24. Backpacker’s Effect

Saya sarankan back packeran sebaiknya dilakukan di usia muda 20an dan 30an tahun. Kalau sudah 40 ke atas, apalagi 50, tolong dipikir ulang lagi. Usia di atas 40 tahun sudah harusnya traveling dengan anggun, pakai travel agent atau boleh mandiri, tapi rental mobil. Naik taksi juga berat karena tidak mudah menemukan taksi di sini. Mereka tidak berkeliaran di jalanan cari penumpang, tapi ngetem di tempat khusus taksi. Kalau ada usia di atas 40 masih back packeran berarti mereka dari golongan kurang sukses. Masa usia segitu masih gak mampu travelling dengan travel agent. Sebenarnya golongan kere tapi kok travelling. Travelling padahal kere. Kalau gitu saya termasuk yang terakhir ini dong. Ya iyalah, masa ya iya dong seperti kata Tika Project Pop. Saya kan sudah di atas 40 tahun.

Sekarang kerasa benar efeknya. Pinggang jadi gak enak setelah gotong-gotong koper selama dua minggu ini. Kaki pegal dipaksa jalan terus-terusan. Hidung mulai mampet karena kena gerimis. Mudah-mudahan saja tidak kena flu. Bahkan bukan hanya badan saja yang kena efek. Sepatu juga menderita sampai mulai lepas jahitannya. Koper lecet di sudut-sudutnya. Ransel juga lecet terkena gores macam-macam.

Saran yang kedua, jangan beli apa-apa kalau backpackeran. Kalau gak beban akan nambah terus. Makin panjang perjalanan maka makin bertambah beban sementara stamina semakin berkurang. Tapi ini kan mustahal juga. Masa gak beli apa-apa sama sekali. Masa gak beli souvenir atau baju atau tas atau sepatu buat oleh-oleh. Masa pulang ke rumah hanya bawa pakaian kotor. Apa kata anak2, keluarga, handai tolan dan teman sekantor.

Jadi yang benar itu bagaimana. Yang benar adalah jadi orang kaya, terus travelling dengan travel agent. Masa gak ngerti sih.

Artikel Terkait