Beberapa waktu yg lalu di grup WA Backpacker Jepang ada yang sharing tentang passive income sehingga dia bisa ke mana2 dg bebas.
Ini menarik krn salah satu syarat bisa traveling adalah punya waktu dan satu lagi tentu punya dana.
Passive income bisa membuat dua syarat di atas terpenuhi krn punya waktu dan punya dana. Jadi bisalah traveling ke mana2.
Saya juga suka traveling walau yg saya punya sebenarnya hanya satu yakni punya waktu. Adapun punya dana sangat tergantung kondisi krn saya belum punya passive income.
Namun demikian saya mau juga sharing tentang usaha yang bisa ditinggal2. Krn bisa ditinggal2 maka tentu saja tdk perlu full time mengurusnya alias part time. Dan krn part time maka tentu bisa dilakukan juga oleh karyawan dan siapa saja.
Levelnya memang belum level passive income. Tapi walau tdk mencapai level itu namun masih dapatlah utk biaya traveling ke mana2.
Dari pengalaman saya bahwa untuk punya dana tidak harus dan tidak hanya dari passive income. Masih ada cara lain yg bisa dilakukan.
Caranya tentu saja usaha. Kriterianya tentu saja harus usaha yg bisa ditinggal2 dan tetap jalan walau kita traveling.
Nah kira2 yang saya lakukan adalah yg terakhir ini. Suatu usaha yg bisa ditinggal2 dan tetap jalan walau kita sedang traveling.
Sebelum pandemi saya rata2 traveling antara 15-30 hari. Bahkan tahun tahun 2019 saya traveling hampir selama 3 bulan.
Traveling Turki 0,75 bulan, backpacker Jepang 0,5 bulan, umroh backpacker bulan Ramadhan 0,5 bulan dan backpacker Italy, Swiss dan Balkan 1 bulan. Total 2,75 bulan atau hampir 3 bulan.