33. Reggio Emilia

 

Backpacker italy, swiss dan balkan

 

33. Hampir 2 pekan kami menghabiskan waktu di italy dan swiss dan hampir 2 pekan pula di negara2 balkan. Dari 12 negara tujuan dalam itinerary akhirnya hanya 9 negara yang terealisasi. Tiga negara lain yakni macedonia, bulgaria dan rumania gagal kami datangi.

 

Ada beberapa faktor yg menyebabkan tiga negara gugur dari daftar kunjungan. Pertama adalah krn itinerary yg saya susun sangat ketat dan sangat menguras tenaga. Pindah2 negara setiap satu atau dua hari sungguh sangat menguras tenaga. Terasa sekali lelahnya ke badan karena umur yg sudah tdk muda lagi.

 

Faktor kedua adalah dengan ketatnya itinerary maka kami nyaris tdk ada waktu utk me time. Pagi2 sudah keluar apartemen, sepanjang hari berkeliaran di luar dan malam mengatur pesanan traspor on line dan penginapan on line utk keesokan harinya sekalian juga packing dan berkemas lagi utk pindah kota dan negara. Belum lagi istri masak utk makan malam dan bekal besok hari sedangkan saya mencuci dan menjemur pakaian. Jadi benar2 tdk ada waktu utk me time.

 

Kemudian saya membatin, apa gunanya traveling kalau kami hanya seolah2 mengejar target dan jadual tanpa sempat menikmati yg namanya relax dan me time. Maka saat kami dapat apartemen yg nyaman di beograd, sarajevo dan tirana, maka kami extent masing2 satu hari. Kami menggunakan waktu utk leyeh2, relax dan menikmati me time. Saya duduk santai sambil nonton tv, istri nonton drama korea dari ipad yg dia bawa. Ada juga relax dan me timenya di luar dg duduk santai di bangku taman sambil makan snack dan melihat orang lalu lalang. Kami mengobrol tentang tempat2 yg sdh kami kunjungi. Kami mengobrol tentang traveling dg anak2. Kami mengobrol tentang masa tua nantinya. Jiah, kok jadi melankolis begini.

 

Faktor ketiga adalah perubahan tiba2 tambahan destinasi. Istri memutuskan bahwa dia harus visit ke reggio emilia di italy. Sebenarnya dia sdh menyampaikan sejak di indonesia namun tdk begitu kekeuh harus ke sana. Tapi kemudian dia berpikir ulang bahwa reggio emilia is a must.

 

Reggio emilia adalah sebuah region dekat bologna yg punya metode pendidikan sendiri yg disebut reggio emilia juga. Ini sebuah metoda tersendiri seperti juga metoda pendidikan montessory. Istri saya memang sangat besar passionnya dalam bidang pendidikan sehingga apapun yg berkaitan dg pendidikan akan dikejarnya ke mana2. Misalnya saja dia visit dan melihat sistem pendidikan di finlandia, jepang, singapura, malaysia dan thailand.

 

Demikianlah ceritanya kenapa dari 12 negara rencana hanya terealisasi 9 negara saja. Jadi kami menyelipkan hari terkhir utk berkunjung ke reggio emilia. Istri saya menyadari bahwa kunjungan go show dan tanpa pemberitahuan ini sangat mungkin akan ditolak pihak sana. Tapi dia nothing to loose saja. Kalau ditolak juga paling tidak sudah datang ke sana.

 

Dari tirana kami naik pesawat pagi ke bologna yg transit dulu di roma. Sampai di bologna siang dan kami keliling2 kota sampai sore. Besok paginya barulah naik kereta ke reggio emilia.

 

Sesampai di reggio emilia kami disambut oleh hujan salju. Alangkah excitingnya kami ketemu hujan salju lagi setelah sebelumnya jg dapat hujan salju di arosa swiss. Jika orang lain memakai payung maka kami sengaja berhujan2 salju.

 

Saat sedang asik2nya main hujan salju istri saya melihat seorang bapak membimbing anaknya seusia anak tk. Istri saya mengajak utk mengikuti mereka dg harapan mereka sedang menuju ke sekolah. Jadilah kami kemudian membuntuti mereka di tengah2 hujan salju.

 

Kami terus membuntuti mereka saat sampai di sebuah gedung. Alangkah kagetnya kami saat melihat bahwa itu adalah gedung centro internazionale loris malaguzzi, lembaga yg mengembangkan metode reggio emilia karena memang lembaga inilah yg akan kami kunjungi. Di sebelah gedung ini ada gedung lain dan anak yg kami buntuti tadi masuk ke sini. Ternyata ini adalah sekolah taman kanak2, tapi gedung dan ruang2nya luar biasa luasnya. Kami dapat melihat luasnya ruang2 yg ada dari kaca jendela sekolah yg lebar.

 

Istri saya ingin masuk ke dalam. Saya coba bicara dg gurunya yg ada di lobi depan. Tapi sayang sekali tdk ada yg bisa bahasa inggris sama sekali. Lalu dia menunjuk ke gedung sebelah yakni kantor lembaga reggio emilia yg memang akan kami kunjungi tadi.

 

Sekarang kami melangkah ke kantor lembaga. Saya memperkenalkan diri ke resepsionis dan menyebutkan kami datang go show tanpa pemberitahuan. Tak disangka tak dinyana dia memberikan map gedung dan mempersilahkan kami utk melihat semuanya dan mengambil gambar2. Ya ampun, ini benar2 beyond expectation. Kami akan melihat seluruh display dan informasi tentang reggio emilia.

 

Tapi ada satu hal yg mengganggu saya. Di luar hujan salju semakin lebat. Saya sangat ingin keluar tapi istri saya sangat ingin segera masuk ke ruang2 display. Dia butuh saya menemaninya. Sementara saya begitu ingin keluar main hujan salju. Tapi melihat cahaya matanya begitu berbinar akan melihat reggio emilia ini saya tdk tega juga. Saya lalu menemaninya masuk.

 

Baru beberapa menit di dalam, saya jadi gelisah krn dari pintu kaca terlihat hujan salju yg semakin deras. Semakin deras saljunya maka semakin deras pula keinginan saya keluar. Skrg gantian istri saya yg tdk tega. Lalu kami buat kesepakatan bahwa kami akan keluar bbrp menit main hujan salju dan setelah itu masuk lagi.

 

Kami berkeliling di seluruh ruang display reggio emilia hampir dua jam. Semua seakan2 ingin ditelan istri saya saking excitingnya. Setelah benar2 puas maka barulah kami meninggalkan reggio emilia utk kembali ke bologna. Sebelumnya saya pamit pada resepsionis dan menyampaikan rasa terima kasih kami yg tidak terhingga sdh diberi kesempatan melihat semuanya walau tanpa janji sama sekali.

 

Artikel Terkait