6. Subway Istanbul

 

 

Backpacker turki, 17 april – 2 mei 2019
6. Rombongan yg mengikuti konferensi internasional al quds women dan misi bantuan kemanusiaan utk palestina dan al quds kembali ke tanah air hari ini. Seperti yg sudah direncanakan saya dan istri tetap stay karena kami akan extent di turki utk melanjutkan eksplore turki ala backpacker.
Jadual hari ini adalah naik bus malam ke cappadocia. Naik bus malam adalah salah satu strategi backpacker utk menyiasati biaya dan mengefektifkan waktu. Dg perjalanan malam maka kita seolah2 menginap di bus atau kereta sehingga hemat biaya hotel satu malam. Selain itu kita juga dapat mengefektifkan waktu karena waktu siang tidak terbuang percuma hanya utk perjalanan pindah kota. Apalagi utk jarak jauh seperti istanbul-cappadocia yg membutuhkan waktu 12 jam.
Cappadocia adalah salah satu tujuan wisata mainstream di turki. Yg menarik bagi saya adalah bahwa kami akan menginap di cave hotel yakni hotel yg kamar2nya adalah gua batu beneran. Jadi kita akan kembali ke zaman batu di mana manusia hidup di dalam gua. Tapi ini tentu saja zaman batu dan gua batu zaman now. Walau namanya kamar di gua batu tapi di dalamnya ada kasur spring bed, meja, sofa, kulkas dan perlengkapan lainnya layaknya hotel konvensional. Mungkin pemilik hotel takut juga tdk ada pengunjung jika kamarnya benar2 serupa dg gua tempat tinggal manusia zaman batu.
Karena hari masih pagi sementara bus berangkat malam hari maka waktu siang ini dapat digunakan utk menuntaskan objek2 istanbul yg belum sempat dikunjungi. Jadi setelah mengantar rombongan ke bandara maka kami akan ke taksim square dan kalau sempat akan balik ke hagia sophia krn kemarin belum sempat masuk ke dalamnya.
Kami menumpang mobil yg membawa rombongan ke bandara balik ke kota istanbul. Oleh drivernya kami diturunkan di stasiun metro atau kereta bawah tanah/subway kirazli balicar. Dia tdk bisa mengantarkan sampai ke taksim square krn arah kepulangan dia berbeda arah.
Kami membeli tiket istanbul card di mesin penjualan di stasiun kirazlu baglicar dan mengisi saldo 20 lira. Cukuplah utk beberapa trip krn katanya biaya sekali perjalanan adalah sekitar 1,90 lira. Setelah punya kartu maka kami mengambil line M1 jalur merah yg menuju ke yenikape. Selanjutnya pindah ke line M3 hijau rute yenikape-haciosman dan turun di stasin taksim.
Sistem line di subway istanbul sama saja dg subway di kota2 lainnya yg pernah saya kunjungi seperti singapura, paris, berlin, budapest, brussels dan tokyo. Jalur2 linenya sederhana dan tidak banyak, apalagi jika dibandingkan dg subway tokyo yg jaringannya sdh melebihi sarang laba2 saking rumitnya.
Perbedaannya hanya pada gerbongnya dan visualisasi map semua linenya. Di map line subway istanbul hanya ada nama line dan nama stasiun saja. Adapun stasiunnya sendiri tidak dinomori. Padahal lebih komunikatif dan akan sangat membantu jika stasiun juga diberi nomor seperti subway tokyo dan singapura. Misalnya asakusa line, maka semua stasiun yg dilewatinya diberi nomor A1, A2, A3 dstnya.
Gerbong subway line M1 kirazlu baglicar-yenikape saya lihat masih gerbong lama. Di display di atas pintu hanya ada gambar line dan nama stasiun tanpa dilengkapi lampu yg bisa menyala saat kereta berhenti yg menunjukkan nama stasiunnya. Jadi utk turis yg belum familiar dg stasiun tujuan maka harus ekstra waspada terus memonitor setiap stasiun yg dilewati. Jangan sampai kelewatan.
Sebaliknya line M3 hijau yenikapi-haciosman sudah menggunakan gerbong yg lebih baru. Signage di atas pintu sdh sama dengan subway tokyo. Ada lampu yg menyala di signage tsb sesuai dg kereta berhenti di stasiun tsb.

Sedikit yg menarik bagi saya adalah kartu istanbul card. Jika di kota2 lain satu kartu hanya dapat digunakan oleh satu orang atau pen

gguna maka istanbul card dapat digunakan utk banyak orang. Jadi saya dan istri hanya membeli satu kartu saja. Jadinya agak lucu juga. Istri saya tap kartu duluan di pintu masuk platform yg dituju. Setelah dia masuk kemudian dia mengulurkan kartu tsb kepada saya dan selanjutnya saya tap kartu dan menyusul masuk melewati pintu.

Menarik yg kedua adalah tidak ada tap lagi di pintu keluar. Padahal biasanya di subway kota2 lain kita perlu tap dua kali yakni saat masuk dan keluar. Seingat saya hanya subway berlin yg sama dg istanbul ini yakni hanya sekali tap di pintu masuk saja.
 

 

Artikel Terkait