52. Backpacker yang Bawa Koper

 

Sebenarnya saya gak murni back packeran juga di eropa ini. Backpacker sejati hanya bawa ransel di punggung dan isi ranselnya atau barang bawaannya tidak pernah bertambah setiap pindah-pindah kota dan negara. Backpacker sejati gak pernah naik taksi, hanya jalan kaki atau naik transportasi umum. Atau kalau punya nyali, stop kendaraan orang di jalan dan numpang sesuai kota tujuan orang tersebut. Backpacker sejati juga gak bakal naik kereta (apalagi pesawat) antar kota karena tiket kereta lebih mahal daripada bus.

Tapi saya kadang masih naik kereta untuk perjalanan antar kota. Tidak hanya bawa tas punggung, tapi membawa koper juga. Kemudian barang bawaan selalu nambah setiap selesai menyambangi sebuah kota atau negara. Terus di tiga kota terakhir saya sudah tidak lagi pakai metro dari terminal bus ke penginapan dan sebaliknya, tapi sudah pakai taksi. Kenapa jadi pakai taksi. Karena barang bawaan sudah beranak bercucu sehingga gak kuat lagi digotong-gotong dari bus ke metro dan ke trem. Karena konsekuensi menggunakan metro dan trem, kita harus pindah-pindah jalur dan pindah-pindah moda untuk sampai ke penginapan. Pindah-pindah interkoneksi ataupun pindah-pindah moda artinya naik turun tangga dan jalan sekian puluh meter. Walaupun ada escalator tetap saja susahnya bukan main bawa barang bawaan, apalagi jika yang ada hanya tangga biasa. Belum lagi kerepotan di dalam metro dan trem dengan barang bawaan yg banyak. Karena koper ada rodanya, dia bisa lari-lari sendiri di metro dan trem saat pengereman mau berhenti atau saat mau mulai bergerak.

Artikel Terkait