8. Tiba2 saya jadi ingat analisa abrar riza. Dia menulis sebagai berikut. Mungkin perlu melakukan optimasi waktu terbuang akibat transit dan dikonversi menjadi rupiah, perasaan tak nyamanpun dikonversi jadi uang, beli makanan waktu transit juga berapa rupiah, dst.
Hari ini saya mengalaminya. Waktu yg tidak efisien dan terbuang2 sayang.
Ceritanya pasukan saya bawa ke pattaya utk sekedar tahu apa itu pattaya. Saya cek di peta bangkok, terminal bus utk ke pattaya ada dua, di mochit dan ekkamai. Dua2nya sama2 jauh dari lokasi penginapan, yang satu di utara dan satu lagi arah tenggara. Akhirnya saya pilih ekkamai krn terminal busnya sangat dekat dengan stasiun sky train, lrtnya bangkok. Adapun utk mencapai terminal mochit, orang harus jalan kaki lagi dari stasiun lrt mochit. Apalagi lokasi mochit dekat chatuchak, destinasi yg sdh dikunjungi kemarin. Jadi tentu saja lebih baik ke ekkamai, kita bisa eksplore daerah baru.
Pagi2 kami sudah start dari hostel menuju stasiun lrt n2 phaya thai. Jaraknya sekitar 10-15menit jalan kaki. Dari sana beli tiket seharga 45 baht ke stasiun n7 ekkamai. Selanjutknya keluar stasiun dan di sebelahnya langsung ketemu terminal bus ekkamai. Ternyata ini adalah terminal internasional krn ada juga bus tujuan vientianne laos dari sini.
Ada dua pilihan moda ke pattaya, pakai bus besar dengan ongkos 108 baht atau bus travel semacam mobil elf dengan ongkos 130 baht. Apa bedanya? Bus besar hanya sampai north pattaya dan kita perlu sambung lagi dg kendaraan lain utk ke central pattaya. Adapun kendaraan travel mobil elf sampai ke pantai, pattaya beach. Jadi saya pilih elf saja krn penginapan yg saya book sejak di jakarta sekitar 15 menit dari pantai.
Singkat cerita kami sampai di pattaya. Setelah turun dari elf kami makan siang dulu di sebuah rumah makan halal. Saya pilih menu tomyam sedangkan anak2 pilih menu lain sesuai kesukaan masing2. Makan tomyam langsung di negeri kelahirannya tentu saja memberikan sensasi tersendiri. Menurut saya benar2 sangat enak. Bahkan saya ungkapkan ke pelayannya, it’ really a good taste sambil mengacungkan jempol.
Kami naik angkotnya pattaya utk mencapai lokasi penginapan. Ongkos angkot 10 baht per orang. Jaraknya tidak terlalu jauh, tapi karena macet jadi habis juga sekitar 10-15 menit dan kamipun sampai di penginapan, sebuah yout hostel di third road pattaya. Nah, saat cek in terjadilah hal yg bisa disebut di luar dugaan namun bisa juga disebut di dalam dugaan. Disebut di luar dugaan krn tdk diharapkan terjadi namun bisa juga disebut dalam dugaa karena probabiliti untuk terjadi memang ada.
Ceritanya saya pesan satu kamar 6 bed. Asumsi saya kamar itu memang hanya mengandung 6 bed saja. Tapi pihak hostel ternyata punya pandangan sendiri. Saya pesan 1 kamar, ok. Saya pesan 6 bed, ok. Saat cek in saya baru tahu bahwa kamarnya mengandung 20 bed, jadi campur dengan orang lain. Tentu saja sangat tidak comfortable. Terus siapa yg salah? Ya tidak ada yg salah. Saya sdh pesan dengan benar dan hostel juga sdh menjawab dengan benar.
Nah, dari titik ini mulailah analisa abrar riza berlaku. Saya bilang ke resepsionis akan mempertimbangkan dulu krn sekamar dg orang lain sungguh tdk nyaman. Lalu saya coba searching penginapan lain. Tentu saja ini takes so much time. Setelah pesan, lalu pesan grab utk menuju ke sana. Sopir pertama menolak krn kami 6 orang. Sdh kami tawarkan utk 3 orang saja dan 3 orang lagi use another grab, tp tdk direspons. Lalu anak saya coba order lagi dan skrg sopirnya mau. Katanya otw, akan sampai 5 menit lagi. Sekitar 15 menit kemudian grab itu melintas di hadapan kami dg kencang. Kami tahu krn ada plat nomornya. Anak saya kirim pesan, kamu sdh melewati kami, balik saja lagi. Dia jawab ok, akan berbalik. Tapi sampai 10 menit masih jg blm balik. Lalu anak saya telepon dia menjelaskan posisi kami. Dia bilang ok, akan ke tempat kami. Tapi masa sdh setengah jam gak nyampe2 juga hanya utk berbalik arah. Ini sopir benar2 konyol. Seharusnya sopir akan menjalankan mobilnya pelan2 begitu sampai dekat lokasi penumpang sambil celingak celinguk.
Eh, ini lewat begitu saja tanpa merasa berdosa. Sudah begitu untuk berbalik saja, masa tidak nyampe2 juga setelah setengah jam. Atau jangan2 malah kami yang konyol? Kok masih rela juga menunggu sopir yang jelas2 konyol.
Akhirnya saya memanggil taksi konvensional saja. Ada argonya, tapi tetap saja pakai borongan dengan harga 200 baht. Padahal dg grab cukuo 80 baht saja.
Waktu yg terbuang utk semua proses di luar (dalam) dugaan ini plus waktu terbuang akibat sopir grab konyol adalah sekitar 3 jam. Nah, inilah yang harus dikonversi ke biaya, menurut pendapat abrar riza.