1. Menuju Mesir

Selain sholat Iedul Adha maka alhamdulillah kami juga mendapatkan kesempatan sholat Jumat di masjid Al Aqsho. Jamaah sholat Jumat membludak sampai ke halaman masjid Qibli. Karena banyaknya jamaah maka saya menduga bahwa khusus untuk Jumatan kelihatannya penduduk Yerusalem boleh masuk ke masjid Al Aqsho. Adapun untuk sholat 5 waktu maka terlarang untuk masuk.

Selesai sholat rombongan langsung berangkat menuju Taba yakni border antara Israel dengan Mesir. Saya lihat di google map bahwa dalam perjalanan ini bus akan meninggalkan Tepi Barat dan masuk ke wilayah negara Israel. Ada garis batas di google map yang memisahkan antara Tepi Barat sebagai wilayah Palestina dengan negara Israel.
Karena melewati perbatasan maka saya kira akan ada border pemeriksaan lagi. Tetapi saya keliru. Tidak ada pos border sama sekali di garis perbatasan Tepi Barat dengan negara Israel. Bus melaju terus seolah-olah tidak melewati border.
Berarti Tepi Barat adalah wilayah Palestina benar-benar tidak diakui oleh Israel. Justru sebaliknya. Israel memperlakukan Tepi Barat sebagai bagian integral negara Israel. Buktinya border masuk Tepi Barat dari Jordania dikontrol oleh Israel. Kemudian semua kehidupan di Tepi Barat diatur oleh Israel. Dan terakhir tidak ada border antara Tepi Barat dengan Israel.
Jadi benar-benar sah bahwa Tepi Barat sudah penuh dikuasai Israel. Tadinya saya masih mengira bahwa Tepi Berat masih dikendalikan oleh Otoritas Palestina. Tapi ternyata bukan. Otoritas Palestina itu tidak ada sama sekali. Jelas 100% bahwa Tepi Barat dijajah 100% oleh Israel.
Perjalanan dari Jerusalem menuju border Taba berlangsung sekitar 5-6 jam. Pemandangan yang ada hanya gurun pasir belaka.
Kami menginap di sebuah resort tepi laut di Taba selama satu malam. Esok paginya langsung lanjut menuju Sinai. Perjalanan dari Taba menuju Sinai adalah perpaduan gurun pasir dengan gunung-gunung batu.
Yang menarik dan tidak biasa adalah bahwa perjalanan ke Sinai ini harus melewati beberapa cek poin polisi Mesir. Lalu perjalanan dengan bus harus konvoi dan diiringi mobil polisi. Konvoi berangkat dari cek poin setiap dua jam sekali. Jika bus terlambat masuk cek poin maka terpaksa menunggu konvoi selanjutnya dua jam lagi.
Selain itu sepanjang perjalanan di Sinai tidak ada sinyal internet sama sekali. Mungkin tidak ada menara BTS yang dibangun di Sinai.
Di Sinai kami dibawa ke bukit Thursina. Ada peninggalan patung anak sapi buatan Samiri di sana. Itu adalah batu yang berbentuk menyerupai anak sapi.
Patung anak sapi yang terbuat dari batu ini agak menyisakan pertanyaan bagi saya. Dalam Al Quran dikatakan bahwa Samiri menyuruh kaumnya melemparkan perhiasan emas kaum Firaun ke dalam api. Lalu oleh Samiri emas itu dibuat menjadi patung anak sapi. Jadi jelas sekali Al Quran mengatakan bahwa patung anak sapi itu dibuat dari emas bukan dari batu. Sementara yang kita lihat adalah patung anak sapi dari batu.

Bersambung

Resort di Taba

 

Bukit Thursina

 

Gurun Sinai

Artikel Terkait