Yang saya syukuri dari dua kali mengarrange backpacker jepang adalah bahwa semua peserta bersikap apa adanya, egaliter, spontan dan kompak. Sesama peserta yg tadinya tidak saling kenal dengan cepatnya langsung saling akrab. Saling ngobrol, saling sharing dan termasuk sharing makanan. Tidak ada yg jaim (jaga image), sok wibawa atau bergaya feodal. Padahal seperti yg sdh saya posting sebelumnya, mereka ini adalah backpacker yg tertukar. Mereka adalah orang2 mapan yg biasanya traveling pakai maskapai full service, menginap di hotel berbintang dan dijemput antar pakai bus atau mobil. Tapi sekarang malah naik maskapai lcc (low cost carrier), menginap di apartemen sempit dan ke mana2 naik subway plus jalan kaki.
Betapa tidak. Dua kali arrange backpacker, pesertanya adalah pejabat, owner perusahaan, pengusaha dan eksekutif perusahaan. Semuanya adalah orang2 yg sudah bolak balik ke luar negeri di seluruh dunia. Tapi herannya masih mau join backpackeran. Padahal di tempat masing2 mereka adalah bos. Tapi di saat backpacker ini semua berbaur tanpa sekat. Bayangkan saja, mereka ok saja menginap di bandara dan tidur sekedarnya di bangku bandara. Ok saja dikasih kamar sempit di apartemen yg bahkan tidak ada tempat tidurnya. Hanya beralaskan futon (kasur khas jepang) yg dihamparkan di lantai. Ok saja jalan kaki dari dan ke apartemen, dari dan ke stasiun, dari dan ke tempat tujuan dan berpindah2 line yang kadang jaraknya bisa lebih dari 500m.
Mungkin yg dicari adalah sensasi backpacker. Sensasi yg tdk akan didapat jika ikut traveling mainstream yg diatur oleh biro perjalanan. Dari awal sdh paham apa yg akan didapatkan dalam traveling ini. Betapa tidak, piagam jepang yg saya susun hanya berisikan kekurangan2 saja. Tdk ada kelebihan sama sekali. Sejak dari awal yg saya promosikan memang hanya kekurangan saja. Kalau ada yg tanya apa kelebihannya, maka saya jawab tidak ada kelebihannya. Kalau ada juga kelebihan maka itu adalah nasib baik saja.
Promosi kekurangan2 ini saya tuangkan dalam posting di fb seperti di bawah ini.
Promo backpacker, test the water
Jika saya mengarrange program backpacker jepang 3 pada sekitar juni atau juli 2019 dg perkiraan biaya 12-13jt selama 6 hari 5 malam, apakah ada yg berminat join?
Kekurangan yg saya tawarkan:
1. Diarrange secara amatiran
2. Tidak berorientasi pada customer satisfaction
3. Penginapan untung2an
4. Ke mana2 naik mrt, subway dan disambung dg jalan kaki
5. Dan masih banyak kekurangan2 lainnya
Kelebihan:
1. Tidak ada kelebihan
2. Jika masih ada juga kelebihan maka itu adalah nasib baik
Itinerary
Hari 0,
Perjalanan jakarta-kuala lumpur dan kuala lumpur-tokyo.
Hari 1,
Odaiba city (decks tokyo beach, aqua city odaiba, replika liberty, gundam, venus fort, mega web)
Hari 2,
Asakusa (kaminarimon gate, nakamise market, kuil sensoji, ramen halal, menara pandang, sumida river n park)
Akihabara (elektronik dan animasi)
Tokyo (imperial palace)
Hari 3,
Shibuya (patung hachiko, shibuya crossing)
Harajuku (takeshita street, coz play, hutan meiji shrine)
Shinjuku (shinjuku gyoen garden)
Ikebukuro (kebab halal)
Hari 4,
Nippori (nippori walking map)
Ueno (ameyayokocho market, ueno park)
Roppongi
Ginza
Hari 5,
Cadangan waktu, jika pada hari ke 1 sd 4 ada destinasi yang tdk terkunjungi krn tdk cukup waktu
Request by peserta (konsensus)
Bebas (jalan sendiri2 sesuai minat masing2)
Hari 6,
Pagi siang bonus waktu bebas sesuai minat. Sore berangkat ke bandara utk perjalanan pulang tokyo-kuala lumpur dan kuala lumpur-jakarta
Bersambung