11. Di sebuah blog saya menemukan sebuah tulisan yg menceritakan pengalaman menginap di rumah tradisional di desa di jepang. Rumah tradisional itu disebut sebagai kominka dan blog itu bercerita tentang sebuah kominka di prefektur nagano. Mereka memasak makanan tradisional dg peralatan tradisional juga dan melihat kehidupan di desa.
Saya sangat tertarik dan ingin ke sana juga. Saya kontak pemilik blog tersebut untuk mendapatkan info lebih banyak lagi, tapi sayangnya tidak ada respons. Saya coba juga melakukan googling dg kata kunci kominka, tapi gagal juga. Terakhir saya hubungi semua teman yg ada hubungannya dg jepang baik yg masih berdomisili di jepang maupun yg ada di jakarta. Tapi sayangnya masih gagal juga. Tidak ada seorangpun yg bisa memberikan info tentang kominka di nagano tsb.
Sebetulnya keinginan utk menginap di desa jepang itu sdh tercetus saat saya membawa keluarga backpacker ke jepang bulan juni tahun lalu. Prosesnya sama, saya mencoba cari2 info tentang menginap di desa jepang saat itu. Tapi hasilnya nihil juga.
Saya sdh hampir menyerah tidak bisa menemukan kominka tersebut ketika pada beberapa hari terakhir sebelum backpacker jepang 2 berangkat tiba2 ada info tentang menginap di desa jepang. Tentu saja saya sangat antusias menindaklanjuti info ini sehingga akhirnya tercapai jugalah impian menginap di rumah petani di desa jepang.
Lokasi desa ini di prefektur hyogo. Berdasarkan arrangement yang sdh diatur, nanti kami akan dijemput di stasiun kaibara jam 9.28. Saya akan start dari kyoto pagi2 naik shinkansen ke shin osaka. Dari sini akan dilanjutkan dengan kereta lokal ke kaibara dan di sanalah saya akan dijemput oleh sang petani.
Arrangement ini agak ngeri2 sedap juga. Dari awal saya sudah diwanti2 bahwa tuan rumah tidak bisa berbahasa inggris. Kontak yg di jepang mengatakan dia tidak ikut jadi hanya ada saya dan istri saja. Semoga semua bisa lancar katanya. Wah, terus terang saya agak was2 juga. Bagaimana nanti soal penjemputan dan komunikasi selama di sana. Padahal kami akan tinggal dan menginap semalam di sana. Tapi rasa was2 ini juga bercampur dengan rasa exciting. Ini akan jadi pengalaman istimewa tiada duanya, menginap di rumah petani di desa jepang.
Tepat pada jadual yg sdh ditetapkan kamipun sampai di stasiun kaibara. Baru saja mengarah ke pintu keluar stasiun seorang perempuan setengah baya menegur, indonesia? Saya mengangguk dan ternyata inilah tuan rumah kami. Dia mengajak kami ke mobilnya. Utk komunikasi kami pakai google translate. Dia berucap bahasa jepang di hpnya dan translate inggris muncul tertulis di layar. Sebaliknya saya mengetik di google translate dan menunjukkan aksara kanji di layar hp ke dia. Bersambung.