Wilayah Palestina saat ini hanya tersisa dua saja yakni Gaza dan Tepi Barat. Gaza ibarat penjara besar bagi seluruh penduduknya karena mereka diblokade oleh Israel dan Mesir. Jalur keluar masuk hanya satu yakni pintu Rafah yang dikontrol penuh oleh Mesir.
Wilayah kedua adalah Tepi Barat. Tetapi walaupun itu wilayah Palestina namun ternyata banyak sekali orang Yahudi yang tinggal di sana. Daerah itu seharusnya di bawah kendali otoritas Palestina tapi kenyataannya bukan. Wilayah Tepi Barat sepenuhnya dijajah dan dikontrol oleh Israel.
Orang Palestina tidak bisa bepergian ke kota lain yang sama-sama masih di Tepi Barat tanpa izin Israel. Israel juga menetapkan mana area yang khusus Palestina, khusus Israel dan campuran. Pergerakan orang Palestina sangat dibatasi.
Bahkan mereka tidak bisa masuk ke masjid Al Aqsho tanpa izin. Setiap pintu masuk dijaga oleh polisi Israel bersenjata lengkap. Jika kita lihat masjid Al Aqsho ramai maka bisa dipastikan mereka adalah turis, bukan penduduk asli.
Bendera Israel berkibaran di Tepi Barat. Justru saya malah hampir tidak pernah melihat kibaran bendera Palestina padahal ini wilayah mereka.
Selama ini kita mengetahui bahwa Israel adalah negara penjajah namun selama ini hanya sekedar tahu atau sekedar mendengar berita saja. Tapi dengan datang langsung ke Tepi Barat dan Al Aqsho ini serta mendengar langsung penjelasan dari tour guide maka kita bisa melihat sendiri bagaimana nasibnya orang jajahan.
Hebron adalah salah satu kota yang ada di Tepi Barat. Itinerary hari ini adalah mengunjungi masjid Ibrahim di Hebron. Tour guide bercerita bahwa Hebron adalah daerah paling miskin dan paling menderita di Tepi Barat ini. Penduduknya seakan-akan hidup dalam penjara besar karena mereka tidak bebas pergi ke mana saja. Harus ada izin tersendiri jika mau keluar Hebron.
Untuk membantu penduduk Hebron maka tour guide menyarankan rombongan agar belanja souvenir dan oleh-oleh di sebuah toko milik semacam koperasi. Barang-barang di sana diproduksi oleh penduduk Hebron. Jadi jika kita belanja di sana maka keuntungannya akan kembali ke penduduknya.
Masjid Ibrahim di Hebron ternyata terbagi dua lagi. Ada yang menjadi bagian Islam dan ada pula bagian lain yang diklaim oleh Yahudi sebagai tempat ibadahnya. Oleh karena itu ada pos pemeriksaan yang dikontrol oleh polisi Israel bersenjata. Padahal Hebron ini asli hunian Palestina semuanya.
Dalam perjalanan pulang pergi dari Jerusalem ke Hebron kita menyaksikan bedanya area Israel dengan Palestina. Area Isreal bersih dan terawat sedangkan area Palestina kotor dan kurang terawat.
Namun sebenarnya ada yang lebih menyakitkan lagi dari pada sekedar kondisi infrastruktur yang jomplang yakni kenyataan bahwa sebenarnya kita itu masih di wilayah Palestina. Kita masih belum masuk ke negara Israel. Tapi kita merasa sedang di Israel karena di mana-mana ada bendera Israel, ada polisi Israel, ada mobil plat Israel, ada pemukiman Israel dan tentu saja banyak orang Israel. Padahal ini masih di Tepi Barat, masih wilayah Palestina dan masih belum masuk ke negara Israel. Tapi begitulah karena ini adalah penjajahan.
Tamat