari2 tanpa sepatah katapun. Demikianlah yang didengar Old Wable dari pemburu2 lain seperti dikisahkan dalam buku Gunung Setan di Rocky Mountains.
Lamunan saya berlanjut saat matahari semakin turun tanda sebentar lagi terbenam dan hari mulai gelap. Mereka tentu sedang mencari tempat bermalam yang serasi yang tidak mudah ditemukan orang namun mereka bisa melihat orang lain datang.
Bus terus berjalan dan matahari sudah benar2 tenggelam. Semakin lama suasana di sekeliling semakin gelap. Perjalanan balik ke Las Vegas dari Grand Canyon masih panjang. Masih 3-4 jam lagi bus baru akan sampai di Las Vegas. Sayapun mengakhiri lamunan Winnetou dan Old Shatterhand karena sekarang tidak ada apa2 lagi yang bisa dilihat di luar selain kegelapan.
Awalnya saya mengira casino2 yang ada di Las Vegas ini sama seperti di Genting Highland di Malaysia yakni hanya orang2 tertentu saja yang boleh masuk. Orang kebanyakan apalagi Melayu tidak boleh masuk ke arena Casino di Genting tersebut.
Ternyata saya salah sangka. Casino di Las Vegas sama seperti mal saja. Siapapun boleh masuk. Apakah mau melihat2 saja atau serius ingin bermain.
Semua hotel menyediakan casino di sini. Semuanya selalu mencantumkan kata hotel dan casino di sebutannya. Bahkan casino jadi pintu masuk hotel. Kita masuk ke casino dulu sebelum sampai di hotelnya.
Saya masuk ke beberapa casino besar hanya karena ingin tahu saja. Banyak sekali macam2 mesin judi di sana yang tentu saja saya tidak tahu cara menggunakannya. Tapi ada yang namanya seperti kita lihat di film2 seperti bacarat dan roulette. Lalu yang membuat saya exciting adalah ketemu meja judi seperti di film2. Ada meja hijau di mana bandarnya membagikan kartu remi. Ada juga koin2 plastik yang bertumpuk yang dibagikan di meja warna hijau. Lalu meja yang bandarnya pakai tongkat pengait untuk mengumpulkan koin.
Meski tidak mengerti apa2 namun saya senang saja melihat mereka main. Ada yang datang berombongan, ada yang sendiri dan bahkan ada suami istri. Semua datang dengan muka sumringah. Bahkan saya lihat ada suami istri baru datang dan ambil tempat dua kursi di sebuah meja. Dengan wajah bahagia mereka mulai bermain judi. Mudah2an saya tidak berdosa menonton orang berjudi. Hanya ingin tahu saja seperti apa orang berjudi tanpa mengerti apa yang mereka lakukan.