Traveling Jepang Keluarga no 9

9. Traveling dg secara backpackeran selalu penuh kejutan, baik yg menyedihkan maupun yg menyenangkan. Kamar yg dibooked di nippori owl hotel utk 6 orang ternyata hanya berukuran 3,5×3,5m saja. Tapi itulah luar biasanya jepang. Mereka bisa atur sedemikian rupa berupa bed kapsul shg muat utk 6 orang. Walau sempit tapi bersih dan lengkap.

Lantainya dari kayu yg terjaga kebersihannya krn sepatu harus dilepas dan diganti dg sendal kamar. Bed, kamar mandi, toilet dan washtafel terbuat dari material kualitas tinggi sehingga terkesan mewah dan elegan. Memang sempit dan berdesak2an apalagi krn kami makan malam di dalam kamar. Padahal seharusnya hanya utk tidur saja. Tapi jika semua orang sdh masuk ke kapsul masing2, maka kamar ini akan terasa lebih nyaman dg ac dan penerangan yg bisa diatur.

Hari kedua kami pindah ke apartemen masih daerah arakawa juga. Lokasinya dekat stasiun mikawashima yg hanya berjarak satu stasiun dari nippori. Dari google map diketahui bahwa apartemen ini dekat sekali dari stasiun. Tapi ternyata mencari no 28 susah juga. No 25, 26 dan 27 ketemu, tapi no 28 tdk ada. Akhirnya saya terpaksa janjian dg host dan menunggu di depan sebuah toko. Dia kemudian datang dan tahu apa yg terjadi, ternyata apartemennya adalah di toko tsb. Benar saja, hanya selangkah dari stasiun, tp krn tdk ada nomornya, maka saya tdk tahu itu adalah properti yg dicari.

Kejutan pertama yg tdk menyenangkan adalah info dari dia bahwa kamar kami di lantai 5 dan tdk ada lift. Dg muka agak kecut kamipun memboyong koper dan tas ke lantai 5.

Tapi memang bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesaat setelah pintu apartemen dibuka datanglah kejutan itu. Ternyata ini adalah sebuah apartemen kecil yg komplit. Ada dua buah double bed yg empuk dan bersih. Lalu dua buah futon yakni kasur yg dihampar di lantai sesuai kebiasaan jepang. Lalu ada kompor, microwave, kulkas, rice cooker, setrika, water heater, coffee machine, televisi dan mesin cuci. Kamar mandi dan toiletnya bersih dan nyaman dengan toilet modern yg dilengkapi aneka tombol seperti di bandara dan di hotel sebelumnya. Tentu saja anak2 sangat exciting dg kondisi ini. Shafa sampai bilang inilah rumah impiannya. Kejutan hebat lainnya adalah host ini menyediakan modem portable. Modem yg bisa dibawa ke mana2 dan kami boleh membawanya.

Satu hal yg sampai sekarang masih heran adalah sistem sharing apartemen seperti yg ditawarkan via airbnb ini. Kita hanya bertemu pemilik saat cek in dan penyeerahan kunci. Setelah itu kita akan ditinggal sendiri dan tdk ada lagi yg mengawasi. Bahkan kita juga tdk akan bertemu host saat cek out. Kita cukup mengunci pintu dan menyimpan kunci di tempat yg ditunjukkan. Ini yg membuat saya tdk habis pikir. Host percaya begitu saja pada tamunya. Bgmn jika misalnya ada tamu yg berniat buruk, lalu membawa berbagai peralatan berharga yg ada. Atau ada yg merusak properti dan risiko2 lainnya. Bgmn mungkin orang dari seluruh dunia yg menjadi tamunya adalah orang baik2 semua. Sungguh saya belum dapat jawabannya.

Baiklah, sekarang kembali ke soal traveling. Untuk menghemat biaya, kami sdh merencanakan sejak di indonesia akan memasak sendiri dan tdk akan makan di luar. Selain mahal, mencari makanan halal jelas bukan sesuatu yg mudah di jepang. Anak2 langsung memasak nasi di rice cooker memakai beras yg dibawa dari indonesia. Istri saya sudah menyiapkan lauk dendeng balado, abon dan indomie utk beberapa hari. Makan bersama, masak sendiri, rebutan lauk, anak2 yg bertengkar, saling ribut, sungguh momen yg benar2 exciting.

Anak2 ribut menentukan mau ke mana dulu. Mereka diskusi sambil lihat peta tapi setiap sebentar diselingi oleh pertengkaran. Hari ini harusnya ke asakusa paginya dan shibuya, harajuku dan shinjuku siangnya. Tapi tadi semua sholat zuhur dan ashar jamak qoshor dulu kemudian masak nasi dan makan siang. Saat semuanya selesai waktu sdh menunjukkan jam 13. Jadi harus diputuskan tetap ke asakusa dulu atau tetap sesuai itinerary yg ada. Setelah saling bertengkar tadi, akhirnya diputuskan utk menunda asakusa. Pilihannya adalah ke shibuya, harajuku dan shinjuku.

 

Artikel Terkait