Traveling Thailand no 6

6. Sebelum berangkat tentu saja saya harus menyiapkan mata uang baht thailand. Sebenarnya proses penukaran uang adalah perkara gampang. Tinggal datang ke money changer, tukar uang dan selesai. Tapi kali ini ada sedikit masalah. Karena libur lebaran, money changer di cikarang baru buka tgl 3 juli. Padahal saya berangkat tgl 1. Jadi harus hunting ke tempat lain.
Persoalan kedua, mata uang baht thailand tidak seperti dolar amerika atau dolar singapura yg pasti selalu tersedia di semua money changer. Jadi ada harapan bahwa nanti perlu hunting money changer lagi yg menyediakan baht.

Tapi kali ini saya cukup beruntung. Ada money changer di bekasi yg sdh buka tgl 29 juni. Beruntung juga dia punya baht. Namun kursnya agak mahal sedikit. Di google saya cek kurs antara 390-395, di sini dihargai 400. Kurs beli dia tetapkan 390. Jadi selisihnya 10. Kalau dipersentasekan, maka 10 per 400 sama dengan 2,5%. Jadi money changer ambil untung 2,5%, seperti persentase zakat saja.

Saya sempat searching cari info, apakah ada penukaran rupiah di bangkok. Katanya sih ada, tapi kursnya jelek sekali. Selain itu susah juga cari money changer yg menerima rupiah di sana. Demikian infonya. Jadi masih mending di singapura dan malaysia, banyak money changer yg menerima rupiah. Bahkan di makkah madinah yg lebih jauh, semua money changer menerima rupiah. Mungkin karena banyak sekali orang indonesia yg berkeliaran di tiga kota terakhir ini.
Untuk persiapan hal2 tidak terduga dan kejadian emergency, saya bawa dua buah kartu kredit. Hanya akan digunakan saat mendesak saja.

Sesampai di bandara don mueang bangkok, saya agak nervous juga begitu melihat kurs di money changer bandara. Masa 1 baht dihargai 720 rp. Bakal tekor nih bandar jika mau tukar rupiah ke baht.

Tapi malamnya saya lihat di money changer di pratunam. Ternyata kursnya tdk semengerikan di bandara. 1 baht masih dihargai 416 rp. Jadi lebih manusiawi atau tepatnya lebih  indonesiawilah dibanding dg bandara don mueang.

 

Artikel Terkait