Traveling Thailand no 9

9. Saat masih kerja jadi karyawan, setiap perjalanan dinas ke luar negeri, saya selalu extension waktu untuk melakukan eksplorasi negeri orang sendirian secara bebas. Dan karena berangkatnya dinas atas nama perusahaan, tentu saja nginapnya di hotel berbintang, paling tdk bintang 4 lah. Masa perjalanan dinas nginap di hostel. Itu hil yang mustahal bukan.

Tapi sejak tdk jadi karyawan lagi, saya jadi turun derajat saat backpackeran. Sekarang nginapnya di hostel atau kamar sewaan apartemen. Hikmahnya adalah saya sudah merasakan bagaimana nyamannya hotel bintang 5 sampai hostel bintang minus 5.

Dari sekalian pengalaman itu, ada dua pengalaman menginap paling ekstrim. Pertama di amsterdam, dapat kamar hanya ukuran lebar 1m lebih dikit dan panjang 2m lebih dikit juga. Hanya muat dua dipan utk saya dan istri. Itu adalah hostel termurah yg saya temukan di amsterdam. Bayangkan, apa yang bisa kita lakukan, di kamar ukuran 2x1m? Ironisnya dg harga yang sama, saya sudah mendapatkan kamar apartemen super duper nyaman di budapest. Jika di amsterdam hanya muat dua dipan, maka di budapest dapat apartemen sangat luas. Ada kamar tamunya plus sofa dan meja makan. Ada kamar tidur terpisah dg ranjang, sofa dan lemari pakaian. Ada dapur dan kamar mandi di ruangan terpisah lagi. Tidak hanya itu, bahkan tersedia kompor listrik, mesin cuci, mesin pengering,  kulkas dan microwave. Bagi yang penasaran, silahkan baca buku saya, saya tidak jadi ke bratislava, catatan perjalanan backpacker ke 10 negara di eropa. Sudah tersedia di toko buku gramedia. Harga 35.000 (ini promosi ya :)).

Pengalaman ekstrim kedua adalah saat ini, penginapan hostel di pattaya. Kamarnya diisi 8 bed dalam kotak dua tingkat. Sekilas mirip kuburan toraja di dinding cadas. Acnya dingin sekali dan uniknya (cilakanya) gak bisa dimatikan. Remotenya diumpetin ama yg punya hostel. Saya coba matikan manual, tetap gak bisa karena tdk ada tombol power on offnya. Saya coba tutup pakai handuk, gak bisa juga. Satu2nya jalan utk mematikan ac adalah dg mencabut gantungan kunci dari tempatnya seperti saat kita meninggalkan kamar di mana otomatis listrik mati semuanya. Jadi saat dingin tdk tertahankan, maka gantungan kunci dicabut, lampu mati dan acpun mati. Tapi hape dan powerbank perlu dicharger sedangkan listrik kamar mati. Nah, jadi bingungkan. Jadi serba salah hanya gara2 ac. Heran juga saya. Apa motivasi pemilik  hostel ngumpetin remote ac ya?!

Kondisi sebaliknya terjadi di kamar mandi. Kamar mandinya adalah deretan kamar mandi di lokasi tersendiri di luar kamar. Jika di kamar dingin sekali krn ac tdk bisa dimatikan, maka shower di kamar mandi panas sekali krn heaternya tdk bisa diatur. Saya kamar mandi sebelah, masih panas. Sebelahnya lagi, tetap saja airnya sangat panas. Waduh, gimana ini. Masa saya mandi terus kulit melepuh? Tapi akhirnya saya beruntung juga. Saya menemukan kamar mandi yang heaternya rusak. Syukurlah ada heater rusak. Akhirnya saya bisa mandi dg air dingin yang segar.

Artikel Terkait