3. Tapi apakah yg terjadi? Setelah saya klik konfirm muncul notifikasi bahwa ada up date data dari maskapai bahwa harga berubah dari 900rb menjadi 1,3jt. Wah, ini sama saja dg memberi harapan palsu, krn sama saja dg 1,3jt. Akhirnya saya tunda lagi booking tiket.
Sore atau malamnya saya cek harga termurah masih 1,3jt. Akhirnya saya putuskan utk ambil saja, khawatir harga naik lagi. Yg penting masih dalam budget, demikian pertimbangan saya.
Sayapun melanjutkan proses sampai pada step konfirmasi pembelian. Eh, muncul lagi notifikasi bahwa ada up date data dari maskapai bahwa harga menjadi 1,5jt. Wah, ini sih mempermainkan saya namanya. Sayapun meradang krn berarti ini kenaikan 200rb atau total menjadi 1,2jt kenaikan shg melebihi budget saya. Tapi mau meradang ke siapa, toh ini sudah sistem. Akhirnya saya cancel saja, besok lanjutkan lagi.
Esok hari saya cek lagi. Harga masih sama 1,3jt. Saya proses lagi seperti kemarin. Alhamdulillah tdk ada notifikasi up date data dari maskapai. Sampai proses pembayaran, harga tetap 1,3jt. Dg mengucapkan bismillah sayapun memasukkan nomor kartu kredit dan terdebetlah 7,8jt dari kartu saya. Selesailah proses tiket pergi dg rute jakarta-bangkok, satu tiket direct tanpa transit. Berangkat tgl 1 juli jam 07.05 dari jakarta.
Selanjutnya saya memproses tiket pulang. Dari simulasi saya, lebih murah jika saya beli dua tiket bangkok-singapura dan singapura-jakarta daripada beli satu tiket bangkok-jakarta. Selisih totalnya sampai 1,2jt.
Singkat cerita, kejadian yg sama terulang lagi. Harga tiket berubah2. Awalnya sesuai budget, tahu2 ada update data sehingga melebihi budget. Pernah dapat juga tiket murah di bawah budget, pas dieksekusi, kembali dapat notifikasi melebihi budget. Sungguh mengesalkan. Proses ini makan waktu sehari lagi. Mana prosesnya harus manual dalam memasukkan data. Begitu satu tiket dicancel, saya harus mengetik ulang nama anggota keluarga satu per satu berikut tgl lahir dan nomor paspornya. Bayangkan, setiap cancel harus mengetik ulang 6 nama, 6 tgl lahir dan 6 nomor paspor. Harus punya banyak stok kesabaran demi mendapatkan tiket yg sesuai dg budget.
Demikianlah, singkat cerita setelah mencoba berbagai simulasi rute dan jam keberangkatan, ternyata rute bangkok-jakarta yg lebih murah. Padahal awalnya yg lebih murah adalah bangkok-singapura-jakarta. Ini terjadi gara2 harga tiket yang terus berubah2 dengan sesukanya.
Walau lebih murah, tapi hasil akhir tetap melebihi budget saya sedikit. Apa boleh buat, daripada nanti tambah mahal lagi kalau ditunda lagi, akhirnya saya ambil juga. Namun demikian masih masih ada lagi kabar menyedihkan lainnya. Walau saya beli satu tiket bangkok-jakarta, tapi tetap saja harus transit dulu di kuala lumpur. Dan transitnya tidak tanggung2, lamanya adalah 8 jam transit. Tapi mau bagaimana lagi. Lagi pula ini memang sudah menjadi pengetahuan umum kaum back packer. Semakin murah tiket, semakin tdk nyaman di perjalanannya. Ketidaknyamanan tersebut meliputi jadual yg tdk lazim, misalnya berangkat atau kedatangan jam 1 pagi. Waktu transit yang tidak lazim, misalnya 8 jam menunggu di bandara. Rute transit yg tdk lazim, misalnya mau ke dubai, tapi mutar dulu ke manila. Namun inilah konsekuensi jika nekat mau backpackeran. Mau travelling tapi budget cekak. Ceritanya bukan orang kaya tapi maunya travelling. Tapi apapun itu, yang penting bisa travelling.