Backpacker jepang 2, 19 feb – 6 mar 2019
13. Rencana saya hanya menginap satu malam saja di sapporo. Skenarionya saya sampai di sana sore hari lalu langsung cek in di penginapan. Setelah menyimpan barang2 bawaan lalu jalan2 sebentar dan kemudian istirahat. Barulah besoknya waktu untuk mejelajah sapporo.
Cek out tetap paginya tapi koper dan barang dititip dulu. Barulah sorenya ambil barang lagi di penginapan dan langsung cabut ke stasiun. Selanjutnya naik kereta malam ke nagoya. Malam itu menginap dan tidur di kereta saja karena perjalanan sapporo – nagoya membutuhkan waktu 10 jam.
Untuk jarak tempuh jauh yang lebih dari 8 jam, metode ini sangat efektif bagi backpacker. Ada dua efisiensi yg didapat yakni efisiensi waktu dan efisiensi biaya. Dari segi waktu maka kita tdk membuang2 waktu siang yg sangat berharga utk jalan2 daripada hanya dipakai utk duduk di kereta lebih dari 8 jam. Yang kedua adalah efisiensi biaya. Dengan menempuh perjalanan malam maka kita menghemat biaya penginapan semalam.
Saat membuat itinerary saya sudah mengosongkan malam tgl 27 tsb dengan tdk melakukan booking penginapan. Saya baru booking lagi tgl 28 di nagoya dan 1-2 maret di kyoto. Walau sdh ada rencana ke nara, hiroshima dan osaka namun masih saya kosongkan karena mau menginap di rumah petani di desa jepang. Ada dua opsi yg masih belum diputuskan yakni apakah ke nagano atau ke hyogo.
Hal pertama yg saya lakukan begitu sampai di stasiun sapporo adalah mencari informasi keberangkatan kereta dari sapporo. Apakah ada kereta malam dari sapporo ke nagoya. Saya hanya ingin meminta jadual saja, tapi petugasnya malah menanyakan mau jam berapa. Saya bilang belum tahu. Lalu dia tanya lagi apakah pagi atau siang. Saya jawab lagi belum pasti. Saya ulangi bahwa saya hanya ingin minta jadual saja. Semua jadual kata saya. Dia mengangguk, pencat pencet di layar monitor dan sebuah kertas print out keluar. Pencat pencet lagi dan lagi2 selembar kertas print out keluar. Demikian terus sampai menghasilkan 5-6 lembar print out, lalu diserahkan ke saya. Olala, ternyata di lembar print out tsb sdh tercantum jam berapa dari sapporo, pakai kereta apa saja, pindah stasiun di mana, berapa menit waktu tempuh, berapa menit waktu transfer dan jam berapa sampai di nagoya.
Ya ampun, canggih banget orang jepang ini. Saya yg awalnya hanya ingin melihat schedule kereta saja malah disuguhi data lengkap. Ada pilihan jam 06.00, 06.53, 08.39, 09.32, 10.44, 12.16 dan 13.32. Adapun waktu kedatangan di nagoya masing2 sesuai dg keberangkatan di atas adalah 16.17, 17.17, 19.17, 20.17, 21.17, 23.24 dan 23.49.
Contoh utk keberangkatan jam 08.39, maka kita disuguhi data lengkap sebagai berikut:
Berangkat 08.39, sampai 19.17. Waktu tempuh 10 jam 38 menit, transfer kereta 2 kali.
08.39 sapporo, naik kereta super hokuto 6, waktu 208 menit.
12.07 shin hakadote, waktu transfer 37 menit, naik kereta hayabusa 24, waktu 260 menit.
17.04 tokyo, waktu transfer 29 menit, naik kereta hikari 523, waktu 104 menit
19.17, sampai di nagoya
Pantesan saja tadi petugasnya agak kesal karena setiap pertanyaan dia saya jawab belum tahu atau belum pasti saja. Saat dia tanya berangkat jam berapa, saya jawab belum tahu. Pagi atau siang, saya jawab belum pasti. Ternyata dia hanya bisa memberikan jadual lengkap sesuai waktu yg diinginkan. Kalau semua jawaban saya hanya belum tahu dan belum pasti saja, maka terpaksalah dia print out seluruh jadual lengkap.
Saya sungguh tidak niat membuat dia kesal atau menambah2 pekerjaan dia. Maksud saya hanya menanyakan jam berapa saja ada kereta yg meninggalkan sapporo. Saya pikir ada sudah jadual yg dicetak di brosur. Kira2 seperti jadual feri batam singapura pp. Di sana tercantum jam berapa saja feri dari batam dan jam berapa saja dari singapura. Eh, ternyata ini di sapporo bukan di batam. Ini kereta bukan feri.
Jadi kesimpulannya apa? Kesimpulannya saya harus menginap lagi di sapporo karena ternyata tidak ada kereta malam dari sini. Akhirnya gak jadi deh mengirit pengeluaran biaya penginapan semalam