11. Apalagi yg bisa diceritakan dari bangkok? Kali ini tentang grab. Di jakarta kendaraan yg paling umum dipakai sebagai grab adalah jenis mpv seperti avanza dan teman2 sebangsanya. Tapi di bangkok ini, saya sdh dua kali pakai grab dan dua2nya pakai sedan vios. Padahal tadinya saya berasumsi mereka juga pakai avanza. Bukan masalah apa2, masalahnya kami berenam, jadi paslah pakai avanza. Tapi karena pakai toyota vios, terpaksalah masuk seperti sarden. Di depan satu dan di belakang 5 orang berdesakan. Kasihan sekali ya.
Mumpung bicara grab, sekalian kita bicara transportasi di bangkok. Ada bus kota dan taksi tentu saja. Lalu ada sky train, semacam lrt kalau di kuala lumpur. Kami sudah mencobanya dari stasiun n2 phaya thai ke n7 ekkamai seperti cerita saya kemarin. Di dalamnya nyaman sekali. ACnya dingin dan ada tv juga. Ongkosnya 45 baht utk jarak 5 stasiun.
Moda lain yg menarik utk diceritakan adalah ojek dan tuk tuk tentu saja. Ojek kelihatannya termasuk bagian dari transportasi publik resmi. Soalnya saya lihat mereka pakai rompi safety dan tanda pengenal. Sama seperti di kita, mereka juga mangkal di berbagai perempatan jalan dan lokasi strategis lainnya.
Tuk tuk, semua orang sdh tahu bahwa itu khas thailand. Mirip dengan bajaj, tapi bisa muat lebih banyak. Nah, terkait tuk tuk ini, saya mendapatkan fakta baru. Selama ini saya pikir tuk tuk hanya bisa membawa paling banyak tiga orang saja. Tapi faktanya ternyata tuk tuk bisa mengangkut 6 orang sekaligus. Awalnya saya tidak percaya saat tukang tuk tuk menyuruh kami 6 orang naik semuanya. Seperempat percaya dan sepenuh keraguan, kamipun naik satu demi satu. Dan sungguh ajaib, ternyata tuk tuk muat untuk 6 orang. Menurut saya ini bisa menjadi keajaiban dunia yang ke delapan saking amazingnya. Dan tentu saja bagi saya ini fakta yang sangat menyenangkan. Budget naik tuk tuk jadi turun jadi setengahnya saja. Seharusnya kami 6 orang memakai dua tuk tuk, eh ini cukup dengan satu saja.
Kemudian tentang bangkok yang macet. Apakah masih menarik utk diceritakan? Mmmm, mungkin cukup lihat gambar traffic di bawah ini saja ya. Itu diambil jam 20 malam.
Terus apa lagi yang menyolok di bangkok? Kebersihannya. Jalan-jalan raya di bangkok bersih sekali. Tidak ada sampah, sisa daun dan sebagainya. Di terminal bus juga bersih. Tidak ada orang yg membuang sampah sembarangan. Di bandara juga bersih. Ya jelaslah, masa ada bandara kotor.
Bagaimana dengan kuliner? Semua orang tentu tahu tentang betapa enak dan segarnya tomyam. Tapi itu sudah mainstream. Bagi saya yang unik adalah mango with sticky rice, mangga dengan beras ketan. Aneh saja makan mangga kok pakai ketan. Tapi setelah dicicipi, lha kok enak sekali. Kata anak2, ketannya saja sdh enak tanpa mangga.
Saya sendiri juga heran. Kenapa ketannya terasa lebih enak dibanding ketan di negeri kita. Begitu juga mangganya, kok lebih enak juga. Manis, tapi tidak seperti manisnya mangga di tempat kita.
Makan mangga dg ketan ini mungkin sama dengan fenomena makan durian dengan ketan. Saya baru akhir2 ini saja tahu bahwa ternyata makan durian dengan ketan itu adalah aneh bagi bukan orang padang. Selama ini saya pikir semua orang makan durian dengan ketan, tapi ternyata bagi orang jawa justru aneh sekali. Jadi kalau diibaratkan makan mangga dengan ketan ini, maka org thailand adalah orang padangnya dan saya adalah orang jawanya yg merasa aneh.
Sebagai orang yg bukan ahli kuliner, saya memang cukup heran dan rasa buah2an di sini. Saya beli nanas, rasa manisnya enak sekali sampai beli berkali2. Lalu nyoba jambu guava, enak juga. Air kelapa muda, suwer, air kelapanya bukan main enaknya. Daging kelapanya? Lagi2 luar biasa enak. Jadi yang namanya kelapa muda, nanas, jambu guava dan mango with sticky rice saya beli berkali-kali dalam sehari. Sampai sekarang saya masih terheran2, kenapa kok buah tropis thailand enak sekali rasanya.