9. Menara Tanpa Tanda

Backpacker italy, swiss dan balkan
9. Saya hanya satu malam saja menginap di florence karena hanya mau melihat menara miring pisa saja. Kami berangkat pagi sekali dari roma dg harapan masih keburu untuk ke pisa pada hari yg sama. Sebenarnya jam 11an kami sudah sampai di firenze santa maria novella station. Sesampai di penginapan kami apartemen casa ataba di via ungheria yang agak jauh juga dari stasiun, kami langsung makan siang dan sholat jamak qoshor zuhur dan ashar. Selesai2 jam 13an saya agak pesimis juga apakah masih keburu ke pisa. Tapi akhirnya memang tidak keburu sehingga waktu yg ada kami manfaatkan keliling kota florence saja seperti yg sudah diceritakan di bagian 8.
Waktu utk ke pisa jadi ketat juga krn hari ini kami harus berangkat ke venice atau venezia dalam bahasa italia. Jadi saya wanti2 ke istri agar kita keluar penginapan sepagi mungkin. Waktu tempuh dari florence ke pisa sebenarnya hanya 1 jam dg kereta, tp krn kami start dari penginapan yg agak jauh dari stasiun, maka waktunya tentu saja jadi lebih lama.
Saya menargetkan tidak lama2 di pisa, paling hanya 1 jam saja. Waktu sangat terbatas krn kami harus balik ke penginapan dulu utk mengambil koper sebelum lanjut ke venesia. Harapan saya bisa berangkat ke venesia jam 15 atau 16 sore.
Pagi ini kami dapat pengalaman baru lagi mengenai tiket bus. Kmrn kami naik bus dari via ungheria ke san marco. Tiket bus dibeli cash ke driver seharga 2,50 euro yg berlaku utk 90 menit. Walau berlaku 90 menit, tapi kenyataannya hanya bisa dipakai utk sekali jalan saja krn pas mau balik lagi waktunya sudah melewati 90 menit.
Pagi ini kami akan ke pisa. Seperti kmrn kami naik bus dari halte europa romania (ini nama haltenya ya) ke stasiun firenze santa maria novella dan saya menyodorkan uang 5 euro ke driver utk membeli tiket. Dia menolak karena tdk punya stok tiket. Dia menyuruh saya utk menempelkan kartu kredit di mesin pembaca kartu yg terpasang di tiang bus. Walau tdk mengerti caranya namun saya menempelkan juga. Seperti yg sdh saya duga, tdk ada reaksi apa2.
Kebetulan ada anak sekolah yg duduk dekat sana. Saya minta tolong dia utk memproses kartu saya. Dia mengangguk dan mencobanya. Tapi memang tidak bisa. Dia bilang mesin tsb tidak bisa membaca kartu saya. Terus saya harus bgmn tanya saya. Dia bilang kalau ada pemeriksaan bilang saja kartunya tdk bisa dibaca.
Penumpang di sebelah saya lalu ngasih tahu bahwa seharusnya saya beli tiket dulu di toko tobacco. Saya bilang kemarin saya bisa langsung bayar ke driver. Dia jawab bahwa tdk setiap driver menyediakan stok tiket. Rupanya pembicaraan kami didengar dua penumpang lain. Mereka menyodorkan masing2 satu tiket, jadi saya tinggal bayar ke mereka. Harganya 1,50 euro. Saya tanyakan kenapa lebih murah, padahal kemarin saya beli 2,50 euro seraya menunjukkan tiket kmrn. Dia bilang memang begitu, beli di toko 1,50 euro sedangkan beli di driver 2,50 euro.
Oh ternyata memang ada beda harga. Jadi wajar kalau kemarin saya membatin dalam hati bahwa tiket 2,50 euro sekali jalan rasanya mahal sekali. Kalau 1,50 euro masih agak make senselah. Itu sama dg harga tiket subway di roma yg berlaku utk 100 menit.
Perjalanan ke pisa berjalan lancar. Dari pisa central station kami menyambung naik bus red line menuju menara miring pisa. Saya anteng2 saja di bus ketika di sebuah halte ada orang tua yg naik. Dia berkata ke saya tower, tower seraya menunjuk keluar. Olala, ternyata itu adalah halte menara miring. Saya mengucapkan terima kasih dan kami langsung melompat turun. Untung ada orang tua itu yg mengingatkan. Kalau tidak saya tentu akan keterusan di atas bus itu entah sampai di mana.
Mengapa saya anteng saja di bus? Pertama karena saya mengira menara miring adalah tujuan akhir bus ini yg ternyata bukan. Kedua saya mengira akan melihat menara dulu di kejauhan atau semacam landmark yg menandakan menara pisa sehingga saya bisa siap2 turun. Tapi semua dugaan saya salah. Halte bus menara pisa biasa2 saja, tidak sepadan dg kesohoran menaranya sendiri. Tidak ada tanda2 apa seperti baliho atau gerbang atau apalah sebagai tanda bahwa kita sudah sampai di menara pisa. Jadi wajar jika orang bisa kecele.
Kami turun dan berjalan melewati tenda2 pedagang souvenir. Barulah setelah itu kelihatan tembok yg mengelilingi komplek menara pisa. Selama ini saya mengira menara pisa itu berdiri sendiri dan dia adalah satu2nya bangunan di sana. Ternyata saya salah karena masih ada lagi beberapa bangunan lain yg sebenarnya cukup megah juga di sana. Ada cattedrale di pisa dan museo dell opera del duomo di dalam komplek tsb.
Adapun tentang menara pisa sendiri, menara itu memang benar2 miring seakan2 nyaris roboh. Melihat kemiringan yg sangat nyata itu saya malah heran juga kenapa menara itu tdk juga roboh sampai saat ini. Mungkin teman2 saya orang struktur sipil dapat menjelaskan fenomena ini.

 

Artikel Terkait