Tantangan terakhir yang saya hadapi dalam perjalanan ini adalah masalah klasik penerbangan kelas ekonomi yakni kelebihan bawaan baik dari segi jumlah maupun beratnya. Secara aturan, bawaan masuk bagasi maksimum 20 kg. Bawaan masuk kabin hanya boleh satu hand bag dengan berat maksimum 7 kg. Karena saya berdua dengan istri maka jatah kami adalah 54 kg. Barang bawaan kami adalah tiga koper, dua ransel dan satu tas jinjing dengan berat total 80 kg. Baik berat maupun jumlahnya jauh melebihi ketentuan. Saya sudah atur dua koper untuk masuk bagasi dengan berat masing-masing pas 20 kg. Semuanya diatur di bandara karena saya datang sangat awal, jam 05.30 pagi sudah sampai di bandara, padahal jadual pesawat baru jam 08.30. Saat mengatur itulah saya baru tahu bahwa timbangan di meja cek in selalu on sepanjang waktu walau meja cek in belum dibuka. Saya juga baru tahu bahwa timbangan di sana sedemikian peka. Berat koper 20,1 kg menjadi pas 20 kg hanya dengan saya mengeluarkan sebuah syal dari koper.
Empat barang bawaan lain rencanya disembunyikan dan tidak dibawa ke meja cek in. Tapi pas saya mau cek in, petugasnya menyuruh agar semua bawaan kabin juga dibawa ke meja cek in. Satu koper yang sedianya mau saya bawa ke kabin disuruh timbang dan beratnya 12,5 kg. Petugas bilang ini tidak bisa masuk kabin. Waduh, bakal kena over bagage nih. Saya pasang muka polos kayak orang gak mengerti dan tidak bilang apa-apa. Ini harus masuk bagasi katanya. Saya cuma diam. Dalam hati was-wasw terus takut terkena charge tambahan. Saya tetap diam. Dia pasang badge bagasi dan menekan tombol ban berjalan. Koperpun lewat. Dia gak bilang over bagage. Struk bagasi ditempel di boarding pas dan diserahkan ke saya. Setelah dari tadi hanya membisu saja, barulah sekarang saya bisa melepas ucapan thank you very much dengan sangat leganya.
Airport Charles de Gaulle ternyata menyediakan ruang sholat untuk muslim dan ruang ibadah juga untuk nasrani dan yahudi. Jadi saya bisa sholat subuh di sini yang waktunya sangat panjang, dari jam 05.52 sampai 07.27. Selesai sholat selanjutnya menuju gate 32 yang ternyata jauh sekali. Tapi tersedia travelator sehingga kita tidak usah jalan kaki. Pemeriksaan imigrasi sangat cepat, petugasnya langsung main cap saja. Yang lama justru pemeriksaan x ray. Seperti biasa harus mengeluarkan seluruh isi saku, melepas ikat pinggang dan bahkan melepas sepatu.
Sekarang saya sdh sampai di ruang boarding, tinggal menunggu panggilan masuk pesawat. Karena ini tiket paling murah dengan Kuwait air, perjalanan jadi cukup panjang juga yakni transit dua kali di Roma dan Kuala Lumpur dan transfer satu kali di Kuwait. Total perjalanan 24 jam termasuk transit dan transfer.