1. Wacana Backpacker

1. Setiap perjalanan back packer selalu memiliki ceritanya sendiri, bahkan pada saat masih tahap perencanaan. Saat liburan lebaran tahun lalu di keluarga kami muncul wacana backpackeran ke vietnam, negara bukan main stream utk tujuan traveling keluarga. Pertimbangannya simpel, karena keuangan hanya cukup utk membawa keluarga ke sekitaran asean saja. Lokasi main stream traveling keluarga utk asean tentu saja singapura, malaysia dan thailand. Anak2 sdh pernah ke singapura dan malaysia, jadi pilihan hanya thailand saja. Saya dan istri sdh juga beberapa kali ke thailand sehingga sebenarnya sayang kalau ke sana lagi. Tapi negara asean lain seperti brunei, filipina, timor leste, myanmar dan kamboja rasanya tdk menarik utk dikunjungi. Karenanya muncullah wacana ke vietnam saja. Tapi setelah maju mundur beberapa kali, akhirnya tetap saja kembali ke mainstream. Ke mana lagi akhirnya kalau bukan ke thailand karena itu tadi, anak2 sdh pernah ke singapura dan malaysia.

Lebaran tahun ini timbul lagi wacana ke daerah tujuan tidak mainstream yakni ke bhutan. Itu gara2 ada yg posting di grup wa minang bandung bahwa bhutan adalah negara yg tingkat kebahagiaan penduduknya tertinggi di dunia. Kok kayaknya menarik sekali. Tentu ada sesuatu yg istimewa di sana sehingga penduduknya bahagia semua. Lalu sayapun mulai searching tentang bhutan. Tapi Iinfo pertama yg saya dapatkan langsung membuat saya patah hati dan urung membawa keluarga ke sana. Infonya karena bukan tujuan wisata mainstream maka wisata ke sana mahal dan tdk layak utk keluarga. Wah, saya jadi keder juga.
Berarti harus balik ke daerah mainstream lagi dg alternatif hongkong, korea atau jepang. Saya pernah ke jepang, istri saya pernah ke hongkong dan jepang juga. Jadi tentu lebih baik ke korea saja yg semuanya belum pernah ke sana. Pilihan yg sebenarnya tdk begitu mantap juga karena menjelajah jepang tentu lebih mengasikkan dibanding korea. Tp hanya itulah pilihannya.
Lalu sayapun mulai searching tiket pesawat dan jadual penerbangan yg cocok. Seperti yg sdh diduga, harga tiket pesawat saat libur lebaran masih mahal sekali. Harga baru mulai turun saat setelah libur lebaran. Untung libur lebaran anak2 bertepatan dengan libur akhir tahun ajaran sehingga jadual tersebut masih bisa diterima.

Setelah beberapa kali searching dan membandingkan harga beberapa maskapai, seperti yg sdh diduga juga maka tetap saja air asia yang paling murah. Maka malam itupun saya memutuskan ambil air asia saja walaupun sebenarnya pernah punya pengalaman pahit dg air asia.

Ini kejadian tahun lalu. Ceritanya kami naik air asia dari bangkok ke jakarta. Waktu itu lebih murah beli tiket dua kali yakni bangkok-kuala lumpur dan kuala lumpur-jakarta daripada langsung bangkok-jakarta. Sejak di bangkok kami sdh kelebihan bagasi kabin, tapi ternyata mulus2 saja saat cek in dan saat boarding. Saya pikir berarti sdh aman. Ternyata sesampai di kuala lumpur kami harus proses ulang cek in dan imigrasi. Jadi harus keluar dulu dg membawa semua bagasi dan melakukan cek in lagi seolah2 baru sampai di bandara. Tadinya saya pikir karena sama2 maskapai air asia, saya tdk perlu memikir bagasi lagi sebagaimana orang transit. Tapi ini ternyata beda. Jadilah drama itu terjadi. Setelah cek in dan koper masuk bagasi, kami dihadang saat mau masuk ke ruang tunggu. Bawaan kabin ditimbang. Hanya boleh masuk maks 7 kg. Hadeuh, jadilah satu koper kabin tidak boleh masuk. Saya harus ke counter cek in dan membayar kelebihan bagasi dengan angka yg cukup aduhay. Mana saya tidak punya uang ringgit krn tdk ada rencana utk ngapa2in di bandara malaysia.

Pengalaman kepala sekolah sdit plus cordova yg menggunakan air asia juga ke jepang malah lebih mengenaskan lagi. Bukan hanya tas tangan masuk kabin saja yg ditimbang, tapi bahkan jaket yg dipakai juga harus ditimbang. Bayangkan, jaket yg kita pakai disuruh buka dan ditimbang. Kalau tdk salah dia kena charge 2jt lebih utk kelebihan berat masuk kabin tersebut. Dengan setengah menangis dia cerita ke istri saya tentang bawaan yg ditimbang.

Berdasarkan pengalaman tersebut, maka dari awal saya sdh mencadangkan untuk beli bagasi air asia sejak booking tiket daripada nanti kena tarif yang aduhai jika over baggage.

 

 

Artikel Terkait