Referensi dan Reseller

Hari ini ada pengiriman meja kursi 60 set utk SDIT Unggulan Yanfizs, Setu, Bekasi.

Ada bbrp cara utk mendapatkan pembeli. Paling banyak adalah melalui promosi internet dan digital marketing. Sebagian lagi melalui reseller. Ada lagi bbrp yg melalui referensi dari pembeli yg sdh memakai meja tsb.

Pembeli kali ini berasal dari jalur terakhir ini yakni referensi dari pembeli lain yg telah menggunakan meja.

Pemberi referensi ini biasanya hanya spontan saja memberikan referensi tanpa ada pamrih apa2. Biasanya mereka cerita ttg meja kita ini saat bertemu  koleganya dari sekolah yg lain saat ada pertemuan atau acara tertentu. Bisa jadi saat ngobrol2 lalu tanpa sengaja mereka bicara ttg mebeler sekolah.  Lalu muncullah  referensi tadi. Mungkin juga krn mereka merasa puas sehingga tanpa sadar mereferensikannya.

Tapi sebagai penjual kita tentu tahu diri. Bgmnpun mereka sdh membantu kita dalam marketing. Karena itu saya selalu memberikan tanda terima kasih semacam marketing fee utk mereka. Karena tdk ada niat apa2 dari awal maka mereka kaget saat saya minta nomor rekening utk transfer uang.

Saya ada tiga mekanisme dalam memasarkan produk seperti meja belajar. Tiga pola yg saya lakukan adalah langsung menjual ke end user, menjual ke reseller dan memberikan marketing fee pada pemberi referensi.

Ternyata masih ada yg rancu dalam memahami dan membedakan antara pola reseller dg pola marketing fee. Hari ini ada reseller yg pesan meja belajar namun minta saya membuat nota utk sekolah xyz yg jadi pembeli. Harga yg minta dicantumkan di nota lebih mahal dari pada price list saya ke end user.

Karena ini sdh menyalahi prinsip mekanisme reseller maka saya perlu mengedukasi dia lagi mengenai konsep reseller dan referensi. Lalu saya menyampaikan seperti berikut ini.

Sebagai reseller maka saya menjual ke reseller dg harga khusus. Jadi nota yg saya buat adalah jual beli antara saya dg reseller. Setelah itu silahkan reseller menjual lagi ke siapa saja dg harga terserah reseller. Karena reseller memang berhak menjual lagi dg harga berapapun krn barang itu adalah milik reseller sendiri.

Tapi jika sebagai pemberi referensi maka saya bisa membuat nota penjualan langsung ke pembeli/end user. Tapi harga yg saya buat di nota adalah sesuai price list harga jual saya ke customer. Saya tdk bisa membuat nota di atas harga jual saya.
Adapun sebagai pemberi referensi maka akan dapat yg namanya marketing fee dari saya.

Jadi pola saya ada dua yakni:

1. Pola reseller.
Saya menjual ke reseller dg harga khusus. Reseller dipersilahkan utk menjual lagi ke siapapun dg harga terserah reseller.

2. Pola pemberi referensi.
Pemberi referensi memberikan nama sekolah yg akan membeli. Saya akan menjual langsung ke sekolah tsb dg harga sesuai price list saya. Adapun pemberi referensi akan mendapatkan marketing fee dari saya.

Saya berusaha melakukan transaksi muamalah yg tidak melanggar syar’i. Dg dua pola reseller dan pemberi referensi yg saya sampaikan di atas maka insya Allah tdk melanggar syar’i.

Pola reseller, saya menjual ke reseller dan reseller silahkan menjual ke orang lain lagi

Pola referensi, saya menjual ke pembeli/end user dan reseller mendapatkan marketing fee.

Silahkan dipilih yg mana yg lebih nyaman.

 

 

Artikel Terkait