9. Manajemen Waktu
Dalam setiap traveling saya di luar negeri saya selalu menargetkan sekitar 4 jam sebelum keberangkatan sudah harus ada di bandara. Hal ini untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan kejadian yang menghambat cek in. Misalnya saja proses imigrasi yang panjang.
Ternyata ini bermanfaat sekali karena pernah ada kejadian yang saya tidak menyangka sama sekali. Saya lupa di bandara mana tapi ternyata jarak antar terminal jauh sekali. Kita harus naik shuttle antar bandara yang butuh waktu lumayan lama. Atau itu terminal yang sama namun ternyata lokasi dari cek in sampai ke boarding room harus jalan kaki jauh sekali.
Waktu traveling bersama grup dan travel biro maka pernah juga kejadian salah terminal dan salah bandara. Padahal waktu sudah mepet sehingga kita harus berlarian dan terburu-buru.
Paling sering kejadian adalah repacking barang karena over load. Apalagi jika pakai maskapai LCC Low Cost Carrier yang sangat ketat soal bagasi. Kita harus benar-benar mengatur dengan baik.
Berdasarkan semua pengalaman di atas itulah maka saya sangat concern dengan waktu kedatangan di bandara jika sedang traveling mandiri. Tapi jika ikut travel biro maka tentu saja saya hanya tinggal duduk manis saja mengikuti Tour Leader.
Karena umroh kali ini bersama travel biro maka saya juga tinggal duduk manis dan tidak care soal manajemen waktu. Saya tidak begitu memperhatikan jam berapa pesawat take off dan jam berapa kita harus sampai di bandara.
Ini adalah cerita kepulangan dari Makkah. Kami naik kereta cepat dari Makkah ke Jeddah. Saya baru menyadari soal waktu ini saat sudah sampai di bandara King Abdul Aziz di Jeddah. Soalnya maskapai Indigo yang akan kami naiki tidak bertolak dari bandara ini namun masih dari bandara Jeddah yang lama.
Saat itu sudah jam 18.45 sedangkan keberangkatan jam 21.15. Waktu tinggal tidak sampai 2 jam lagi karena boarding 30 menit sebelum keberangkatan. Padahal kami di bandara yang berbeda. Masih harus cari taksi untuk menuju bandara lama. Dalam hati saya sudah ketar ketir apakah kita tidak akan ketinggalan pesawat.
Dua jam itu adalah sisa waktu untuk boarding. Boarding paling lambat jam 20.45. Padahal sebelum boarding kita harus cek in dulu, imigrasi dulu dan baru bisa boarding. Belum lagi perlu waktu utk pemeriksaan X Ray dan antrian imigrasi. Belum lagi jika dari imigrasi ke gate boarding jaraknya jauh.
Mencari jalan keluar bandara dan mencari taksi jelas butuh waktu lagi. Belum lagi memasukkan barang-barang ke dalam taksi karena banyak printilannya. Lalu waktu yang dibutuhkan di perjalanan menuju bandara lama.
Akhirnya yang terjadi adalah drama. Kami sampai di bandara lama dalam waktu sangat mepet. Masalah timbul saat memasukkan bagasi karena overlaod. Terpaksalah kami repacking dulu. Tapi walau sudah repacking namun masih saja ada yang tidak bisa masuk bagasi.
Karena waktu semakin mepet maka sisanya dibawa ke kabin saja. Tapi petugas maskapai sudah menghadang sebelum masuk imigrasi. Semua bawaan kabin harus ditimbang dulu dan jelas saja semua melebihi ambang 7 kg yang diizinkan. Dengan kalem petugas menggelengkan kepala dan menyuruh balik ke counter cek in.
Di counter cek in semua dibongkar lagi dan membuang apa yang bisa dibuang dengan memberikan kepada petugas travel umroh yang menemani kami. Lalu dengan berlarian berbalik lagi ke petugas yang menghadang tadi untuk menuju imigrasi.
Di sinilah pentingnya waktu yang lapang di bandara. Dengan waktu yang lapang maka kita bisa repacking dengan tenang. Istri saya sudah berpengalaman dengan repacking ini. Entah sudah berapa kali kami overload saat di bandara. Tapi istri saya selalu bisa mengatasi dengan teknik repackingnya sehingga semua barang selalu bisa terbawa tanpa kecuali walau overload.
Pengalaman terakhir bulan Januari yang lalu saat pulang dari Korea. Bawaan kami overload juga tapi dengan repacking dan waktu yang lapang maka semua bisa di atasi.
Ini jadi pengalaman sangat penting bagi saya. Walau kita ikut travel biro tapi jangan sekali-kali cuek saja terhadap jadual pesawat. Kita harus concern dan ikut memperhatikan pula. Karena yang butuh waktu yang lapang itu adalah kita sendiri.
Tamat