9. Bersepeda di Kyoto

 

17. Saya melihat ada info rental sepeda di penginapan di kyoto pada saat cek in malam hari. Katanya itu cara terbaik menjelajah kyoto dan sekaligus bagus sebagai olahraga. Rentalnya juga murah, hanya 500 yen seharian. Saya pikir ini ide bagus juga sehingga saya berniat utk rental sepeda esok harinya.
Pagi harinya saya ke resepsionis menanyakan hal ihwal rental dan spot2 yg menarik utk dikunjungi. O ya, saya perlu perkenalkan dulu bahwa resepsionisnya ternyata orang malaysia dari cameroon highland. Kebetulan saya juga pernah datang dan menginap di cameroon highland tsb. Karena itu kami bisa berbual2 pakai bahasa melayu. Jadi saya tanya ke dia, saya bisa berpusing2 ke mana saja di kyoto ini pakai sepeda.
Kami lalu melihat peta kyoto di dinding. Lalu dia menunjukkan berbagai spot yg bisa didatangi. Saya lihat jarak antar spot tidaklah jauh2 amat. Menurut google map hanya berkisar 2-4 km saja. Wah, kalau itu sih terjangkau banget dengan sepeda. Pasti akan menyenangkan naik sepeda ke mana2. Kita tidak akan keringatan karena suhu masih dingin. Malah bagus bagi kesehatan.
Benefit kedua adalah penghematan biaya. Kami tidak perlu naik turun subway dan bus kota lagi. Jika rata2 sekali naik 250 yen dan saya naik 10 kali ke semua lokasi, maka sudah keluar uang 2.500 yen. Berdua dengan istri sudah 5.000 yen. Dengan sepeda gak perlu lagi keluar uang transpor.
Benefit ketiga adalah penghematan waktu. Naik turun subway dan pindah2 line sungguh2 sangat membuang2 waktu. Belum lagi dihitung jalan kaki ke stasiun dan jalan kaki dari stasiun ke tujuan. Pokoknya sangat menghabiskan waktu dan capek tentu saja.
Sepeda diserahkan dan kamipun mulai menggowes. Tujuan pertama adalah nijo castle. Sebelum sampai di nijo castle kami melewati sebuah taman dan melihat banyak senior citizen (ini istilah lebih terhormat pengganti sebutan manula) sedang memainkan sebuah permainan menarik. Mereka memukul bola sebesar bola tenis dg tongkat yg ujungnya seperti palu. Tapi bola ini kelihatan berat karena sepertinya terbuat dari bahan besi.
Cara memukulnya juga macam2. Ada yg dipukul langsung, ada yg diarahkan ke bola lain seperti main bilyar. Yang paling aneh adalah bola disusun berderet dua buah, lalu bola pertama dipukul namun yg menggelinding justru bola kedua. Sementara bola pertama yg dipukul malah tetap diam di tempat.
Ada juga tertanam di tanah seperti tiang gawang kecil. Kelihatannya permainan ini seru sekali karena mereka saling berteriak2 menyemangati yg sedang memukul bola.
Wah, ini menarik sekali. Kebetulan saya dan istri orangnya satu tipe, selalu suka dan penasaran dg hal2 yg baru. Jadi kamipun berhenti, turun dari sepeda dan memperhatikan permainan itu cukup lama juga. Istri saya bahkan memvideokannya.
Seorang pemain yg saya taksir sdh berumur 75 tahun mengangguk ramah ke saya. Sayapun mengangguk sambil membungkuk. Berkali2 dia menengok ke saya sambil mengangguk, jadi saya berkali2 pula mengangguk sambil membungkuk ke dia.
 
 

Artikel Terkait