Masjid dekat rumah saya dibangun hanya berdasarkan simetri dengan kavling lahan fasos. Lalu sekitar dua tahun yang lalu melakukan pembenaran arah kiblat saat matahari tepat di atas kakbah. Ternyata memang melenceng sekitar 15⁰. Lalu shaf diatur ulang dengan menarik garis walau baris shaf jadi melenceng 15⁰ dan tidak simetris lagi dengan tapak masjid.
Kondisi ini berjalan sekitar 2 tahun. Eh, sekarang arah kiblat dikembalikan ke awal lagi. Katanya jadi mubazir beberapa baris dan tidak indah dengan melenceng ini.
Salah satu syarat sah sholat adalah menghadap kiblat. Jika sholat tidak menghadap kiblat maka tentu saja sholatnya tidak sah. Sayangnya hanya saya satu-satunya jamaah yang mempersoalkan ini. Yang lain menerima saja. Padahal dengan kembali ke arah awal tadi maka ada deviasi 2.000 km lebih dari kota Makkah. Kalau kita tarik garis lurus maka arah kiblat masjid kami saat ini adalah ke arah Turki. Begitulah, sekarang orang-orang sholat menghadap ke Turki
Perhitungan arah kiblat.
Sudut teta 15°
Tangens 15° = 0,27
Deviasi = tangens 15° × jarak Jakarta – Makkah
Deviasi = 0,27 x 8.000 km = 2.160 km
Jika arah shaf kita tidak miring ke kiri 15° maka ada deviasi 2.160 km dari Makkah.
Lihat gambar di bawah.
Jika kita tidak miring ke kiri 15° maka arah kita menghadap jadi melenceng ke arah Turki.
Lihat tanda panah arah kita di gambar tersebut

