8. DMZ

8. DMZ

Seperti yang saya tulis di posting sebelumnya maka hanya ada paket DMZ atau Demilitarized Zone saja tanpa Panmunjom. DMZ adalah sabuk pembatas selebar 4 km di sepanjang garis demarkasi. Setelah perang saudara Korea yang berlangsung 1950-1953 maka PBB memprakasai gencatan senjata. Dua kilometer ke arah selatan dan dua kilometer juga ke arah utara dari garis demarkasi adalah zona penyangga yang bebas dari militer.

Khusus untuk selatan maka setelah 2 km DMZ dari garis demarkasi maka ada lagi sabuk selebar 4 km. Itu adalah daerah pemukiman penduduk. Walau itu pemukiman sipil tapi daerah tersebut ada di bawah kontrol militer.

Spot pertama area DMZ yang dikunjungi adalah Imjingak. Pertemuan dengan North Korean Defector atau pembelot Korea Utara dilakukan di sini. Tapi saya tidak mengambil paket tersebut sehingga tidak ikut sesi bersama defector.

Kami diberi waktu satu jam untuk berkeliling di sini. Di sini ada pusat informasi, Peace Bridge, replika jalur kereta dan lokomatif yg tadinya menghubungkan utara dengan selatan dan beberapa spot lainnya.

Spot penting lain yang dikunjungi adalah Third Tunnel dan menara observasi Dora. Jadi ceritanya ternyata Korea Utara membangun terowongan bawah tanah yang menembus perbatasan sampai ke Seoul. Tapi ketahuan oleh pihak selatan berkat info dari seorang pembelot Korea Utara.

Berdasarkan info tersebut maka pihak selatan menemukan adanya terowongan infiltrasi ini. Tapi ternyata tidak hanya satu. Tidak lama kemudian ditemukan terowongan yang kedua. Lalu lanjut lagi terowongan yang ketiga sampai terakhir terowongan yang keempat.

Sampai saat ini empat terowongan inilah yang sudah diketahui. Adapun yang kami kunjungi adalah terowongan yang ketiga.
Third Tunnel ini dibuka untuk turis sepanjang lebih kurang 100 m. Untuk menuju lokasi tersebut maka pemerintah Korea Selatan membangun terowongan akses sepanjang 350 m.

Akses ini dibangun sangat bagus dengan lapisan lantai karet yang kasat untuk mengeliminir risiko tergelincir. Namun demikian jalannya sangat curam sehingga sulit mengatur langkah. Kita sulit untuk berjalan pelan karena kaki terdorong bergerak cepat akibat kecuraman tersebut.

Setelah menempuh 350 m yang boleh dikata setengah berlari karena sulitnya berjalan pelan maka sampailah kita di Third Tunnel sebenarnya. Terowongannya cenderung lembab karena dindingnya basah oleh air. Dinding dan atapnya adalah batu-batuan dengan bentuk tidak beraturan bekas ledakan dinamit saat membuat terowongan. Rupanya terowongan itu bukan menembus tanah biasa tapi lapisan batuan.

Lebar terowongan sekitar 2 m dengan tinggi yang paling tinggi kurang dari 2 m. Hampir sepanjang perjalanan saya terpaksa merunduk agar kepala tidak terbentur atap terowongan.

Kami menyusuri Third Tunnel ini sampai ke titik buntu karena terowongan disekat dengan dinding beton pada sisi ke utara. Adapun di sisi selatannya masih ada kelanjutan terowongan namun ditutup untuk turis.

Adapun menara observasi Dora adalah menara pandang di mana kita bisa melihat ke wilayah Korea Utara. Di kejauhan terlihat bendera raksasa Korea Utara. Sebaliknya di bagian selatan berkibar pula bendera raksasa Korea Selatan.

Ada tersedia banyak teropong untuk melihat keadaan di wilayah utara. Pemandu wisata mengarahkan teropong ke sebuah pos penjagaan Korea Utara. Katanya kita bisa melihat tentara Korea Utara dari sini.

Saya coba ikut melihat. Walau agak samar namun memang kelihatan ada orang yang sedang berdiri. Itulah tentara Korea Utara yang sedang berjaga.

Tur DMZ berakhir jam 13.30. Setelah itu kami balik ke Seoul dan sampai jam 15 sesuai dengan jadual yang ditentukan.
Kalau boleh membuat perbandingan maka tur DMZ ini mirip-mirip dengan tur saya sebelumnya yakni tembok Berlin di Berlin dan penjara Al Catraz di teluk San Francisco. Bedanya tur tembok Berlin dan tur penjara Al Catraz saya lakukan sendiri tanpa ikut travel biro. Persamaannya adalah saya sangat excited karena telah menjejakkan kaki secara langsung di lokasi bersejarah yang sudah saya ketahui sejak lama.

Bersambung

Artikel Terkait