4. Petualangan Pertama di Perth
Salah satu kebiasaan saya dalam traveling backpacker adalah tidak pernah membuat itinerary detil apa yang akan dilakukan di setiap kota. Bahkan berapa lama akan stay di suatu kota juga tidak pernah ditentukan dari awal. Jika kota itu menarik maka saya bisa stay lebih lama dan sebaliknya.
Contohnya saya stay di Sarajevo empat malam, dua malam lebih lama dari perkiraan sebelumnya yang cukup dua malam saja. Sementara di Zagreb dan Beograd cukup dua malam saja seperti rencana awal.
Sekarang di Perth saya juga belum tahu mau ke mana. Saya baru mulai searching malam hari untuk menentukan mau ke mana saja besok dan keesokan harinnya. Dari hasil searching saya mendapatkan lima destinasi yang kelihatannya menarik yakni Caversham Wildlife Park, Freemantle Market sekalian Rainbow Containers, Kings Park Botanical Garden, Elizabeth Quay dan terakhir Cottelsoe Beach.
Hari ini kami memulai petualangan di Perth dengan mengunjungi Caversham Wildlife Park. Saya tertarik ke sini karena ingin melihat langsung kangguru di habitatnya.
Saya lalu cek rute ke sana di google map. Dari hotel kami harus ke Perth Station dulu. Lalu dari sini ambil kereta ke Bassendean. Setelah itu disambung dengan bus menuju Youle Dean Road. Dari sini berjalan kaki sampai ke lokasi.
Seperti biasa kita akan bertemu mesin tiket setiap akan masuk stasiun. Saya coba utak atik namun ternyata agak membingungkan karena harus memilih Perth zone 1 sampai 9. Karena repot untuk mempelajari dulu dan buang-buang waktu saja maka lebih baik tanya ke petugas saja. Kebetulan counter informasi langsung terlihat di dekat sana.
Saya menanyakan tiket kereta ke Bassendean. Dia menyarankan jika akan balik hari ini juga maka ambil tiket day rider. Harganya $10.40 dan bisa dipakai sepanjang hari. Saya setuju dengan sarannya dan sayapun balik ke mesin tiket untuk membeli tiket.
Kamipun naik kereta dari platform 8 rute Midland yang menuju stasiun akhir Midland. Nanti kami akan turun di Bassendean.
Beberapa saat mendekati Bassendean kamipun sudah berdiri dekat pintu keluar. Terdengar pengumuman dari loudspeaker kereta bahwa ini adalah Bassendean Station. Kereta sudah berhenti namun pintu tidak juga terbuka. Saya masih menunggu sampai kemudian terdengar pengumuman doors closing. Saya kaget karena kereta terus berjalan.
Saat itu kereta boleh dikata kosong. Hanya ada seorang perempuan tua dekat saya. Saya tanya kenapa pintu tidak terbuka saat kereta berhenti tadi. Dia bilang kita harus tekan tombol buka pintu dulu. Wadduh, jadilah kami kelewatan stasiun dan terpaksa turun di stasiun berikutnya untuk berbalik arah.
Ini pengalaman baru bagi saya. Baru kali ini saya mengalami ada pintu kereta yang tidak membuka otomatis saat kereta berhenti di sebuah stasiun. Selama ini moda kereta apapun yang saya naiki di seluruh kota di seluruh dunia maka pintu selalu terbuka otomatis saat kereta berhenti. Apakah itu train, metro, subway ataupun tram, selama dia berjalan di atas rel maka pintu selalu membuka otomatis.
Nanti akan saya lihat sendiri bahwa ternyata tidak hanya untuk turun saja tapi untuk naik juga harus menekan tombol pintu walau kereta sudah berhenti tepat di depan kita.
Jadi kamipun turun di stasiun berikutnya yakni Success Hill untuk berbalik lagi ke Bassendean. Sebenarnya ini tidak masalah. Kami jadi bisa melihat-lihat suasana di sekitar stasiun kecil ini. Masalahnya hanyalah waktu yang terbuang karena harus menunggu kereta lagi.
Setelah menunggu beberapa lama maka kami sampai lagi di Bassendean. Sekarang saya harus mencari bus yang menuju Youle Dean Road. Setelah ketemu maka kami menunggu lagi kedatangan bus.
Saya tidak yakin apakah tiket day rider kereta saya juga berlaku untuk bus. Alangkah senangnya saya karena ternyata tiket itu juga berlaku untuk bus saat saya tanyakan ke driver. Dengan demikian kami akan bebas ke mana saja ke seluruh Perth dengan tiket ini.
Tapi tentu saja ada hal yang tidak menyenangkan jika kita menggunakan transportasi publik ke mana-mana. Waktu kita banyak terbuang hanya untuk menunggu dan menunggu. Frekuensi kedatangan moda berbeda-beda. Ada yang frekuensinya sangat sering antara setiap 2-3 menit. Tapi ada juga yang lebih jarang setiap 10, 15, 30, 45 dan bahkan 60 menit. Apalagi jika kita berpindah-pindah moda. Bayangkan berapa banyaknya waktu yang terbuang jika frekuensi kedatangannya sangat jarang.
Hal yang tidak menyenangkan lagi adalah untuk mencapai stasiun ataupun halte bus atau tram. Kita harus berjalan kaki menuju stasiun dan halte terdekat. Jaraknya sangat bervariasi mulai dari hanya di bawah 100m sampai 500, 600 dan bahkan 800m.
Sebenarnya gampang saja jika mau nyaman dan tidak mau repot. Kita tinggal pesan Uber di mana saja dan mau ke mana saja. Tapi konsekuensinya tentu saja biaya. Biaya pakai Uber bisa berkali-kali lipat dibanding transportasi publik.
Bersambung