4. Memilih Properti

4. Memilih tempat menginap di tokyo benar2 membuat saya senewen. Sdh dua minggu bolak-balik cek booking.com dan airbnb namun tdk juga bisa membuat keputusan. Beda sekali saat backpacker ke eropa dulu. Dulu dengan sangat yakin saya langsung book asal harga sdh paling murah. Lokasi dan bentuk bangunan tdk jadi pertimbangan sama sekali.
Tapi sekarang jadi agak beda karena ada pilihan lain di airbnb. Airbnb secara umum lebih murah daripada hotel karena itu adalah rumah atau apartemen pribadi yg disewakan. Sementara booking.com lebih banyak menawarkan hotel atau penginapan yg memang dikelola secara profesional.

Yang membuat saya senewen dan lama membuat keputusan adalah sistem pembayaran properti jepang yang hampir semuanya minta pembayaran di depan, baik di booking.com maupun airbnb. Lebih parah lagi pembayaran tersebut unrefundable alias uang tidak bisa kembali. Atau ada yg bisa dicancel tapi dipotong 50 sd 100%. Memang ada fasilitas cancel dg pengembalian penuh, tapi hanya berlaku 48 jam saja sejak deal.

Beda sekali dg pengalaman saya menggunakan booking.com utk properti di eropa, indonesia, malaysia dan thailand. Tidak ada yg minta pembayaran di depan. Semua bayar di tempat saat kita datang. Dan bahkan sewaktu2 juga dapat dicancel tanpa dipotong cancelation fee.

Karena sekarang membawa keluarga, maka faktor pertimbangan dalam memilih jadi semakin banyak. Selain harga adalah luas bangunan, fasilitas yg tersedia dan kedekatan dg stasiun kereta api. Dengan ketentuan pembayaran di depan dan dana tidak dapat dikembalikan, tentu saja saya harus ekstra hati2 dalam membuat keputusan.
Ada lokasi bagus, tapi hanya tersedia 22 sd 25 jun. Setelah itu tentu saja harus pindah. Saya sdh membayangkan bahwa pindah itu akan merepotkan dan buang2 waktu. Bayangkan. Kita harus cek out sebelum jam 10 sedangkan di tempat berikutnya baru bisa cek in jam 15. Lalu koper dan barang bawaan mau diapakan. Masa dibawa2 ke mana2. Beda kalau di hotel di mana kita masih bisa titip barang dan koper. Tapi kalau rumah2 airbnb mau titip barang di mana.

Ternyata mencari waktu yg sesuai dg jadual perjalanan kita sangat sulit. Hampir semua properti sdh penuh di bulan juni atau tanggal2 yg tersedia tdk sesuai dg jadual kita. Jadilah saya tdk memandang harga dan lokasi lagi. Semua properti dicek ketersediaan harinya. Akhirnya ketemu satu2nya properti di airbnb yg sesuai dg jadual saya yg celakanya harganya di atas budget yg saya tetapkan. Tapi mau bagaimana lagi. Jika ditunda lagi, nanti malah hilang diambil orang. Terpaksalah saya ambil juga, daftarkan nama dan nomor kartu kredit, klik confirm dan seketika itu juga terdebetlah kartu kredit utk pembayarannya.
Saya menghibur diri bahwa masih ada waktu 48 jam untuk cancel. Lalu saya melanjutkan searching di booking.com. Eh, sekarang malah ketemu dua properti yg ketersediaannya sesuai dg jadual saya. Malah harganya lebih murah lagi. Nah, saya jadi bimbang lagi. Cancel airbnb dan ambil yg baru ini atau tetap istikomah dg yg lama.

Memilih properti ini memang membuat senewen. Diputuskan cepat, takut menyesal dapat yg mahal dan tdk bagus. Diputuskan lambat, menyesal juga karena keduluan di ambil orang lain. Ditambah lagi ada notifikasi yg menakut2i kita seperti ini: 245 people are looking for stay in tokyo. They are searching the same dates as you. Ternyata ada banyak orang yg juga sedang mencari properti yg sama dg jadual kita.

Kemudian kalau tidak hati2 kita juga bisa salah kira. Kita kira kamar 6 orang hanya utk keluarga kita saja, padahal ternyata itu adalah kamar dormitory mix kapasitas 8, 10, 12 sampai 16 orang. Inilah yang saya alami tahun lalu di pattaya, thailand. Kamar yg saya booking utk 6 orang sekeluarga ternyata adalah kamar campuran utk orang lain juga. Dan hal ini baru saya ketahui setelah sampai di lokasi. Tentu saja terpaksa saya cancel dan cari lokasi lain. Beruntung bahwa properti di booking.com thailand tidak mengenakan pembayaran di depn sehingga saya tidak rugi uang. Tapi saya rugi waktu banyak sekali krn harus mencari tempat penginapan lain.

 

 

Artikel Terkait