Saya ingin mengasih ilustrasi seperti ini. Ada si fulan yg tinggal di pemukiman padat penduduk. Rumah2 di sana hampir semuanya rumah kayu yg semi permanen. Suatu hari si fulan memasak di dapur pakai kompor gas. Padahal di area dapur itu dia menyimpan bensin dalam banyak ember tanpa tutup. Bahkan beberapa ember berisi bensin tersebut ada yang disimpan di dekat kompor yg sedang menyala.
Tiba2 kemudian terjadi kebakaran yang bukan saja menghanguskan dapur dan rumahnya sendiri, tapi menjalar ke rumah tetanggga juga. Bahkan akhirnya rumah satu RT habis musnah terbakar krn padatnya pemukiman.
Dalam sekejap ada puluhan kepala keluarga dg ratusan jiwa yg kehilangan tempat tinggal dan jadi pengungsi. Lalu saat sholat jumat khotib mengangkat musibah ini sebagai sebuah cobaan dari Allah. Solusinya adalah mohon ampun dan meningkatkan ketakwaan.
Pertanyaannya apakah musibah ini cobaan dari Allah utk orang2 beriman? Jelas2 si fulan menyimpan bensin dekat kompor gas sehingga terjadi kebakaran. Gara2 kelalaian/kesengajaan satu orang, ratusan orang jadi menderita.
Inilah yg terjadi di Kalimantan Selatan. Jelas2 hutan dirambah, dijarah dan dihabisi sehingga terjadi banjir. Yang menghabisi adalah cukong2 yg mungkin tinggal di Jakarta atau Singapura. Mereka meraup untung ratusan milyar sampai puluhan trilyun dari hutan yg dirusak. Pas banjir yang kena adalah orang yg tdk tahu apa2. Mereka yg tdk tahu apa2 dan tdk dapat hasil hutan sama sekali justru yg menanggung banjir. Harta benda habis dan mereka mengungsi. Lalu dikasih solusi utk memohon ampun pada Allah dan meningkatkan ketakwaan. Lha, yang senang tentu saja para cukong. Mereka rusak hutan dan biarlah orang muslim mohon ampun pada Allah dan meningkatkan ketakwaan saja.
Jadi tolong bedakan musibah cobaan dari Allah dg musibah buatan manusia dg sengaja. Banjir kalimantan selatan dan banjir di tempat2 lain adalah musibah buatan manusia. Solusinya bukan dg mohon ampun, tapi menghentikan perusakan hutan dan menanam pohon kembali.
Yg bisa menghentikan hanyalah yg punya kuasa yakni pemerintah. Masyarakat korban banjir tdk kuasa utk menghentikan perusakan hutan.
O ya, kalau mau bicara musibah cobaan Allah, contohnya adalah gempa bumi dan gunung meletus. Itu benar2 tdk ada tangan manusia yg terlibat. Utk musibah ini bolehlah kita katakan itu cobaan dari Allah dan kita harus bersabar, mhn ampun dan meningkatkan ketakwaan. Tapi kalau musibah banjir itu sepenuhnya adalah buatan manusia.