Kenapa saya menulis catatan perjalanan di Face Book ini. Pertama supaya ada arsip. Walaupun saya juga menyimpan tulisan ini di hape, tapi buat jaga-jaga misalnya hape hilang atau rusak maka masih ada arsipnya di FB. Kedua saya terinspirasi dengan kisah-kisah travelling dr. HOK Tansil di majalah Intisari waktu saya SD dulu. Dr. HOK Tansil mengunjungi puluhan negara bersama istrinya dan catatan perjalanan tersebut dimuat di majalah Intisari. Di Intisari juga ada kolom Surat dari Amerika yang ditulis oleh Felix Tan yang juga sangat saya gemari. Pokoknya saat SD saya sudah suka dengan perjalanan ke luar negeri. Pergi keluar negeri adalah obsesi dan mimpi saya sejak masih SD.
Karena itu sejak SD saya suka sekali melihat peta dunia. Dengan asik saya mengukur jarak dari Berlin ke Paris, dari New York ke San Fransico. Karena rajin buka peta dengan sendirinya sejak SD saya sdh hafal nama-nama ibukota negara di dunia. Jadi yang ketiga barangkali catatan-catatan ringan ini juga bisa menginspirasi teman FB saya.
Alsan keempat sebenarnya adalah alasan yang utama, cuma gak enak saja rasanya kalau ditulis di nomor urut satu. Alasannya apalagi kalau bukan ingin pamer di FB. Mengumumkan ke semua orang, saya sedang di Eropa lho. Bukankah FB memang dibuat untuk memamerkan apa saja tentang kita. Ada yang nulis status sedang lunch di PS (tahukan PS, Plaza Senayan) berikut up load gambar menu makan siangnya. Ada yang memajang gambarnya sedang di rumah sakit dan mohon doa kesembuhan. Ada yang posting foto keluarga sedang jalan-jalan di Singapura, biasanya berfoto dengan latar belakang Universal Studio di Sentosa Island, walaupun sebenarnya mungkin tidak masuk ke dalamnya. Kalau ini memang pengalaman pribadi karena saat saya bawa keluarga ke sana, kami tidak masuk, hanya foto mejeng saja di depannya. Tapi saya tidak up load foto itu di FB lho, cukup buat dokumentasi keluarga saja. Kemudian kembali ke FB, ada yang sedang dinas kantor di luar negeri dan up load gambarnya sedang berpose di Menara Eiffel.Semuanya tentu sah-sah saja. Bukankah ada ungkapan bahwa posting di FB memang untuk pamer karena kalau tidak pamer namanya diary.
Walaupun mau pamer tapi saya tetap merasa risih kalau yang diposting adalah gambar saya di depan menara Eiffel atau gambar saya dan istri pakai baju tradisional Belanda di Volendam. Rasanya kok kurang elegan ya up date status seperti itu. Terus yang elegan itu yang mana. Masih menurut rasanya, rasanya lebih elegan kalau kita posting cerita saja dan gambar-gambar yang memperkuat cerita kita. Dan itulah yang saya lakukan. Saya posting cerita dan gambar yang semua gambarnya tanpa ada foto saya di sana. Sampai-sampai seorang teman FB secara bercanda bilang di komen bahwa gak percaya saya ada di eropa karena gak ada fotonya saya. Satu-satunya posting yang ada foto saya hanya saat saya menerangkan peta Amsterdam kepada Einstein dan saat berbincang dengan Presiden Obama dan Ratu Juliana di Madame Tussaud Amsterdam. Khusus untuk posting ini mau tidak mau tentu saja ada foto saya.