19. Pemandangan Ehrendingen

 

 

 

 

Backpacker italy, swiss dan balkan

 

19. Kami sudah jauh2 ke arosa dan menapaki jalur glacier express dari brig ke andermatt demi menikmati keindahan pemandangan dan panorama negeri swiss. Padahal pemandangan di ehrendingen, tempat tinggal ni son sendiri, kota kecil dekat baden atau sekitar 30 km dari zurich tidak kalah indahnya.

 

Sebenarnya ni son sudah membuat rencana utk ke mount titlis jumat ini krn suaminya ada tugas ke luzern. Setelah mendrop suaminya maka kami bisa keliling luzern dan mount titlis. Tapi ada sayangnya dua kali. Pertama ni son tdk enak badan sejak tadi malam. Kedua cuaca hari ini buruk sekali krn hujan dan kabut sepanjang hari. Kami bisa saja ikut ke luzern lalu jalan sendiri ke mount titlis. Tapi pasti akan menyesal karena tdk akan bisa melihat apa2 karena kabut yg tebal.

 

Saat awal kami bilang akan ke swiss, ni son memang sudah bilang bahwa november adalah bulan yg paling buruk swiss. Dan benar saja, hampir selalu turun hujan gerimis setiap saat dan kabut di mana2. Jadi org2 sangat senang jika bbrp saat matahari kelihatan dan dapat menikmati udara cerah. Siang juga sangat singkat. Matahari baru terbit jam 8an dan jam 16.30 sudah gelap.

 

Karena itulah hari ini kami tidak ke mana2. Hari ini akan dimanfaatkan utk packing2 karena nanti malam kami akan lanjut traveling ke zagreb kroasia. Lalu jalan2 setengah hiking melihat panorama ehrendingen.

 

Dari pagi hujan rintik2 terus turun. Sekitar jam 12an hujan berhenti walau langit tetap tdk cerah. Kami keluar utk jalan2 dg tetap membawa payung. Kami melewati komplek perumahan dan menyusuri jalan menuju ke arah perbukitan. Setelah itu jalan mulai menanjak krn kami mulai menapaki lereng perbukitan yg landai. Di sekeliling kami di perbukitan ini adalah semacam hutan dg pepohonan yg terpelihara baik.

 

Bukit ini tidak tinggi. Kami berjalan berkeling di pinggang bukit sambil melihat kota ehrendingen di bawah kami. Subhanallah, pemandangannya luar biasa indahya. Terlihat hamparan lahan pertanian dan rumah2 petani yg berjauhan satu sama lain krn setiap petani mempunyai lahan sendiri yg luas. Hamparan itu ada yg berupa rumput hijau tempat sapi dan biri2 merumput. Sebagian lagi tanaman bit. Ada juga yg berupa lahan kecoklatan krn mungkin baru saja panen.

 

Kota ehrendingen sendiri terlihat apik dg jalan raya yg membelah kota dan lalu lintas kendaraan yg melintas. Semuanya ini dipadu dg latar belakang perbukitan lagi di belakangnya. Jadi coba bayangkan, kami di atas sebuah bukit. Kota ehredingan dan lahan pertanian sekelilingnya ada di bawah kami. Lalu di belakangnya ada perbukitan lagi. Mungkin dapat kita sebut seperti semacam lembah, tapi bukan lembah sempit melainkan lembah lapang yg menghampar luas.

 

Saya mengambil beberapa gambar. Tapi sungguh sayang sekali, hasil fotonya tidak bisa mencerminkan keindahan yg sebenarnya. Kalau melihat fotonya maka orang akan bilang biasa2 saja. Krn di foto akan muncul ruang kosong hamparan rumput antara posisi kami berdiri dg kota ehrendingan dan lahan dan rumah petani. Kota dan rumah petani terlihat kecil di dalam foto krn latar belakangnya sudah perbukitan lagi.

 

Saya sudah berusaha mengambil foto dari berbagai sudut namun tetap saja hasilnya mengecewaka. Saya bilang ama ni son, pemandangan panoramanya luar biasa, tapi semua foto yg saya ambil tidak ada yg bagus. Kata ni son memang begitu. Hasil foto tdk bisa seindah aslinya.

 

Tapi saya sendiri menduga ada dua penyebab kenapa hasil foto saya jelek. Soalnya seorang fotografer profesional akan bisa membuat foto yg mungkin malah lebih indah dari aslinya. Coba lihat foto2 panorama swiss di kalender atau brosur2 wisata. Bagus sekali bukan.

 

Penyebab pertama hasil foto saya jelek adalah krn saya bukan seorang visualizer yg baik. Istri saya sendiri selalu komplain setiap saya mengambil fotonya. Ada saja yg selalu salah menurut dia. Kedua adalah cuaca. Cuaca masih terus mendung. Hujan rintik2 jarang sekali berhenti. Jadi saya mengambil foto sambil memegang payung. Barulah jika hujan rintik2 agak sedikit reda maka saya bisa melepaskan payung.

 

Kemudian kami potong kompas melintasi bukit dan mencapai sisi bukit di baliknya. Dari sini kelihatan desa lain lagi yg bukan lagi kota ehrendingen. Dari sini kami mengambil jalan memutar menuju titik awal tadi sambil tetap tdk henti2nya mengagumi pemandangan yg tampak. Tetap juga melanjutkan mengambil gambar dan tetap juga hasil fotonya jelek. Tidak bisa menggambarkan keindahan yg sebenarnya.

 

 

 

 

Artikel Terkait