Ternyata backpackeran di singapura dan malaysia juga tidak kalah mengasikkan dibanding backpackeran di eropa. Mengasikkan di sini mencakup juga melelahkan, menegangkan dan menghadapi situasi tidak terduga.
Dulu sebelum berangkat ke eropa, saya sempat mendapatkan ide utk melakukan perjalanan antar negara yang cukup jauh dengan bus malam. Dengan demikian kita dapat menghemat sewa penginapan satu malam karena sepanjang malam tersebut kita berada di bus.
Dari rute 10 negara yang saya planning waktu itu, adalah rute berlin-amsterdam yg sangat berpotensi utk melakukan perjalanan dg bus malam. Jarak Berlin-Amsterdam yang sekitar 1.000km lebih akan membutuhkan 7 jam sehingga cukup pas untuk perjalanan malam. Tetapi akhirnya saya tidak jadi merealisasikan ide tersebut karena ragu juga. Ragu apakah ada bus yang sesuai jadual atau tidak.
Resikonya terlalu tinggi jika ternyata tidak ada jadual bus padahal saya tidak booking penginapan untuk malam itu. Rencana saya memang mengatur transportasi setelah sampai eropa saja. Tetapi kemudian setelah sampai di eropa saya baru menyadari bahwa sesungguhnya arrange transportasi juga bisa dilakukan jauh2 hari dari indonesia sebagaimana saya mengarrange penginapan jauh2 hari dari indonesia.
Kembali ke resiko, saya sendiri mungkin masih agak okelah ambil resiko menggelandang satu malam. Tapi karena bersama istri, tentu riskan sekali jika terdampar di berlin tanpa penginapan. Sehingga akhirnya ide bermalam di buspun tidak jadi direalisasikan.
Sekarang ide itu mau saya coba realisasikan saat backpackeran singapura malaysia. Setelah menginap satu malam di singapura, malam kedua akan dilewatkan di atas bus singapura-kuala lumpur. Jadi saya bisa hemat sewa penginapan satu malam.
Saya dan istri menginap di hotel di daerah farrel park, little india. Lokasinya sangat strategis karena dekat sekali dengan stasiun MRT farrel park dan mustafa center sebuah pusat perbelanjaan 24 jam yang menjual semua barang.
Hari kamis pagi kami mampir dulu sebentar ke mustafa, kemudian balik ke hotel dan berkemas2 siap cek out. Ransel dan barang2 bawaan dititip dulu di hotel karena repot jika dibawa2. Hari ini masih ada agenda mengunjungi sebuah primary school di tanah merah, ke bugis dan ke sentosa island sebelum malamnya naik bus ke kuala lumpur. Adapun tiket bus sendiri sudah saya pesan via on line tadi malam.
Situasi tidak terduga pertama adalah saat refund deposit tiket MRT. Saya beli tiket 2 hari senilai 16 dollar sing plus deposit 10 dollar sing yg refundable. Saat itu jam 19.30 saya masih di harbour front dan siap balik mengambil barang bawaan ke hotel. Rencananya dari hotel akan naik taksi saja ke tempat penjembutan bus di kitchener complex dekat stasiun mrt lavender karena barang bawaan cukup banyak sehingga repot jika naik mrt.
Refund tiket akan dilakukan di stasiun mrt farrel park. Saya sdh tanya sebelumnya di stasiun mrt bugis bahwa refund bisa dilakukan sampai jam 24 malam.
Singkat cerita, sayapun sampai di stasiun mrt farrel park. Setelah memasukkan tiket di mesin keluar, sayapun mendatangi counter utk refund deposit tiker, 2×10 sgd = 10 sgd. Ternyata yg saya datangi adalah counter passanger service. Utk refund harus di ticket office seraya petugasnya menunjuk ke counter di seberangnya. Ok, saya akan ke sana kata saya. Tp sdh tutup katanya dan saya lihat, benar sdh tutup. Lha, katanya sampai jam 12 malam, ini baru jam 19.30 kok sdh tutup. Petugas tsb menyodorkan secarik daftar counter ticket sejumlah stasiun mrt dan jam tutupnya. Ternyata refund hanya bisa dilakukan di sejumlah stasiun saja dan jam tutupnya beda2 dg jam tutup paling akhir adalah jam 21, bukan jam 24 spt info yg saya terima tadi siang. Dia lalu menyarankan utk refund di stasiun terdekar yakni bugis. Waduh, saya jadi pesimis bisa refund krn saya akan naik taksi ke kitchener complex tempat bus singapura kuala lumpur pick up penumpang.
Setelah mengambil barang yg dititipkan di hotel, kami naik taksi ke lokasi bus. Kitchener complex berlokasi dekat stasiun lavender dan saya sampai di sana jam 20.30. Kayaknya masih sempat kalau saya ke bugis sebentar krn jaraknya hanya satu stasiun dari lavender. Jadilah akhirnya saya buru2 turun ke bawah di mrt lavender. Naik ke jurusan bugis dan akhirnya bisa juga refund 20 sgd. Skrg saya tdk punya tiket. Utk balik ke lavender, terpaksalah beli tiket sekali jalan seharga 1,50 sgd.
Saya balik lagi ke kitchener complex dan mencari titik penjemputan bus. Di jadual on line yg saya print shot di hape, hanya disebut kitchener compex tanpa tahu titiknya. Sayapun bertanya ke banyak orang, mulai dari petugas hotel di seberang kitchener complex sampai ke pengunjung dan penjaga toko di kitchener complex, tapi tdk ada satupun yg mengetahui bahwa ada rute bus ke kuala lumpur dari sana.
Waduh, bagaimana ini, sementara waktu sdh berlalu 1/2 jam. Saya berdiri termangu sambil melihat sekeliling. Tiba2 kelihatan ada bus berhenti kira2 50 m jauhnya dan saya tanya. Alhamdulillah dia tahu, katanya di lantai 2. Walau agak heran, saya menurut juga. Mungkin kantor bus tsb ada di lantai 2. Krn waktu terus berjalan, dg setengah berlari sayapun naik ke lantai 2. Sekali berkeliling, tdk ada kantor bus tsb. Hanya toko2 dan sebagian besar sdh dan mau tutup krn sdh malam.
Dengan cepat sayapun turun kembali utk bertanya pada petugas bus tadi. Tapi sungguh celaka, baik busnya maupun orang tadi sdh tdk kelihatan lagi batang hidungnya. Waduh, sekali lagi saya terduduk lemas. Tdk ada lagi upaya yg bisa dilakukan selain duduk menanti, mudah2an ada bus lain yg datang ke sana.
Tapi saya tdk putus asa. Ada org lain yg mengatakan bahwa tempat penjemputan bukan di kitchener complex, tp di halte depan McD, 100m dari tempat saya duduk. Sayapun ke sana. Kebetulan ada mobil polisi yg berhenti dan tanya pada polisi, apa benar di sini tempat bus ke kuala lumpur. Tapi diapun tdk tahu. Polisi saja tdk tahu, apa lagi yg lain.
Lalu saya menganalisa sendiri. Daripada menunggu di depan mcd yg tdk jelas, lbh baik saya kembali saja ke tempat tadi bus berhenti. Siapa tahu ada bus lain lagi yg bisa saya tanya.
Sayapun berbalik dan benar saja, ada bus lain di sana. Kali ini saya gak boleh kehilangan jejak lagi, hrs benar2 jelas lokasinya. Saya mendatangi dan bertanya. Dia bilang memang di depan mcd. Saya ulang minta penegasan berkali2 krn takut kecolongan lagi. Dan diapun berkali2 menegaskan, benar di sana, bus akan menjemput di halte tsb sesuai jadual. Akhirnya saya agak lega juga. Dg menyeret ransel beroda, kamipun balik lagi. Jangan ditanya kondisi saya kayak apa. Keringat bercucuran dan baju basah oleh keringat. Tentu saja akibat jalan, lari dan menyeret ransel bolak balik tadi. Gak tahu bau badan sdh seperti apa. Apalagi saya tdk mandi sore krn sdh cek out dari hotel tadi siang.
Sambil duduk menunggu, saya buka lagi print shot jadual pick up yg tertulis pukul 22 malam. Saya buka juga print shot bukti booking. Alamak, ternyata di bukti booking tertulis alamat kitchener complex lantai 2 no 42, regent star travel. Wah, ternyata namanya regent star travel. Padahal yg saya cari di lantai 2 adalah kantor billion bus, sesuai dg nama busnya. Kalau kantor travel memang ada saya lihat di lantai 2. Akhirnya saya balik ke kitchner complex, naik ke lantai 2 dan ternyata nama saya ada di sana. Dan benar juga tempat penjemputan di halte depan mcd.
Gara2 hanya melihat jadual saja dan tdk melihat ke bukti booking, terjadilah kekonyolan yg tidak perlu. Sejam lebih saya bolak balik, berjalan, berlari, seret ransel dan tanya sana sini, hanya utk sebuah info yg sdh tercantum di bukti booking.
Ini adalah pengalaman backpacker mengenai hal yg tidak terduga, tapi masuk ke dalam kategori pengalaman konyol yg seharusnya tidak boleh terjadi. Jika dalam kitab undang2, ini masuk bab kejadian tidak terduga pasal konyol dan bloon.