Karena saya berpindah-pindah kota dan negara, maka secara tidak sengaja akan tahu perbandingan harga-harga di setiap kota, terutama aneka souvenir khas kota atau negara tersebut seperti kaos, magnet, piring pajangan, topi dan lain-lain. Dengan tahu perbedaan harga tersebut maka saya bisa membayangkan perasaan penyesalan orang-orang yang suka berbelanja dengan berbagai variasi sesal. Misalnya, wah harga di sini jauh lebih murah, menyesal seblumnya telah membeli barang yang sama di kota sebelumnya dengan harga yang mahal. Atau sebaliknya, ternyata harga di kota ini jauh lebih mahal, menyesal kenapa tidak dibeli saja di kota sebelumnya yang jauh lebih murah.
Harga barang-barang di Finlandia sangat mahal sehingga ketika melihat harga di Estonia yang jauh lebih murah, orang tentu akan membeli barang-barang di Estonia. Begitu sampai di Budapest, ternyata harga di sini lebih murah lagi daripada Estonia sehingga menyesal kenapa beli barang di Estonia. Eh, begitu sampai Praha, harganya lebih murah lagi dibanding Budapest. Ini adalah tipe penyesalan karena sudah membeli duluan. Karena harga barang-barang di Berlin lebih mahal daripada Praha maka sekarang penyesalannya adalah kenapa tidak beli di Praha saja. Begitulah siklus ini akan terulang terus di setiap kota berikutnya dengan penyesalan sudah telanjur beli sebelumnya atau penyesalan kenapa tidak beli sebelumnya. Tapi perlu diingat bahwa murah ini adalah murah versi Eropa. Harga termurah di seluruh benua Eropa, tetap saja mahal jika dibandingkan harga di Indonesia.