Traveling Thailand no 17

17. Saya perlu berterima kasih ke teman fb alfiah indasah yg sudah menyebut siam niramit di komennya pada status saya. Selama ini saya searching di google dan menemukan hasil pencarian berupa lokasi2 yg wajib dikunjungi di bangkok. Ada yg berbagai variasi judul seperti 10 lokasi yg wajib dikunjungi. Ada juga hasil pencarian yang 15 dan 20 lokasi. Semuanya tidak ada yg menyebut siam niramit. Dua kali kunjungan saya ke bangkok sebelum ini juga tdk pernah ada info tentang siam niramit.

Info siam niramit dari alfiah saya terima dua hari sebelum jadual kepulangan. Begitu dapat info tersebut, saya langsung searching siam niramit. Begitu menemukan berbagai link dan komentar tentang siam niramit saya langsung tertarik dan memutuskan harus menontonnya. Berbagai hasil searching menyebutkan bahwa ini adalah pertunjukan spektakuler tentang sejarah thailand yang glory dg tata panggung, tata suara, tata cahaya dan tata busana yang spektakuler juga karena memadukan dengan teknologi tinggi. Panggung menggunakan teknologi dengan percikan air yg benar ril. Jumalah performernya saja sampai ratusan orang. Lalu performer bisa muncul tiba2 di samping kita dan di tengah2 penonton. Wow, saya harus menonton kalau begini.

Tiket pertunjukan cukup mahal, 1.500 baht per orang atau 600rb rupiah. Apa karena dianggap mahal lalu tidak muncul di berbagai posting tetang thailand? Apa karena yg posting adalah para backpaker yg uangnya tidak cukup untuk menonton sehingga mereka tdk merekomendasikan tempat ini? Entahlah. Namun bagi saya yg juga backpacker, kalau ada sesuatu yg spectakuler dan sesuai minat maka saya rela mengeluarkan banyak dana untuk itu.

Saya menonton berdua saja dengan istri pada malam terakhir sebelum kepulangam. Adapun anak2 lebih memilih ke asiatique pada malam terakhir itu.

Pertunjukan dimulai jam 20. Peraturannya tidak boleh ada  yang merekam sehingga kamera dan video tidak boleh dibawa masuk. Tapi hape tdk dilarang. Nanti saya akan tahu, walau hape boleh dibawa masuk, tapi ada teknik tertentu yg dipakai sehingga penonton tetap tdk bisa merekam dengan hape.

Tepat jam 20 pertunjukan dimulai. Dibuka dengan atraksi pemukulan bedug dg irama yg enak di dengar dan atraksi memutar2 stik pemukul. Kemudian pentas jadi terang dan muncullah gambaran kegiatan perdagangan masyarakat thai. Lalu muncul kapal, benar2 replika kapal 3 dimensi, dan para pedagang china turun dari kapal membawa kain dan produk2 lain. Lalu mereka melakukan barter dengan penduduk asli. Semua digambarkan dg gerakan teatrikal dengan tata kostum yg indah, tata suara yg lebih dari double stereo dan tata cahaya yg begitu memanjakan mata.

Ada juga penggambaran kehidupan di dalam laut dg ikan warna warni yg berenang ke sana ke mari. Ada ubur2 yg naik turun sambil mengembangsurutkan untaiannya. Ada karang yg cantik warna warni juga.

Kemudian babak pengaruh peradaban khmer. Panggung gelap beberapa saat dan turun layar bertuliskan narasi tentang babak selanjutnya. Begitu layar diangkat, pentas sdh berubah total. Jadi kehidupan pedesaan lengkap dengan hutan dan rumah beneran. Diceritakan bahwa desa itu di pinggir sungai. Dan amazingnya, wow, sungainya benar2 nyata di atas pentas. Pemainnya melompat ke dalam sungai dan airnya memercik. Penonton bagian depan mungkin kena percikannya. Sungguh saya tidak pernah membayangkan, sungai dg air sungguhan yang mengalir airnya bisa di bawa ke atas panggung. Keajaiban tidak berhenti sampai di sini. Setelah itu muncul perahu dari sebelah kanan. Benar2 perahu sungguhan. Penumpangnya benar2 mendayung dengan dayung sungguhan dan perahu itu benar2 melaju di atas air. Benar2 amazing. Kemudian ada suara petir dan petir menggelagar, persis aslinya. Seolah2 kita ada di luar ruangan karena kilat yang menyambar terlihat begitu nyata. Lalu hujan turun dengan derasnya. Betul2 hujan dg air beneran yg tercurah dari atas dan jatuh ke  sungai di panggung. Wow.

Untuk menggambarkan suasana desa thailand, di panggung juga ditampilkan gajah, kambing dan ayam. Percaya atau tidak, tapi gajah, kambing dan ayamnya benar2 sungguhan. Bayangkan, kambing saja ikut pentas.

Artikel Terkait