Backpacker italy, swiss dan balkan
30. Jika kota sarajevo membawa ingatan saya pada genocide yg menimpa muslim bosnia maka wilayah balkan membawa ingatan saya pada karl may. Pengarang ulung asal radebaul dekat dresden jerman ini adalah penulis kisah2 hebat kehidupan di wild wild west amerika abad ke 19. Saya tidak bosan2nya membaca berkali2 seluruh seri amerika mulai dari winnetou ketua suku apache, pemburu binatang berbulu tebal di rio pecos, mustang hitam, gunung setan di rocky mountains dan belasan judul lagi sampai winnetou gugur, menuju daerah silver lion dan wasiat winnetou. Seluruh yg saya baca adalah terbitan penerbit klasik yg saya tdk tahu apakah skrg masih ada atau tidak yakni pt pradnya paramita
Ingatan saya ke karl may adalah karena dia juga menulis seri balkan dan asia seperti kara ben nemsi, di pelosok2 balkan, kara nirwana khan di albania, kafilah budak belian, menjelajah negeri skiptar dan beberapa judul lainnya. Namun seri balkan dan asia yg saya baca hanya kara ben nemsi saja. Yang lain belum ada yg saya baca. Entah kenapa saya merasa seri balkan dan asia ini tidak sekuat seri amerika.
Balkan adalah sebutan utk negara2 eropa tenggara yg saat ini meliputi bosnia herzegovina, montenegro, albania, macedonia,kosovo dan yunani. Utk bulgaria saya agak ragu, apakah dia termasuk balkan atau eropa timur.
Backpacker saya kali ini rencananya meliputi dua negara eropa barat yakni italy dan swiss, delapan negara balkan dan eks yugoslavia yakni slovenia, kroasia, serbia, bosnia herzegovina, montenegro, kosovo, macedonia dan albania, dan dua negara eropa timur yakni bulgaria dan rumania.
Sekarang saya ada di albania, negara ke delapan yg saya kunjungi dalam rangkaian traveling kali ini. Kami sampai di tirana ibukota albania jam 17 lewat setelah menempuh empat jam perjalanan dengan bus dari podgorica ibukota montenegro. Baru saja turun dari bus di bus station Stacioni Qendrore i linjave Nderkombetare – Tirana International Bus Terminal, suasananya sudah seperti di indonesia saja yakni datang orang2 yg menawarkan taksi. Suatu hal yg tdk akan kita jumpai di kota2 eropa lainnya.
Walau mereka tdk seagresif orang2 kita dalam menawarkan taksi seperti di negara kita saat turun dari bus namun hal itu cukup membuat saya kikuk juga. Jika bawaan kami tdk banyak maka saya akan dengan mudah meninggalkan mereka dan mencari taksi resmi. Tapi dg bawaan banyak begini sementara dan satu dua orang tetap menunggui kami maka terpaksa jugalah saya menanyakan how much sambil menunjukkan alamat. Katanya 7 euro dan karena saya pikir masih make sense maka akhirnya saya menaiki juga taksi tdk resmi tsb.
Taksi langsung meluncur ke apartemen yg saya pesan di rruga tefta tashko koco 1004 tirana. Kali ini saya kembali beruntung karena dapat apartemen yg sama mewahnya dg sarajevo namun lebih murah lagi krn hanya 18 euro. Apartemennya terdiri dari 2 ruang tidur yg besar, living room yang menyatu dg ruang makan dan dapur, kamar mandi dan balkon. Fasilitasnya jg lengkap dari kompor induksi, kulkas, mesin cuci, tv dan semua peralatan dapur.
Ada yg sangat aneh dg pemiliknya, seorang anak muda umur 30an saat saya menanyakan pembayaran. Katanya free. Hah, free? Kenapa free tanya saya heran. Katanya sebagai kompensasi krn dia tadi minta saya menunggu 5 menit krn ada problem katanya. Saya bilang menunggu 5 menit bukanlah masalah. Kamu cukup bilang sorry sdh menunggu dan saya akan jawab no problem, demikian kata saya. Selanjutnya saya bilamg lagi bahwa free ini tdk fair karena saya menempati properti dia sehingga tentu saja saya harus bayar. Tapi dia tdk bisa menerima argumen saya dan tetap akan memberikan free. Jadi posisinya adalalah saya keras menolak free dan dia kekeuh memberikan free. Sungguh sebuah negosiasi yg aneh.
Akhirnya saya bertanya, kalau saya menambah semalam bagaimana. Dia bilang saya cukup bayar yg malam kedua saja. Ok, saya akan pertimbangkan utk extent dan sementara case close. Saya diskusi dg istri ttg kejadian aneh ini dan kami sama2 tdk mengerti. Tapi kami memutuskan utk tinggal 3 hari di tirana di mana hari pertama utk tirana, hari kedua ke skopje atau prishtina dan hari ketiga balik ke italy. Keputusan ini saya sampaikan ke pemilik apartemen bahwa kami akan extent dua malam.
Malam itu juga saya kaget utk kedua kalinya saat menimbang2 apakah akan ke skopje macedonia atau ke prishtina kosovo. Saya kaget bahwa waktu tempuh tirana-skopje adalah 7,5 jam dan waktu tempuh tirana-prishtina adalah 4,5 jam. Padahal kalau lihat jarak di peta maka jaraknya hampir sama dg ljubljana-zagreb di mana waktu itu kami tempuh hanya 2,5 jam.
Ternyata perjalanan ke skopje sangat lama karena bus harus melambung dulu ke thessaloniki yunani, setelah itu baru ke skopje. Alternatif kedua malah lewat prishtina dulu, padahal secara jarak justru lebih dekat skopje daripada prishtina. Dg kondisi ini maka kami memutuskan ke prishtina saja walau sebenarnya berat sekali krn utk perjalanan pp saja sdh habis waktu 9 jam. Lalu kapan waktu utk menjelajah prishtina.
Utk lebih yakin maka saya menanyakan pada lurio, pemilik apartemen. Apakah wajar jika saya ke prishtina dan kembali ke tirana pada hari yg sama. Saya juga menanyakan apakah ada turis lain melakukan hal yg sama yakni pulang pergi ke prishtina dalam hari yg sama. Ternyata lurio tdk rekomen sama sekali. Dia mengatakan jika ingin ke kosovo jg maka lebih baik ke prizren saja. Kota ini masuk wilayah kosovo namun dekat perbatasan sehingga bisa ditempuh dalam 3 jam saja. Selain itu kota ini lebih bernilai sejarah dibanding prishtina. Dengan penjelasan ini maka saya dg mantap lalu memutuskan utk ke prizren saja.