Traveling Thailand no 2

2. Persiapan utk melakukan travelling backpacker tentu saja sangat berbeda (baca sangat merepotkan) jika dibandingkan dg travelling ikut biro perjalanan. Bersama biro perjalanan, kita cukup setor uang dan selanjutnya terima beres. Semua urusan dari tiket, visa, hotel, transportasi, makan dan itinerary sudah diurus semua oleh biro perjalanan

Beda dg travelling sendiri ala backpacker. Semua persiapan harus kita lakukan sendiri.  Kadang bahkan tdk cukup satu dua hari hanya utk persiapan tiket dan penginapan saja. Kebetulan travelling saya dan keluarga kali ini hanya ke thailand yg anggota asean sehingga saya tidak perlu mengurus visa.

 

Sepuluh hari sebelum keberangkatan,  saya mulai searching tiket. Kalau hanya sekedar booking tiket, tentu gampang sekali. Klik traveloka, klik jakarta bangkok, klik tanggal dan klik jam, tiketpun sdh di tangan. Sesederhana itu.
Tapi apakah tetap sesederhana itu jika dg klik pertama menghasilkan harga tiket pp utk enam orang (ayah ibu dan empat anak) senilai 40 jt sedangkan jika melakukan optimasi cukup dg 18 jt saja? Tentu saja kita memilih optimasi bukan. Nah, justru di sinilah perjuangannya, bagaimana bisa mendapatkan harga tiket pada tingkat optimasi terbaik. Proses inilah yang tdk cukup dilakukan dalam satu dua hari saja. Saya sampai perlu membuat tabel berbagai simulasi utk mendapatkan tingkat optimasi terbaik.
Pertama yang saya lakukan adalah membuat itinerary travelling. Awalnya dibuat 6 malam 7 hari dg rute jakarta, phuket, bangkok, pattaya, bangkok, jakarta.

 

Ternyata travelling dg rute tsb membutuhkan dana utk tiket, penginapan, makan dan transportasi  lokal yang jauh melebihi budget saya. Oleh karena itu saya coba hilangkan phuket sehingga tinggallah jakarta-bangkok-pattaya-bangkok-jakarta dan sekalian memangkas waktunya menjadi 5 malam 6 hari saja. Dari perhitungan kasar, kelihatannya bisa masuk budget.

Kemudian saya membuat tabel dg 20 pilihan tanggal yg masing2 tanggal menyediakan belasan jadual jam. Setelah itu barulah dilakukan optimasi. Ternyata harga tiket mahal sekali sampai akhir juni. Tiket berangkat antara 1,9jt sd 2,9 jt utk harga termurah pada masing2 tanggal. Contohnya harga tiket termurah tgl 28 juni adalah 2,9jt sedangkan termurah tgl 30 juni adalah 1,9jt. Sementara pada bulan juli harga tiket termurah adalah 1,2 jt sd 1,5 jt. Begitu juga harga tiket pulang. Dengan pola seperti di atas, tiket termurah kepulangan antara 29 juni sd 3 juli adalah 3,6jt sd 5jt. Contohnya tiket termurah tgl 2 juli adalah 5jt sedangkan termurah tgl 30 juni adalah 3,6jt. Tiket pulang baru menjadi lebih murah setelah tgl 5 juli yakni 2,3jt sd 2,8jt.

 

Dengan data di atas, tentu saja saya memutuskan berangkat awal juli. Apakah dengan demikian saya tinggal beli tiket berangkat tgl 1 juli dan tiket pulang tgl 8 juli? Sekilas begitulah keputusannya. Saya sdh melakukan optimasi. Tapi itu belum optimasi terbaik. Kenapa? Karena kita masih bisa melakukan optimasi lebih lanjut dg mencoba lagi beberapa varian. Varian tersebut adalah membeli tiket jakarta-bangkok atau jakarta-singapura-bangkok. Lalu bangkok-jakarta atau bangkok-singapura-jakarta. Ternyata utk berangkat lebih murah rute jakarta- bangkok sedangkan pulangnya lebih murah rute bangkok-singapura-jakarta. Bedanya bisa sampai 2jt.

 

Tapi masih timbul masalah lain. Harga tiket sering sekali berubah. Cek di pagi hari, siangnya sdh berubah. Cek di sore hari, malamnya sdh berubah lagi. Jadi saat sdh konfirm mau booking terpaksa dicancel lagi krn harga naik sehingga tdk sesuai budget. Terpaksalah searching lagi perubahan hari dan jam agar harga tiket masih masuk dalam budget. Kadang kita beruntung, pagi hari tertulis 1,3jt, siangnya ada pilihan 900rb. Begitu dapat 900rb, tentu saja saya cepat2 booking dengan segera krn penghematan tiket 400rb berarti penghematan total 6x400rb=2,4jt krn kami berenam. Penghematan 2,4jt adalah penghematan yg sangat signifikan untuk  ukuran back packer.

 

Artikel Terkait