Backpacker turki, 17 april – 02 mei 2019
7. Kami sampai di taksim square pas zuhur. Kebetulan ada masjid di dekat sana sehingga kami langsing sholat dulu jamak qoshor zuhur dan ashar. Setelah itu barulah mencari makan siang.
Saya sdh eneg sekali melihat kebab sehingga bertekad utk menemukan nasi saja. Alhamdulillah pucuk dicinta ulam tiba. Ternyata lokasi kami berdiri di permulaan istiklal street di taksim square ini adalah restoran yg menyediakan nasi. Kami masuk dan memesan nasi. Saya memilih lauk daging kambing dan terong balado sedangkan istri saya memilih ikan dan salad.
Setelah berhari2 hanya makan kebab dan roti saja selama ini maka makan nasi kali ini terasa sekali lezatnya. Daging kambingnya terasa begitu lembutnya baik saat dicolek dg garpu maupun saat dikunyah di dalam mulut. Entah bagaimana cara mereka memasaknya sehingga terasa begitu lembutnya.
Sistem pembayaran adalah langsung dibayar begitu makanan diambil. Pas saat kami mau bayar ternyata kasirnya menawarkan roti juga. Saya bilang tidak usah. Tapi istri saya membisikkan bahwa itu gratis. Lalu saya tanya, is it free? Dia mengangguk. Wah, kalau gratis saya mau dong. Jadi walau tadi sdh bilang tdk usah tapi krn gratis akhirnya saya ambil juga.
Di taksim square ada trem wisata gerbong tunggal yg dipenuhi penumpang. Trem tunggal model kuno ini sangat menarik perhatian sehingga saya lihat penumpangnya banyak sekali. Kelihatannya tram gerbong tunggal ini disetting utk berkeliling di sekitar taksim square ini. Kami sendiri tidak ikut naik. Cukup ambil fotonya saya utk kenang2an.
Kami hanya menyusuri istiklal street saja di taksim square ini. Ini semacam jalan yg cukup panjang di mana kiri kanannya ada berbagai toko. Menurut saya ini mirip dg area dotonbori di osaka yakni jalan panjang yg di kiri kanannya penuh dg pertokoan.
Di istiklal street ini ada madame tussaud istanbul namun saya tdk tertarik utk masuk sebagaimana saya juga tdk tertarik masuk ke madame tussaud tokyo di odaiba. Walau sosok yg dibuatkan patungnya berbeda2 di setiap madame tussaud namun bagi saya sdh cukup dg madame tussaud amsterdam saja.
Yg akan jadi memori saya di istiklal street ini justu penjual es krim. Atraksi penjual es krim yg mempermainkan pembelinya sungguh luar biasa. Awalnya dia memberikan es krim cone ke pembeli, tapi kemudian yg terpegang oleh pembali hanya conenya saja. Es krimnya malah balik lagi ke sendok penjual. Kemudian diberikan lagi namun tiba2 seolah2 es krim tersebut tumpah ke tanah, tapi kenyataanya kembali ke sendok penjual. Lalu es krim diserahkan lagi, tapi kali ini cone nya ada rangkap 3. Setiap pembeli sdh memegang es krim maka dia hanya pegang cone kosong krn cone isi tertarik lagi oleh penjual. Masih ada dua atau tiga trik lainnya sampai akhirnya es krim benar2 sampai ke tangan pembeli.