Traveling Thailand no 12

12. Pada setiap perjalanan secara back packer tentu saja saya berharap semuanya lancar2 saja. Tapi namanya back packer selalu ada saja kemungkinan mendapat rintangan dan kesulitan. Saya hanya berharap bukan berupa masalah besar, apalagi musibah.

Hari ini kebetulan saya dapat pengalaman unik lagi. Mudah2an ini tdk termasuk masalah besar apalagi musibah. Ceritanya jadual hari ini adalah mengunjungi grand palace. Anak saya coba pesan grab utk menuju ke sana, tapi tdk ada yang nyangkut. Saya ingat bahwa sebagian teman menyarankan utk sewa tuk tuk saja seharian. Istri saya juga berpendapat sama karena dulu dia juga sewa tuk tuk seharian untuk mengantar ke mana saja.

Karena menunggu tuk tuk di pinggir jalan terlalu lama, saya mendatangi pangkalan tuk tuk yg tidak jauh dari hostel. Saya berniat sewa dua buah tuk tuk, masing2 diisi tiga orang. Tuk tuk pertama yg saya temui langsung menawarkan keliling semua destinasi wisata bangkok hanya dengan 100 baht saja.  Lha kok murah banget. Langsung saya iyakan dan kami mengambil dua tuk tuk dengan tujuan pertama grand palace. Setelah duduk, sopir tuk tuk menawarkan utk mengunjungi toko madu dulu. Saya tolak karena saya tdk berminat dg segala jenis madu (jangan salah mengartikan, maksudnya saya tdk berminat dg madu dalam arti sebenarnya yakni madu lebah). Tapi dia terus mendesak dan menunjukkan kertas yg di laminating dg tulisan bahasa inggris yg kalau diterjemahkan kurang lebih sebagai berikut. Mohon penumpang dapat singgah di toko madu walau tidak membeli karena sopir tuk tuk akan dapat bensin 5 liter dari rumah madu jika membawa penumpangnya ke sana.

Wah, ini pasti modus nih. Pantesan dia hanya minta pembayaran 100 baht saja atau setara 40 ribu rupiah. Saya jadi ingat dg pengalaman saya waktu ke bangkok dulu. Sopir tuk tuk menunjukkan kertas dg tulisan, jika sopir tuk tuk bisa membawa penumpang ke toko perhiasan maka dia akan dapat bensin 5 liter. Waktu itu saya sendirian dan tidak  diburu2 waktu. Jadi saya oke saja membantu dia utk mendapatkan bensin 5 liter.

Saya diturunkan di depan toko perhiasan yg menjual mutiara, intan, mas dan segala macam jenis perhiasan. Saya masuk dan disambut dg ramahnya oleh pelayan toko sambil menanyakan mau mencari apa. Saya jawab tidak mencari apa2, hanya lihat2 saja. Tidak disangka si pelayan malah marah dan saya diusir keluar. Sopir tuk tuk heran, kenapa saya cepat sekali. Saya bilang saya diusir karena tdk membeli apa2. Akhirnya sopir tuk tuk terpaksa mengantar saya sampai tujuan. Tentu saja dia tdk dapat bensin sama sekali.

Nah, sekarang modus inilah yg akan terulang lagi. Saya bilang ke istri ini modus. Tp kata istri gak apa2, kita coba saja. Jadilah kita mampir dulu ke toko madu. Di sana kami disambut ramah dan pelayan toko menerangkan segala jenis madu ke istri. Akhirnya istri membeli juga satu produk seharga 90 baht. Nah kan terjebak juga saya bilang. Gak kata istri. Ini memang dibutuhkan. Ya sudahlah kalau memang dibutuhkan kata saya walau dalam hati tetap tdk yakin.

Kami kembali ke tuk tuk dan saya minta sekarang langsung ke grand palace. Eh, tak dinyana, sekarang sopir tuk tuk malah menawarkan ke lokasi perahu pesiar di chao praya. Saya menolak krn mau langsung ke grand palace. Tapi dia maunya ke kapal dulu baru ke grand palace. Saya ngotot tetap tdk mau. Akhirnya dia menyuruh kami naik. Saya menegaskan lagi agar langsung ke grand palace. Lalu tuk tuk distarter dan perjalananpun dilanjutkan. Sekian lama kemudian istri menyenggol saya dan bilang kok kelihatannya ini mengarah kembali ke hostel. Saya lihat jalan, ternyata benar, kami sudah dekat ke hostel. Dan benar saja, kami sampai kembali ke pangkalan tuk tuk di tempat semula. Sudah jelas saya kesal sekali. Tapi mau bilang apa lagi. Saya turun tanpa bicara apa2 dan sopir itupun langsung pergi tanpa bicara apa2 juga. Kedua pihak sama2 marah. Saya marah karena waktu terbuang percuma selama 1 jam. Si sopir marah karena dia buang2 bensin mengantar saya. Saya sendiri tidak tahu apakah kedua sopir tuk tuk iti dapat bensin gratis 5 liter. Soalnya istri hanya belanja seharga 90 baht (36 ribu) sedangkan tuk tuk kedua yang mengangkut anak2 tentu saja tdk belanja apa2 di sana.

Sebenarnya di tengah perjalanan saya akan menawarkan solusi. Tdk usah mampir ke toko madu dan boat pesiar hanya utk mendapatkan bensin gratis 5 liter. Saya sdh berniat rela mengganti bensin 5 liter itu. Paling nilainya hanya 50.000 jika 1 liter bensin seharga 10rb. Karena itu saya menanyan ke dia berapa harga 5 liter bensin. Tapi jawaban dia membuat saya kesal. Katanya 500 baht. Artinya 100 baht per liter. Mana mungkinlah harga bensin 100 baht atau 40 ribu per liter. Karena itu saya tidak jadi menawarkan solusi mengganti 5 liter bensin itu. Dan akhirnya terjadilah apa yang saya ceritakan di atas.

Artikel Terkait